*Untuk melihat semua artikel Sejarah Yogyakarta dalam blog ini Klik Disini
Ibu kota Republik
Indonesia direlokasi dari Djakarta ke Jogjakarta pada tanggal 4 Januari tahun
1946. Ini ditandai dengan berangkatnya Presiden Soekarno dan Wakil Presiden
Mohamad Hatta dengan menggunakan kereta api dari stasion Manggarai yang didampingi
Menteri Keamanan Rakyat Amir Sjatifoeddin Harahap. Presiden Soekarno baru kembali
ke Djakarta setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda sebagai Republik
Indonesia Serikat (RIS). Keberangkatan Soekarno sebagai Presiden RIS dilakukan
pada tanggal 28 Desember 1949. Bagaimana dengan Jenderal Soedirman sendiri?
Soedirman dan sesama tentara PETA mendirikan cabang BKR di Banyumas akhir Agustus 1945. Pada tanggal 5 Oktober 1945 Soekarno mengeluarkan dekret pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada bulan Oktober, pasukan Inggris tiba di Semarang, dan kemudian bergerak menuju Magelang. Soedirman mengirim beberapa pasukannya untuk mengusir mereka. Soedirman yang membawahi Divisi V, tanggal 12 November 1945, dalam pertemuan pertama TKR, terpilih sebagai pemimpin TKR. Soedirman, saat itu berusia 29 tahun dipromosikan menjadi Jenderal dan dikukuhkan tanggal 18 Desember 1945. Pada tanggal 7 Oktober 1946, Sjahrir dan mantan Perdana Menteri Belanda, Wim Schermerhorn, sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Perundingan ini dimoderatori oleh diplomat Inggris Lord Killearn. Soedirman berangkat ke Jakarta dengan menggunakan kereta tanggal 20 Oktober. Namun, ia diperintahkan untuk kembali ke Yogyakarta setelah tentara Belanda tidak mengizinkan dirinya dan anak buahnya memasuki Jakarta dengan bersenjata. Soedirman berangkat dengan kereta lainnya pada akhir Oktober, dan tiba di Stasiun Gambir tanggal 1 November. Perundingan di Jakarta berakhir dengan perumusan Perjanjian Linggarjati tanggal 15 November 1946 (Wikiepedia)
Lantas bagaimana sejarah saat kali pertama Jenderal Soedirman ke Djakarta? Seperti disebut di atas, Jenderal Soedirman adalah panglima TRI di ibu kota RI di Jogjakarta, harus datang ke Djakarta dalam soal gencatan senjata. Perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani Panglima TRI tersebut dipublikasikan Batavia. Lalu bagaimana sejarah saat kali pertama Jenderal Soedirman ke Djakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah
seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan
tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Saat Pertama Kali Jenderal Soedirman ke Djakarta; Tanda Tangan Panglima TRI Dipublikasikan Batavia
Tunggu deskripsi lengkapnya
Tanda Tangan Panglima TRI Dipublikasikan Batavia: Mengapa Tanda Tangan Jenderal Soedirman Berbeda Tempoe Doeloe dengan Publikasi Masa Kini?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar