*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Alexander
Evert (AE) Kawilarang dan Abdul Haris (AH) Nasution adalah dua tokoh penting
dalam sejarah yang satu kelas di Akademi Militer Bandoeng (1940-1941). Satu
teman mereka satu kelas adalah TB Simatupang. Lantas bagaimana kiprah mereka
dalam perang kemerdekaan? Kolonel AE Kawilarang bersama Mayor Ibrahim Adji
membantu Mayor Jenderal Abdul Haris Nasution di kampongnya di Tapanuli Selatan.
Mengapa begitu? Mayor Jenderal Abdul Haris Nasution sangat sibuk sebagai
komandan Siliwingi di Jawa Barat. Lalu siapa Pierre Tendean? AE Kawilarang meminta
Letnan Pierre Tendean untuk mengawal habis Jenderal Abdul Haris Nasution.
Dalam perang kemerdekaan, Kapten Ibrahim Adji
adalah komandan perang di Tjitajam (Bogor Utara), di bawah komando Letnan
Kolonel AE Kawilatang di Divisi Siliwangi (Bogor dan Sukabumi). Panglima Divisi
Siliwangi adalah Kolonel Abdul Haris Nasution. Oleh karena itu dalam jajaran
militer selama perang kemerdekaan, AH Nasution, AE Kawilarang dan Ibrahim Adji
garis lurus. Hal itulah mengapa Abdul Haris Nasution ‘mengutus’ AE Kawilarang
dan Ibrahim Adji ke Tapanuli Selatan pada Agresi Militer II untuk membantu
Mayor Maraden Panggabean. Pada saat terjadi peristiwa G 30 S/Pakai (1965), tujuh
jenderal terbunuh termasuk Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Achmad Yani dan
Pierre Tendean sang ajudan terbunuh di rumah Abdul Haris Nasution (Kepala Staf
Angkatan Bersenjata). Jenderal Abdul Haris Nasution juga kehilangan putrinya Ade
Irma Suryani (tertembak). Dalam perkembangannya, Presiden Soekarno berusaha
memecat Soeharto (Panglima KOSTRAD) karena dianggap bertanggung jawab atas terjadinya
kerusuhan di Jakarta. Ia ingin menggantikannya dengan Mayor Jenderal Ibrahim
Adjie, komandan Divisi Siliwangi yang ditempatkan di Jawa Barat. Namun, menurut
koresponden, Ibrahim Adjie menolak tawaran Soekamo (lihat Twentsch dagblad
Tubantia, 12-03-1966). Mengapa Ibrahim Adji menolak? Suatu teka-teki. Apakah
Jenderal Abdul Haris telah memberi pesan kepada Ibrahim Adji agar tetap di
posnya di Bandoeng (biar selamat)?
Lantas
bagaimana sejarah hubungan Abdul Haris Nasution, Alex E. Kawilarang, Ibrahim
Adji dan Pierre Tendean? Seperti disebut di atas, keempat militer berbeda
pangkat tersebut saling dekat satu sama lain. Lalu mengapa AE Kawilarang
mengundurkan diri dari militer, Abdul Haris Nasution dan Pierre Tendean
tertembak, dan Ibrahim Adji menolak untuk menggantikan Mayor Jenderal Soeharto
di KOSTRAD? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.