*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Mayor adalah pangkat tertinggi dari
para pemimpin komunitas pada era Pemerintah Hindia Belanda. Pangkat di bawahnya
kapten dan yang paling rendah letnan. Tingkatan kepangkatan ini biasanya di
dasarkan pada besar kecilnya populasi komunitas. Kepangkatan diberikan kepada komunitas
Cina, Arab, India dan juga dalam kondisi tertentu diberikan kepada komunitas
pribumi. Level pangkat mayor umumnya di wilayah kota besar seperti Batavia,
Soerabaja, Semarang dan Medan.. Salah satu mayor Cina di Batavia adalah Khouw
Kim An.
Majoor Khouw Kim An (lahir di
Batavia, 2, Juni, 1875- meninggal di Tjimahi, 6, September, 1945) adalah
seorang baba bangsawan, tokoh masyarakat, tuan tanah dan Majoor der Chinezen
yang terakhir di Batavia. Ia dikenang sebagai pemilik terakhir Candra Naya,
yang disebut juga "Rumah Majoor", satu-satunya dari tiga rumah
keluarga Khouw di Molenvliet (sekarang Jalan Gajah Mada) yang masih tersisa. Sang
Majoor adalah anggota keluarga Khouw van Tamboen - salah satu wangsa baba
bangsawan paling terkemuka di Hindia Belanda. Trah mereka berasal-usul dari
hartawan Khouw Tjoen, seorang pedagang dari propinsi Hokkien di Tiongkok yang
berimigrasi ke Tegal, dan pada akhirnya menetap di Batavia pada abad ke-18.
Anaknya, Khouw Tian Sek, dapat dibilang pendiri kejayaan keluarga. Ia adalah
raja penggadaian di Batavia yang membeli banyak tanah di Kota Tua dan
tanah-tanah partikelir di seputar Batavia. Tanah partikelir utamanya adalah
Tamboen, Pusat pemerintahan tanah partikelir adalah Landhuis Tamboen, yang kini
adalah Gedung Juang Tambun. Ia jugalah yang membangun Candra Naya sebagai kediaman
utama keluarga besarnya. Khouw Tian Sek mempunyai tiga orang putra, Khouw Tjeng
Tjoan, Khouw Tjeng Kie dan Khouw Tjeng Po, yang semuanya diangkat menjadi
Luitenants-titulair der Chinezen. Kepemimpinan keluarga bergilir dari anak ke
anak, dan kemudian dari si bungsu Khouw Tjeng Po, Luitenant der Chinezen ke
putra tertuanya, yaitu Khouw Yauw Kie, Kapitein der Chinezen, dan ke adiknya,
Khouw Yauw Hoen Sia, dan pada akhirnya ke sepupu mereka, Khouw Kim An, Majoor
der Chinezen. Khouw menikah dengan Phoa Tji Nio, putri satu-satunya dari tokoh
masyarakat dan baba bangsawan Phoa Keng Hek, pendiri dan presiden perdana Tiong
Hoa Hwee Koan. Khouw ditunjuk menjadi Luitenant der Chinezen pada tahun 1905,
kemudian Kapitein pada tahun 1908, dan akhirnya Majoor pada tahun 1910. Jenjang
kariernya sangat pesat karena latar belakang keluarganya dan keluarga istrinya.
Pada tahun 1920, ia diangkat dengan Dekret Kerajaan menjadi ‘Officier der Orde
van Oranje Nassau’. Ketika perkunjung ke Negeri Belanda pada tahun 1927, ia
diterima secara resmi oleh Ratu Wilhelmina. Saat dirgahayu ke-25 sebagai opsir
Tionghoa pada tanggal 10 Februari 1930, Sri Ratu menganugrahkan 'Groote Gouden
Ster voor Trouw en Verdienste' kepada sang Majoor (Wikipedia)
Lantas
bagaimana sejarah Majoor
Khouw Kim An?
Seperti disebut di atas, Khouw Kim
An adalah mayor Cina terakhir di Batavia. Lalu bagaimana sejarah Majoor Khouw Kim An?
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.