Selasa, 12 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (166): Siapa Kritikus Era Presiden Soekarno? Kritikus-Kritikus Pemerintahan Era Hindia Belanda

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Setiap era pemerintahan, di berbagai negara, selalu ada pengkritik (kritikus), Dalam hal ini juga termasuk di Indonesia. Pada masa ini dengan mudah dilihat jejak digital siapa saja yang menjadi kritikus pemerintahan di Indonesia pada era Presiden SBY dan pada eea Presiden Jokowi (kebetulan kedua presiden ini sama-sama menjabat dua periode). Oleh karena jejak digital masih bisa dibaca, maka tidak perlu ditulis lagi. Lantas bagaimana pada era Presiden Soekarno? Tampaknya masih samar-samar siapa saja yang menjadi kritikus pemerintahan pada era Presiden Soekarno.

Pada era pemerintahan era Presiden Soekarno, khususnya pada periode 1950-1965 situasi dan kondisi di Indonesia sangat labil. Itu dimulai dari ketegangan sesaat dalam penerapan sistem pemerintahan yang bersifat federalis (RIS), lalu muncul ketegangan antara Pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Belanda. Habis itu muncul ketegangan di dalam negeri yang terkait dengan kegiatan pemberontakan di sejumlah daerah yang puncaknya peristiwa PRRI/Permesta. Situasi terus labil ketika soal Irian Barat tidak hanya karena pertikaian antara Kerajaan Belanda dan Pemerintah Indonesia juga soal pengaruh asing (Inggris, Australia dan Amerika Serikat) yang puncaknya peristiwa Ganjang Malaysia. Pada akhir pemerintahan era Presiden Soekarno ini soal gonjang-ganjing politik yang mencapai puncaknya peristiwa G 30 S/PKI. Dalam konteks inilah kita dapat mengidentifikasi bagaimana perihal kritikus.

Lantas bagaimana sejarah kritikus era pemerintahan di Indonesia khususnya pada era Presiden Soekarno? Seperti disebut di atas, situasi dan kondisi pada pemerintahan era Presiden Soekarno sangat labil dan permasalahan bangsa hampir tidak ada putusnya. Ini beberda dengan masa kini terutama era Presiden SBY dan era Presiden Jokowi yang relatif tenang tetapi soal kritikus itu tidak pernah reda. Lalu bagaimana dengan era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Siapa Kritikus Era Presiden Soekarno?

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kritikus-Kritikus Era Pemerintahan Hindia Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar