Rabu, 22 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (308): Pahlawan Nasional LN Palar, Sang Diplomat; Sejarah SDAP Partij di Indonesia dan Belanda-NIP

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

LN Palar adalah seorang pahlawan Indonesia yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional. LB Palar tidak terlalu dikenal luas seperti Ratulangi dan Maramis. Hal itu boleh jadi karena sejarah LN Palar sendiri kurang terinformasikan. Sebagai Pahlawan Nasional, tentu saja penulisan sejarah LN Palar masih diperlukan.

Lambertus Nicodemus Palar (5 Juni 1900 – 13 Februari 1981). menjabat sebagai diplomat (dubes) termasuk sebagai perwakilan Indonesia PBB. Ayah Gerrit Palar, penilik sekolah dan ibu Jacoba Lumanauw. Palar telah dianugrahi gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 8 November 2013. Palar masuk sekolah MULO di Tondano, kemudian AMS B di Yogyakarta. Di AMS B Yogyakarta menjadi anggota organisasi pemuda Jong Minahasa. Pada tahun 1922, Palar `meneruskan ke THS te Bandoeng namun sekitar satu tahun. karena sakit, Palar menghentikan kuliahnya dan kembali ke Minahasa. Palar bekerja di KPM. Pada tahun 1924 Palar kembali kuliah (di Rechtshoogeschool te Batavia). Pada tahun 1928, Palar pindah ke Belanda. Pada tahun 1930, Palar menjadi anggota Sociaal-Democratische Arbeiders Partij (SDAP). Palar menjabat sebagai sekretaris Komisi Kolonial SDAP dan Nederlands Verbond van Vakverenigingen (NVV) mulai Oktober 1933. Dia juga adalah direktur Persbureau Indonesia di Belanda. Pada tahun 1938, Palar sempat pulang ke tanah air bersama isterinya, Johanna Petronella Volmers yang dinikahi pada tanggal 26 Juni 1935. Selama pendudukan Jerman di Belanda Palar bekerja di laboratorium Van der Waals dan juga bekerja sebagai guru bahasa Melayu dan sebagai gitaris orkestra keroncong. Sementara perang, Palar dan istrinya tergabung dalam gerakan bawah tanah anti-Nazi. Setelah perang, Palar terpilih menjadi anggota Tweede Kamer dari partai Partij van de Arbeid (PvdA), sebuah partai baru yang bermula dari SDAP. Palar kemudian mengundurkan diri sebagai anggota parlemen dan anggota PvdA. Palar bergabung dengan usaha pengakuan internasional kemerdekaan Indonesia dengan menjadi Wakil Indonesia di PBB pada tahun 1947. Posisi ini dijabatnya sampai tahun 1953 (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah LN Palar? Seperti disebut di atas, LN Palar dapat dikatakan salah aktivis SDAP baik di Hindia Belanda (baca: Indonesia) maupun di Belanda. LN Palar pernah menjadi perwakilan pemerintah Indonesia di New York. Lalu bagaimana sejarah LN Palar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Nasional LN Palar: Sang Diplomat

LN Palar lulus ujian akhir di AMS Jogjakarta pada tahun 1922 (lihat De expres, 08-05-1922). Disebutkan ujuan akhir AMS Jogja 7 Mei antara lain Palar, Koesoemaningrat dan Soemani, M Anwari, Soetono Soemani dan Koesoemaningrat melanjutkan studi ke sekolah teknik Technische Hoogeschool (THS) di Bandoeng. Pada tahun 1923 mereka berdua lulus ujian naik dari kelas satu ke kelas dua (lihat De Indische courant, 07-05-1923). Tidak ada nama Palar sebagaimana disebut di atas (kutipan dari Wikipedia).

Nama-nama lainnya yang naik kelas dua antara lain adalah M Anwari, H Laoh, Marsito, AH Ondang, Soekarno, M Soetono dan Soetoto. Dari semua satu kelas tidak ada yang tinggal kelas ataupun menunda. Pada tahun berikutnya yang masuk antara lain GM Noor, M Putuhena dan Djanakoem. THS Bandoeng dibuka pada tahun 1921. Lama studi empat tahun. Kandidat mahasiswa yang diterima adalah lulusan HBS 5 tahun AMS (6 tahun). Soekarno berasal dari HBS 5 tahun di Soerabaja. M Anwari berasal dari AMS Bandoeng. M Putuhena dan lainnya berasal dari AMS Batavia.

LN Palar diduga setelah lulus AMS (Mei 1922) berangkat ke Belanda. Namun tidak lama kemudian kembali pulang. Ini dapat dilihat nama-nama penumpang kapal ss Rembrandt yang berangkan 1 September dari Amsterdam dengan tujuan Batavia (lihat Algemeen Handelsblad, 31-08-1923). Namun yang menjadi pertanyaan apa yang menjadi tujuan LN Palar ke Belanda, apakah studi atau urusan keluarga? Boleh jadi urusan yang terkait dengan KPM. Seperti disebut di atas mengutip Wikipedia sempat bekerja di KPM Manado sebelum kembali ke Batavia untuk mengikuti sekolah hukum di Rechthoogeschool tahun 1924.

Rechthoogeschool di Batavia dibuka pada tahun 1924. Ini mengindikasikan bahwa LN Palar akan masuk di sekolah hukum tersebut sebagai angkatan pertama. Namun, bukankah LN Palar jurusan IPA dari sekolah AMS Jogjakarta? Berdasarkan   Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 07-07-1925 dan Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 16-07-1926 yang lulus ujian di Rechthoogeschool baik untuk ujian kandidat pertama maupun untuk ujian kandidat kedua tidak ada nama LN Palar? Nama-nama yang ada untuk grup ujian kandidat pertama antara lain adalah Mas Soegondo dan ujian kanditar kedua antara lain Djokomarsais. Lalu kemanakah LN Palar melanjutkan studi setelah lulus AMS? Apakah LN Palar langsung bekerja di KPM?

Pada tahun 1928 LN Palar berangkat ke Belanda dengan menumpang kapal Tabanan (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 03-08-1928). Disebutkan kapal ss Tabanan dari Batavia tanggal 4 Agustus dengan tujuan akhir Amsterdam, para penumpang diantaranya LN Palar. Kapal akan merapat di pelabuhan Amsterdam pada tanggal 4 September 1928 (lihat De avondpost, 04-09-1928). Tampaknya LN Palar ke Belanda sebagai salah satu kader SDAP dari Hindia. Hal ini terlihat dari artikelnya di surat kabar Het volk: dagblad voor de arbeiderspartij, 03-11-1930 yang berjudul Militaire Glorie..

SDAP (Sociaal Democratische Arbeiderspartij) adalah Partai Buruh Sosial-Demokrat, suatu partai politik sosialis di Belanda. Disebutkan SDAP sudah eksis di Hindia dan terdapat di 10 kota terbesar. Sedangkan di Belanda terdapat di 43 kota. Organ dari partai ini di Belanda adalah surat kabar Het volk: dagblad voor de arbeiderspartij. Di Hindia ada irisan antara SDAP dan partai Netionale Indisch Partij (NIP)—yang dibentuk oleh EF Douwes Dekker, Dr Tjiptomangoenkosoemo dan Soewardi Soerjaningrat (kombinasi Indo dan pribumi). Pada tahun 1912 tiga tokoh ini melakukan agitasi terhadap otoritas pemerintah sehingga ketiganya diasingkan dan NIP kemeudian dibubarkan. SDAP sangat dekat gerakan buruh, di Hindia buruh perkeretaapian. Setelah NIP dibubarkan, SDAP di Hindia tetap tumbuih dan eksis. Besar dugaan LN Palar adalah salah satu kader muda dari golongan pribumi. Dalam perkembanganya, kebijakan pemerintah yang membedakan orang Indo dan pribumi, SDAP hanya berkembang pesat diantara orang Belanda atau Indo dan orang pribumi yang merasa lebih dekat dengan orang Belanda (Indo)..

LN Palar sebagai kader SDAP diduga sejak sekolah AMS. Hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa LN Palar tidak melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi semisal THS dan RHS karena sudah memandang gerakan SDAP lebih sesuai jalan hidupnya dan telah menyita perhatiannya. Seperti disebutkan di atas, LN Palar pada tahun 1923 pulang dari Belanda (yang diduga LN Palar ke Belanda selepas lulus AMS di Jogja bulan Meui 1923).

Wadah SDAP di Hindia adalah perhimpoenan sosial demokrattis Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Dalam artikel LN Palar yang dimuat pada surat kabar Het volk : dagblad voor de arbeiderspartij, 24-11-1930 yang pada bian pertama artikel dengan judul Noncooperative in Indonesie menyatakan dirinya adalah sebagai representasi ISDP dan saya pribadi menemukan nilai batin di SDAP/ISDP (yang berseberangan dengan pemerintah Belanda dan pemerintah Hindia Belanda). Meski ada persamaan visi misi (non-cooperative dan kemerdekaan Indonesia), tentu saja antara SDAP/ISDP berbeda dengan partai nasionalis yang telah dibentuk Ir Soekarno ddk (PNI). Dalam hal ini paham sosialis)-demokratis) ke luar berbeda dengan paham nasional (ke dalam). Sejak dari awal SDAP/ISDP sulit menyatu dengan organisasi yang lainnya seperti Insulinden, SI, dan NIP/PNI dan menjadi sebab ISDP memudar (lalu kemudian bermetamorfosis menjasi Perhimpoenan Komunis Indonesia/Partai Komuns Indonesia), tetapi SDAP tetap eksis di Belanda. LN Palar ke Belanda menyuarakan jiwa ISDP (bukan PKI) bersama SDAP.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah Sociaal Democratische Arbeiders Partij-SDAP di Indonesia dan di Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar