Rabu, 05 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (336): Pahlawan-Pahlawan Indonesia dan Aji Pangeran Aflus; Tokoh Orang Dayak J Ch Oevaang Oeray

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Adji Pangeran Afloes adalah salah satu pahlawan Indonesia dari wilayah Kalimatan di Samarinda. Awalnya Adji Pangeran Afloes seorang Republiken tetapi dalam perkembangannya menjadi seorang federalis. Adji Pangeran Afloes menjadi salah satu tamu dari Ratu Juliana di Belanda. Oleh karena Adji Pangeran Afloes pernah menjadi seorang Republiken, maka pada era NKRI Adji Pangeran Afloes masih mendapat tempat yang baik diantara para Republiken.

Adji Pangeran Afloes (6 Februari 1904-1 Oktober 1991) dimakamkan di Pemakaman Umum Jalan Sanjaya - Kebayoran Baru Jakarta Selatan adalah Gubernur Kalimantan Barat periode 1957-1958. Adji Pangeran Afloes lahir di Tenggarong, ibu Adji Haniah binti Sultan Adji Muhammad Sulaiman dan ayah Adji Muhammad Ali Hanafiah. Cucu dari Sri Paduka Sultan Adji Muhammad Sulaiman Kalifatur Mu'minin Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Ke 17. Adji Pangeran Afloes menempuh pendidikan di Volksschool di Tenggarong dari 1911 hingga 1917. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke kursus bahasa Belanda di Tenggarong (1918–1919), OSVIA lulus di Makassar (1919-1925) dan Kursus Bahasa Inggris di Sanga Sanga Dalam (1930). Adji Pangeran Afloes AIB (Pejabat Pemerintahan) di Sampit (1925),    AIB di Barabai, (1926), Kepala Pejabat di Muara Kaman, (1927), Jaksa Pengadilan Negri di Tenggarong, (1928), Kepala Pejabat (mewakili Kesultanan Kutai) di Sangasanga, (1928–1931). Sekertaris Sultan Kutai di Tenggarong, Kalimantan Timur (1932–1934),  Kakaricho di Tenggarong, Kaltim (1941–1945), salah satu wakil dari Indonesia di Konferensi Malino (1946), Patih di Samarinda (1945–1948), Ketua Pendidikan Pemerintah di Samarinda (1949–1952), Resident diperbantukan pada Gubernur Provinsi Kalimantan di Banjarmasin (sebelum Kalimantan dimekarkan menjadi 4 provinsi) (1952–1957), Resident pada Gubernur Murdjani di Banjarmasin (1952–1954), Resident pada Gubernur Milono di Banjarmasin (1954–1957), Bersama dengan Gubernur Milono berinisiatif memekarkan Provinsi (1957), Kalimantan dan mengusulkan pada Presiden RI di Jakarta untuk menjadi 4 Provinsi, Gubernur Pertama di Provinsi Kalimantan Barat (1957–1958).(Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah pahlawan Indonesia Adji Pangeran Afloes dari Koetai, Oost Borneo? Seperti disebut di atas, Adji Pangeran Afloes awalnya seorang Republiken tetapi kemudian menjadi federalis.Abdoel Kadir lahir di Sintang dan kemudian membantu ayahnya mengabdi di kerajaan Sintang yang membuka jalan bagi anak dan ayah sebagai kepala pemerintahan di Melawi. Lalu bagaimana sejarah Abdoel Kadir? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 04 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (335): Pahlawan-Pahlawan Indonesia dan A Cyrillus di Kota Waringin; Tokoh Groot Dajak di Borneo

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada era perang kemerdekaan Indonesia, nama Atak Cyrillus (A Cyrillus) cukup penting di Borneo sebagai tokoh yang mewakili wilayah Dayak Besar. Namun sejarahnya kurang terinformasikan. Sejarah tetaplah sejarah. Sejarah adalah narasi fakta dan data. Siapa sebenarnya A Cyrillus? Artikel ini berupaya melacak sejarahnya..

Groote Dajak atau Dayak Besar adalah sebuah distrik di dalam wilayah Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo. Perkembangan selanjutnya Distrik ini ditingkatkan menjadi Afdeeling pada tahun 1869, Distrik Dayak Besar menjadi Afdeeling Groote Dajak atau Afdeeling Dayak Besar yang beribu kota di Penglok. Pada tahun 1898, Afdeeling Dayak Kecil dan Afdeeling Dayak Besar kemudian digabung membentuk Afdeeling Dajaklanden (Tanah Dayak) yang beribu kota di Kwala Kapoeas (Kuala Kapuas) menurut Staatsblad tahun 1898 No178. Kontrak Perjanjian Karang Intan I tanggal 1 Januari 1817 (Besluit tanggal 29 April 1818, No. 4). Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indie tahun 1849, wilayah de groot en kleine Daijak-rivier (sungai Dayak Besar dan sungai Dayak Kecil) ini menjadi bagian dari Zuid Oooster Afdeeling van Borneo berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, Tahun 1849 Tanah Dayak (Dayak Besar-Kecil) dibagi 3 wilayah kepala suku: Pulau Petak Ulu; Pulau Petak Ilir Kahayan (Dayak Besar). Tahun 1861 Afdeeling Groot en Kleine Daijak (Dayak Besar-Kecil) dibagi beberapa wilayah (Pulau Petak dan Pulau Telo; Kahayan Hili; Kahayan Tengah; Kahayan Hulu;  Daijak-Roengan; Kapuas Tengah; Kahayan). Tahun 1869 Afdeeling Dayak Besar dibagi 7 wilayah (Kahayan Hilir. Kahayan Hulu, Lanschap Manuhing, Kahayan Tengah, Rungan, Miri Hulum Miri Hilir).

Lantas bagaimana sejarah A Cyrillus? Seperti disebut di atas, A Cyrillus sebagai seorang tokoh dikaitkan dengan wilayah Dayak Besar. Lalu bagaimana sejarah Atak Cyrillus? Seperti kata ahli sejarah doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (334): Pahlawan Nasional Abdoel Kadir Lahir di Sintang; Pemimpin Melawi Awal Era Hindia Belanda

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disin

Abdoel Kadir berasal dari Melawi, Kalimantan Barat adalah pahlawan Indonesia yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional (1999). Abdoel Kadir adalah satu-satunya Pahlawan Nasional dari (provinsi) Kalimantan Barat. Oleh karena itu, sangat menarik untuk mempelajari sejarahnya.

Abdul Kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan (lahir: Sintang, Kalimantan Barat, 1771 - wafat: Tanjung Suka Dua, Melawi, 1875) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia dari Melawi [apakah usianya lebih dari 100 tahun?]. Pada tahun 1845, ia diangkat sebagai Kepala Pemerintahan Melawi yang merupakan bagian dari Kerajaan Sintang. Sebagai pejabat kerajaan ia mendapat gelar Raden Temenggung. Ia berhasil mengembangkan potensi perekonomian wilayah ini dan mempersatukan suku Dayak dengan Melayu. Selain itu ia juga berjuang menentang Belanda yang ingin menguasai wilayah ini. Abdul Kadir lahir di Sintang. Ayahnya bernama Oerip dan ibunya bernama Siti Safriyah. Ayah Abdul Kadir bekerja sebagai hulubalang atau pemimpin pasukan Kerajaan Sintang. Abdul Kadir sudah mengabdi sebagai pegawai Kerajaan Sintang pada saat usianya masih sangat muda. Abdul Kadir kemudian diangkat menjadi pembantu ayahnya yang menjabat sebagai Kepala Pemerintahan kawasan Melawi. Setelah ayahnya wafat, pada tahun 1845, ia diangkat sebagai kepala pemerintahan Melawi menggantikan kedudukan ayahnya. Karena jabatannya itu Abdul Kadir mendapatkan gelar Raden Tumenggung yang diberikan oleh Raja Sintang. Dalam perjuangannya, ia berhasil mempersatukan suku-suku Dayak dengan Melayu serta dapat mengembangkan potensi ekonomi daerah Melawi. Namun, ia juga berjuang keras menghadapi ambisi Belanda (datang di Sintang pada tahun 1820) yang ingin memperluas wilayah kekuasaannya ke daerah Melawi. Pada tahun 1868, Belanda yang marah akibat sering mendapat gangguan keamanan kemudian melancarkan operasi militer ke daerah Melawi. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Abdoel Kadir di Melawi, Kalimantan Barat? Seperti disebut di atas, Abdoel Kadir lahir di Sintang dan kemudian membantu ayahnya mengabdi di kerajaan Sintang yang membuka jalan bagi anak dan ayah sebagai kepala pemerintahan di Melawi. Lalu bagaimana sejarah Abdoel Kadir? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.