*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Saya menemukan begitu banyak tokoh sejarah yang kurang terinformasikan. Faktanya banyak data yang kini dapat diakses dari sumber-sumber lama (koran dan majalah era Hindia Belanda) yang menunjukkan para tokoh itu penting dalam perjalanan sejarah menjadi Indonesia. Namun, semua itu tidak ada yang menulisnya, para ahli sejarah sengaja atau tidak sengaja mengabaikannya. Banyak para tokoh itu masuk dalam bagian sejarah nasional, tetapi karena ahli sejarah melupakan mereka, maka kenangan terhadap tokoh sejarah itu hanya ada (tersembunyi) di tingkat kelaurga.
Lantas bagaimana sejarah keluarga dan keluarga sejarah? Seperti disebut di atas, banyak tokoh-tokoh yang terlupakan dalam sejarah Indonesia di berbagai daerah. Namun disayangkan para tokoh itu kurang terinformasikan. Sudah waktunya para ahli waris sang tokoh turut menginformasikan ke publik. Selama ini kita hanya terbiasa deangan buku-buku biografi dan otobiografi. Tentu saja upa pembuatan biografi adalah inisiatif yang baik dari keluarga apakah sang pelaku sejarah atau anggota keluarganya, tetapi itu bisanya datang dari keluarga mampu. Lalu bagaiamana dengan keluarga sejarah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Sejarah Keluarga: Tokoh Sejarah dalam Sejarah Indonesia
Belum lama ini heboh, Buku Kamus Sejarah Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak terdapat nama tokoh sejarah (pendiri) NU Hasyim Asy'ari. Tentu saja kalangan NU melakukan protes. Buku itu juga tidak memasukkan tokoh sejarah Indonesia sekelas Jenderal Abdul Haris Nasution. Tentu saja keluarga (marga) Nasution mendongkol. Begitulah salah satu contoh tentang kasus penulisan sejarah Indonesia. Kita bisa bayangkan, seberapa banyak tokoh sejarah Indonesia yang dipinggirkan atau sengaja dikerdilkan (sehingga tidak masuk dalam sejarah nasional). Dalam konteks inilah pentingnya Keluarga sejarah dalam sejarah keluarga mengambil bagian dalam penulisan sejarah (nasional) Indonesia.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Keluarga Sejarah: Upaya Melengakapi Sejarah Indonesia
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar