*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini
Sebelum
kehadiran orang-orang Eropa, wilayah Papua sudah sejak lama ditemukan para
pedagang-pedagang yang berbasis di Maluku. Tampaknya pengaruh Hindoe-Boedha
tidak sampai ke wilayah di timur kepulauan Maluku. Baru pada era Islam, para
pedagang-pedagang di Maluku khususnya di Ternate (Halmahera) mencapai Papua. Nama
Papua diberikan oleh para pedagang-pedagang tersebut berdasarkan lingua franca bahasa
Melayu: Poea-Poea lalu bergeser menjadi Papoea.
Secara historis, pulau Papua tidak berada di
utara Australia, tetapi berada di sebelah timur (tenggara) kepulauan Maluku.
Maksudnya sebelum Australia ditemukan, para pedagang-pedagang di kepulauan Maluku
sudah mengenal wilayah Papua, suatu wilayah yang luas yang tidak jauh dari
kepulauan Maluku. Sebagaimana diketahui pelaut-pelaut Eropa pertama mencapai
kepulauan Maluku adalah pelaut-pelaut Portugis pada tahun 1511. Jauh sebelum
kehadiran Portugis, kota-kota pelabuhan di kepulauan Maluku sudah sangat ramai
seperti di Banda, Seram, Boeroe, Ternate dan sebagainya. Sejak kehadiran
orang-orang Portugis dan Spanyol, pengetahuan orang Eropa semakin bertambah dan
mulai mendefinisikan pembagian wilayah geografi dan etnografi meski kini
dianggap tidak tepat, yakni Austronesia (wilayah Indonesia barat) dan Melanesia
(wilayah Indonesia timur: NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat).
Lalu kemudian, masih dari pengetahuan Eropa, tanah (orang) Papua diberi nama Guinea
baru (New Guinea), yang tampaknya, meski tidak tepat, mengacu pada Guinea di
benua Afrika (Guinea lama).
Lantas
bagaimana sejarah awal penemuan Papua? Seperti disebut di atas nama Papua merujuk pada
bahasa Melayu. Namun yang dimaksud awal penemuan Papua hanya merujuk pada
sumber-sumber Eropa saja. Lalu sejak kapan Papua ditemukan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.