Kamis, 13 Februari 2025

Sejarah Diaspora (3): Orang Indonesia di Australia di Masa Lalu hingga Masa Kini; Pulau Cocos, Pulau Natal dan Kota Darwin


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Diaspora dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini banyak diaspora Indonesia di Australia karena alasan studi dan bekerja. Namun bukan itu yang dimaksud. Orang Indonesia di Australia keberadaannya sudah lama ada, bahkan sejak era VOC. Para migran asal Indonesia terus berlanjut hingga masa Pemerintah Hindia Belanda. Bagaimana bisa? Yang jelas sebelum keberadaan orang Inggris di Australia, sudah menjadi wilayah perdagangan orang Belanda.


Australia, dengan nama resmi Commonwealth of Australia, negara di belahan bumi selatan yang terdiri dari daratan utama benua Australia, pulau Tasmania, dan berbagai pulau kecil seperti di Samudra Hindia. Sejarah Australia sendiri dimulai penjelajah Belanda, Willem Janszoon, mencapai Australia tahun 1606. Pada tahun 1770, penjelajah Inggris, James Cook mencapai Australia di Sydney. Lalu Inggris mendirikan koloni penjara pada 7 Februari 1788. Hingga permulaan abad ke-19, Australia masih dikenal sebagai Nieuw-Holland, nama yang pertama kali diberikan oleh penjelajah Belanda, Abel Tasman, pada tahun 1644. Nama Australia baru kemudian dipopularkan oleh penjelajah Matthew Flinders, sejak tahun 1804. Gubernur Lachlan Macquarie menetapkan nama Australia tahun sebagai pengganti Nieuw-Holland tahun 1817. Pada tahun 1824, Kantor Angkatan Laut mengadopsi nama Australia. Pada pertengahan abad ke-19, ditemukan tambang emas di Australia sehingga para imigran berdatangan (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah orang Indonesia di Australia di masa lalu hingga ke masa kini? Seperti disebut di atas, Australia sudah dikenal di Indonesia bahkan sejak era VOC. Salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah keberadaan pulau Cocos, pulau Natal, kota Darwin di daratan benua Australia. Lalu bagaimana sejarah orang Indonesia di Australia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 11 Februari 2025

Sejarah Diaspora (2):Keberadaan Awal Mula Orang Indonesia di Amerika Serikat, Sejak Kapan? Siapa Saja Para Diaspora Pertama


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Diaspora dalam blog ini Klik Disini

Kisah tentang orang Indonesia di Amerika Serikat tentulah menarik diperhatikan. Hingga kini, jumlah diaspora Indonesia di Amerika Serikat sudah pun sangat banyak. Yang menjadi pertanyaan bagaimana itu semua bermula. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, sejarah seharusnya memiliki permulaan. Siapa sajakah orang Indonesia pertama di Amerika Serikat? 


Kisah Orang Indonesia Berkarir di Angkatan Darat Amerika. 50 menit yang lalu. Leonard Triyono. VOA. Kristania Virginia Besouw dianugerahi gelar Miss Indonesia tahun 2006 mengikuti kontes Miss World di Polandia, meninggalkan Indonesia dan membangun hidup baru di Amerika Serikat. Meskipun telah berpindah kewarganegaraan dan menetap di Amerika, Kristy yang menjadi sersan di di Angkatan Darat Amerika Serikat mengaku tetap cinta Indonesia dan merindukan banyak hal termasuk makanannya. Saya ngidam cakalang, jadi minta dikirim dari Indonesia, dari Manado”. Rosita Aruan Orchid Baptiste anggota Angkatan Darat AS dengan pangkat Letnan Kolonel, kepada VOA, perempuan Batak lahir dan dibesarkan di Sumatra Utara. Lulus dari Fakultas Hukum di Universitas Sumatera Utara, awalnya sebagai jurnalis di Jakarta tahun 1997. Perjalanan Letnan Kolonel Rosita Aruan Orchid Baptiste dan Sersan Kristania Virginia Besouw juga dialami oleh pria Indonesia berdinas di Angkatan Darat AS. Letnan Kolonel Bill Kadarusman datang ke Hawaii sebagai mahasiswa. Meskipun telah menjadi warga negara Amerika, Bill menegaskan cintanya pada Indonesia (https://www.voaindonesia.com) 

Lantas bagaimana sejarah keberadaan awal orang Indonesia di Amerika Serikat sejak kapan? Seperti disebut di atas, pada masa ini sangat banyak diaspora Indonesia di Amerika Serikat, jadi siapa saja para diaspora pertama. Lalu bagaimana sejarah keberadaan awal orang Indonesia di Amerika Serikat sejak kapan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 08 Februari 2025

Sejarah Diaspora (1): Orang Indonesia di Kaledonia Baru di Pasifik; Migran dari Jawa Sejak 1896, Konsulat Indonesia Sejak 1951


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Diaspora dalam blog ini Klik Disini

Banyak diaspora asing di Indonesia yang telah menjadi warga negara Indonesia termasuk dari Belanda; sebaliknya banyak diaspora Indonesia di Belanda yang sudah menjadi warga negara Belanda. Bagaimana dengan di negara lainnya? Mari kita selidiki satu per satu dimulai dari negara Kaledonia Baru di Pasifik.


Kaledonia Baru (Nouvelle-Calédonie) awalnya sebuah departemen (wilayah kabupaten) luar negeri Prancis di Oseania. Wilayah ini ditemukan James Cook tahun 1774 dan memberi nama Kaledonia Baru. Prancis mengambil alih wilayah ini tahun 1853 dan membangun Noumea sebagai kota utama yang sejak 1864 hingga 1897 dijadikan sebagai lokasi pembuangan sebanyak 22.000 tahanan. Gubernur Paul Feillet kemudian menghapuskan hukuman para tahanan, yang lalu disusul mendatangkan migran pekerja dari Asia di Kaledonia Baru. Dalam konteks Koeli Ordonantie 1880 untuk perkebunan Belanda di Sumatra, Prancis meminta buruh kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk dipekerjakan di pertambangan nikel dan perkebunan di Kaledonia Baru. Migran pekerja pertama dari Jawa dikirim 170 pekerja dan tiba di Kaledonia pada 16 Februari 1896. Selepas Perang Pasifik, 1946, Kaledonia Baru tetap menjadi wilayah luar negeri Prancis. Konsulat Indonesia dibuka  di Noumea 13 Mei 1951 yang dipimpin Susetyo (1951-1953). Tahun 1953, status kewarganegaraan Prancis diberikan kepada semua warga Kaledonia Baru, tanpa memandang etnis dan status. Konsul Indonesia berikunya adalah Abdul Gani Samil, 1953–1958 (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah orang Indonesia di Kaledonia Baru di Pasifik? Seperti disebut di atas, banyak diaspora Indonesia di berbagai tempat di berbagai belahan dunia termasuk Kaledonia baru. Ini semua bermula adanya migran yang didatangkan dari Jawa sejak 1896 yang kemudian diduga menjadi dasar pembentukan konsulat Indonesia di Kaledonia Baru sejak 1951. Lalu bagaimana sejarah orang Indonesia di Kaledonia Baru di Pasifik? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 06 Februari 2025

Sejarah Jakarta (122): Tan Joe Hok, Juara Bulu Tangkis di Indonesia Juara All England 1959; Then Giok Soei, 1934, S Loebis, 1935


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Pada era Pemerintah Hindia Belanda, bulu tangkis (badminton) di Indonesia bukan diperkenalkan orang-orang Inggris dan Belanda tetapi justru orang-orang Amerika tahun 1908. Raja badminton pertama di Batavia adalah The Giok Soei (Juara Badminton West Java,1934), raja badminton di Soerabaja adalah S Loebis (Juara Badminton Oost Java, 1935). Bagaimana di era Republik Indonesia? Tan Joe Hok juaranya.


Tan Joe Hok alias Hendra Kartanegara lahir 11 Agustus 1937 adalah pemain bulu tangkis Indonesia di era tahun 1950-an hingga 1960-an. Ia adalah putra Indonesia pertama yang menjuarai All England tahun 1959 setelah mengalahkan kompatriotnya, Ferry Sonnevile di final. Tan Joe Hok juga meraih medali emas Asian Games tahun 1962. Selain itu, Ia bersama enam pebulu tangkis Indonesia lainnya merebut Piala Thomas untuk pertama kalinya tahun 1958. Tan Joe Hok bersama dengan Ferry Sonneville, Lie Poo Djian, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Eddy Jusuf, dan Olich Solihin merupakan perintis Tim Thomas Indonesia yang dikenal sebagai “tujuh pendekar" bulu tangkis tanah air. Mereka berhasil menjuarai Piala Thomas 1958 setelah menaklukkan juara bertahan Malayadengan skor 6-3 di Singapore Badminton Hall, Singapura. Dalam perebutan Piala Thomas tersebut, Tan Joe Hok bermain sebagai pemain tunggal sekaligus pemain ganda berpasangan dengan Lie Poo Djian (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Tan Joe Hok, juara bulu tangkis Indonesia hingga juara All England 1959? Seperti disebut di atas, permainan bulu tangkis sudah lama dikenal di Indonesia. Dua pemain terkenal di era Hindia Belanda adalah Then Giok Soei, 1934 dan S Loebis, 1935. Lalu bagaimana sejarah Tan Joe Hok, juara bulu tangkis Indonesia hingga juara All England 1959? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 04 Februari 2025

Sejarah Jakarta (121):Film di Jakarta Tempo Doeloe; Hal Sebenarnya Tentang Film Mina, Het Dienstmeis Je Gaat Inkoopen Doen1915


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini banyak video dalam bentuk sinematik tempo doeloe di era Pemerintah Hindia Belanda yang diupload di Youtube. Video-video tersebut diinterpretasi secara bebas yang ada kalanya terkesan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. Dua antara video-video tersebut adalah bejudul Mina, Het Dienstmeis Je Gaat Inkoopen Doen (1915) yang diterjemahkan salah sebagai Mina dan Juragan Belanda dan berjudul Het leven der Europeanen in Indie (JC Lamster, 1912). Bagaimana dengan film Loetoeng Kasaroeng?


Film cerita pertama yang dibuat di Indonesia adalah film Loetoeng Kasaroeng, bikinan L. Heuveldorp dan G. Krugers di Bandung. Film garapan 1926 di bawah naungan Java Film Company ini menampilkan cerita rakyat daerah Priangan (Jawa Barat). Film tersebut diproduksi menggunakan peralatan seadanya. Ceritanya pun dibuat secara sederhana. Namun, film ini bisa dibilang meledak di pasaran, sampai diputar enam hari berturut-turut dari 31 Desember 1926 hingga 6 Januari 1927. Pada 1928, barulah Wong Bersaudara (Nelson, Joshua, dan Othnil) membuat film Lily van Java lewat perusahaan film bernama Halimun Film di Surabaya. Film ini tergolong sukses dan Halimun Film berubah menjadi Batavia Motion Picture dan pindah ke Jakarta. Film produksi Batavia Motion Picture tercatat antara lain Melatie van Java (1928), Si Conat (1929), dan Si Pitung (1932). Tak berselang lama setelah Halimun Film berdiri, Tan Khoen Hian mendirikan Tan’s Film di Batavia. Film hasil produksi perusahaan ini antara lain, Melatie van Agam (1930), Siti Akbari (1937), Fatima (1937), Rukihati (1938), dan Gagak Hitam (1939) (https://intisari.grid.id/) . 

Lantas bagaimana sejarah film di Jakarta tempo doeloe? Seperti disebut di atas, film pertama yang dibuat di Indonesia semasa Pemerintah Hindia Belanda adalah Loetoeng Kasaroeng, Dalam hal inilah perlu menkaji ulang hal sebenarnya tentang film pendek (bisu) berjudul ‘Mina, Het Dienstmeis Je Gaat Inkoopen Doen’. Lalu bagaimana sejarah film di Jakarta tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 31 Januari 2025

Sejarah Yogyakarta (43): Saat Pertama Kali Jenderal Soedirman ke Djakarta; Mengapa Tanda Tangan Dipublikasikan oleh Batavia?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Yogyakarta dalam blog ini Klik Disini 

Ibu kota Republik Indonesia direlokasi dari Djakarta ke Jogjakarta pada tanggal 4 Januari tahun 1946. Ini ditandai dengan berangkatnya Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohamad Hatta dengan menggunakan kereta api dari stasion Manggarai yang didampingi Menteri Keamanan Rakyat Amir Sjatifoeddin Harahap. Presiden Soekarno baru kembali ke Djakarta setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS). Keberangkatan Soekarno sebagai Presiden RIS dilakukan pada tanggal 28 Desember 1949. Bagaimana dengan Jenderal Soedirman sendiri?


Soedirman dan sesama tentara PETA mendirikan cabang BKR di Banyumas akhir Agustus 1945. Pada tanggal 5 Oktober 1945 Soekarno mengeluarkan dekret pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada bulan Oktober, pasukan Inggris tiba di Semarang, dan kemudian bergerak menuju Magelang. Soedirman mengirim beberapa pasukannya untuk mengusir mereka. Soedirman yang membawahi Divisi V, tanggal 12 November 1945, dalam pertemuan pertama TKR, terpilih sebagai pemimpin TKR. Soedirman, saat itu berusia 29 tahun dipromosikan menjadi Jenderal dan dikukuhkan tanggal 18 Desember 1945. Pada tanggal 7 Oktober 1946, Sjahrir dan mantan Perdana Menteri Belanda, Wim Schermerhorn, sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Perundingan ini dimoderatori oleh diplomat Inggris Lord Killearn. Soedirman berangkat ke Jakarta dengan menggunakan kereta tanggal 20 Oktober. Namun, ia diperintahkan untuk kembali ke Yogyakarta setelah tentara Belanda tidak mengizinkan dirinya dan anak buahnya memasuki Jakarta dengan bersenjata. Soedirman berangkat dengan kereta lainnya pada akhir Oktober, dan tiba di Stasiun Gambir tanggal 1 November. Perundingan di Jakarta berakhir dengan perumusan Perjanjian Linggarjati tanggal 15 November 1946 (Wikiepedia)

Lantas bagaimana sejarah saat kali pertama Jenderal Soedirman ke Djakarta? Seperti disebut di atas, Jenderal Soedirman adalah panglima TRI di ibu kota RI di Jogjakarta, harus datang ke Djakarta dalam soal gencatan senjata. Perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani Panglima TRI tersebut dipublikasikan Batavia. Lalu bagaimana sejarah saat kali pertama Jenderal Soedirman ke Djakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.