*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Apakah ada hubungan Jawa bagian timur dengan Sumatra bagian utara? Tentu
saja. Namun kurang terinformasikan. Hubungan Sumatra bagian utara dan Jawa
bagian timur tidak hanya pada masa kini. Hubungan itu sudah ada tidak hanya
sejak lahirnya Nahdlatul Ulama (NU) bahkan sejak era Singhasari. Bagaimana
bisa? Nah, itu dia. Meski Sumatra bagian utara di ujung utara pulau Sumatra dan
Jawa bagian timur di ujung pulau Jawa terkesan berjauhan, sebenarnya bukan
tidak ada hubungan, hanya saja yang jelas kurang terinformasikan.
Wilayah Nusantara, kini mereduksi menjadi Indonesia,
bukanlah wilayah yang besar, tetapi wilayah kecil di dalam permukaan peta bumi.
Oleh karena itu jarak antara Sumatra bagian utara dan Jawa bagian timur dapat
dikatakan cukup dekat. Kedekatan itu tidak hanya dirasakan pada masa kini,
tetapi bahkan sejak zaman kuno. Kedekatan itu misalnya bahwa wali kota Surabaya
di Jawa bagian timur adalah Radjamin Nasution yang berasal dari Sumatra bagian
utara. Pada era Hindia Belanda, basis Nahdlatul Ulama (NU) hanya terdapat di Jawa
bagian timur dan Sumatra bagian utara, pada era Pemerintah Republik Indonesia
pada saat Partai NU didirikan yang ikut berpartisipasi pada Pemilu 1955 diinisiasi
dan dan diketuai oleh tokoh asal Sumatra bagian utara Zainoel Arifin Pohan
(ayah berasal dari Baroes, ibu berasal dari Kotanopan). Namun yang nyaris
kurang terinformasikan bahwa hubungan itu sudah ada sejak era Singhasari.
Bagaimana bisa? Menurut Schnitger (1935) Raja Kertanegara dari Singhasari
adalah pendukung fanatik agama Boedha Batak (sekte Bhairawa).
Lantas
bagaimana sejarah hubungan antara Jawa bagian timur dengan Sumatra bagian
utara? Seperti disebut di atas, bahwa Indonesia itu sejak era nusantara sangat
kecil (di atas peta permukaan bumi). Oleh karena itu dimungkinkan terjadi
interaksi antara Sumatra bagian utara dengan Jawa bagian timur. Bagaimana itu
bisa terhubung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.