*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Dengan mengingat Armijn Pane, akan teringat Sanoesi Pane. Dua tokoh sastrawan dan bidang kebudayaan pada zamannya. Mengingat Armijn Pane dan Sanoesi Pane akan teringat pula pahlawan Indonesia yang telah ditabakan sebagai Pahlawan Nasional, Prof Drs Lafran Pane (pendiri HMI di Jogjakarta, 1947). Ketiganya terhubung karena memiliki orang tua yang sama di Padang Sidempoean. Saudara perempuan mereka yang tertua bernama Poetir Chairani Pane menikah dengan Dr Tarip Siregar (peneliti terbaik era Hindia Belanda). Salah satu cucu mereka adalah Prof Sangkot Marzuki, Ph.D (mantan Direktur Lembaga Eijkman).
Lantas bagaimana sejarah Armijn Pane? Seperti disebut di atas, Armijn Pane (adik dari Sanoesi Pane dan abang dari Lafran Pane) adalah sastrawan besar Indonesia. Ayah mereka adalah pensiunan guru yang juga sastrawan lokal dengan novelnya yang terkenal Tolbok Haleon (Hati yang Kemarau), roman pertama kali terbit di Medan tahun 1933. Lalu bagaimana sejarah Armijn Pane? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.