Rabu, 16 Maret 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (475): Pahlawan Indonesia - Go Hwan Tjiang di Rotterdam; Mohamad Hatta dan Perhimpunan Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam sejarah Indonesia banyak tokoh yang tercecer, dan tidak terinformasikan. Hal itu karena dalam penulisan narasi sejarah Indonesia umumnya yang digunakan adalah Hukum Bilangan Besar. Tokoh sejarah dari golongan minoritas terbaikan atau sengaja disingkirkan. Namun sejarah adalah sejarah. Sejarah sendiri adalah narasi fakta dan data. Nama Go Hwan Tjiang luput dari perhatian para ahli sejarah. Padahal Go Hwan Tjiang sama-sama diwisuda di Universitet Rotterdam.

Dalam laman https://www.openarch.nl dicatat nama Go Hwan Tjiang. Lahir di Bandjarmasin tanggal 15 Oktober 1906, menikah di Rotterdam pada tahun 1937.  Go Hwan Tjiang meninggal di Rotterdam pada tahun 1962. Hanya itu. Banyak tokoh-tokoh sejarah seperti GO Hwan Tjiang ini yang yang hilang begitu saja. Namun semua tokoh sejarah memiliki hak untuk diinformasikan. Sebab merekalah yang lebih dahulu berkiprah sebelum kita yang sekarang. Sudah menjadi tugas bersama untuk mendokumentasikan sejarah Indonesia, apapun ras, agama dan perilakunya. Dengan demikian generasi yang akan datang dapat mengetahui sejarah yang pernah terjadi di masa lampau.

Lantas bagaimana sejarah Go Hwan Tjiang? Seperti disebut di atas, nama Go Hwan Tjiang nyaris tidak ada yang mengenalnya dan karena itu namanya tidak terinformasilan. Namun sejarah adalah sejarah. Lalu bagaimana sejarah Go Hwan Tjiang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (474): Pahlawan Indonesia dan Penemuan Pedalaman Borneo 1824-1863;Peta Pulau Taprobana Abad ke-2

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ada dua masa sejarah tentang penemuan/identifikasi pulau Borneo (kini Kalimantan). Peta Ptolomeus pada abad ke-2 telah disalah interpretasi seribu tahun kemudian. Hingga sejauah ini seperti yang dicatat Wikipedia, pulau Taprobana itu adalah pulau Sri Lanka. Namun di dalam blog ini sudah diidentifikasi dengan cermat pulau Taprobana itu adalah pulau Kalimantan. (Lihat Sejarah Menjadi Indonesia (77): Taprobana adalah Borneo; Kapuas, Kahayan, Barito. Mahakam, Kayan, Sugut Pulau Kalimantan). Peristiwa kedua pada era Hindia Belanda tentang identifikasi pedalaman pulau Borneo.

Taprobana was the name by which the Indian Ocean island of Sri Lanka was known to the ancient Greeks. Reports of the island's existence were known before the time of Alexander the Great as inferred from Pliny. The treatise De Mundo, supposedly by Aristotle (died 322 BC) but according to others by Chrysippus the Stoic (280 to 208 BC), incorrectly states that the island is as large as Great Britain (in fact, it is only about one third as big). The name was first reported to Europeans by the Greek geographer Megasthenes around 290 BC. Herodotus (444 BC) does not mention the island. The first Geography in which it appears is that of Eratosthenes (276 to 196 BC) and was later adopted by Claudius Ptolemy (139 AD) in his geographical treatise to identify a relatively large island south of continental Asia. Taprobana is undoubtedly the present day Sri Lanka when referring the map.  The identity of Ptolemy's Taprobane has been a source of confusion, but it appeared to be the present day Sri Lanka on the medieval maps of Abu-Rehan (1030) and Edrisi (1154) and in the writing of Marco Polo (1292). However, on the maps of the Middle Ages, the fashion of using Latinised names and delineating places with fanciful figures contributed to absurd designs and confusion regarding the island and Sumatra. In the fifteenth century, Niccolò de' Conti mistakenly identified Taprobana with a much smaller island. Taprobana/Ceylon/Sri Lanka is marked in the 1507 Martin Waldseemuller map. The question of whether the Taprobana shown on Ptolemy's map was Sri Lanka or Sumatra resurfaced with the display of Sebastian Munster’s 1580 map of Taprobana, carrying the German title, Sumatra Ein Grosser Insel, meaning, "Sumatra, a large island". (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah penemuan wilayah pedalaman Borneo? Seperti disebut di atas, wilayah pedalaman Borneo menjadi teka-teki sejak era Portugas, era VOC hingga era Pemerintah Hindia Belanda. Hal itu karena tidak seorang pun yang berhasil memberi gambaran yang sebenarnya. Lalu bagaimana sejarah penemuan wilayah pedalaman pulau Borneo/Kalimantan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 15 Maret 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (473): Pahlawan Indonesia dan WK Tehupelory dan Indische Vereeniging di Belanda; JE Tehupelory 1908

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa WK Tehupelory? Tampkanya kurang terinformasikan. Namun demikian, paling tidak nama WK Tehupelory terdapat dalam buku ‘Di negeri penjajah: orang Indonesia di negeri Belanda, 1600-1950 yang ditulis oleh Harry A. Poeze, Cornelis Dijk dan Inge van der Meulen diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia, 2008. WK Tehupelory adalah lulusan sekolah kedokteran di Batavia, Docter Djawa School. Dalam perkembangannya WK Tehupelory melanjutkan studi di Belanda, Tidak hanya WK Tehupelory, juga ada JE Tehupelory di Belanda.

WK Tehupelory dan JE Tehepelory berasal dari Amboina. Suatu wilayah terbilang mendapatkan pendidikan modern (aksara Latin). Dua putra pertama dari Ambon studi ke Belanda adalah JH Watiemna dan ME Anakota. Ini bermula setelah tiga tahun mengajar di Allang, JH Wattimena dikabarkan akan berangkat ke Belanda untuk studi lebih lanjut. Disebutkan JH Wattimena tidak sendiri, rekan lainnya adalah ME Anakota. ME Anakota adalah guru kelas 1 di Hative dan JH Wattimena adalah guru kelas 1 di Allang (Residentie Amboina). Mereka berdua studi ke Belanda atas biaya pemerintah (semacam beasiswa). Anakotta dan JH Wattimena berangkat ke Belanda dengan menumpang kapal Conrad dari Batavia menuju Amsterdam pada tanggal 13 Agustus 1881. Dalam manifest kapal ini hanya mereka berdua yang pribumi. Di Belanda mereka berdua di sekolah guru di Amsterdam yang dipimpin oleh D. Hekker. Anakotta dan JH Wattimena memenuhi syarat kelas 3 untuk lanjut ke kelas empat atau kelas lima di sekolah guru Belanda (guru lisensi/akta Belanda). JH Wattimena selama mengikuti pendidikan tidak menemukan kesulitan. Pada tahun 1884, JH Wattimena dikabarkan lulus sekolah guru di Amsterdam dan mendapat akta guru Lager Onderwijs (LO). Disebutkan dari 14 kandidat yang diuji oleh Universiteit Amsterdam empat siswa dinyatakan lulus, salah satu diantaranya JH Wattimena (dari Amsterdam). Sementara, ME Anakotta tidak berumur panjang. Ia  meninggal saat menjalani study karena penyakit paru-paru yang diidap. Kepergian Anakotta menambah panjang daftar guru-guru yang meninggal di Belanda (blog Poestaha Depok dilansir oleh https://beritabeta.com/).

Lantas bagaimana sejarah WK Tehupelori? Seperti disebut di atas, WK Tehupelory lulusan sekolah kedokteran di Batavia Docter Djawa School melanjutkan studi di Bellanda, yang mana WK Tehupelory tidak sendiri, tetapi juga ada JE Tehupelory di Belanda. Lalu bagaimana sejarah WK Tehupelory? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (472): Pahlawan Indonesia - Penemuan Pedalaman Tapanoeli; Charles Miller 1772 hingga Jung Huhn 1840

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah penemuan Indonesia di wilayah pedalaman mungkin tidak ada yang memikirkan. Boleh jadi topik ini berada di luar topik sejarah. Namun faktanya, sejarah penemuan wilayah pedalaman adalah sejarah awal Indonesia di bagian pedalaman (wilayah hulu sungai). Penemuan wilayah pedalaman ini memiliki sejarah sendiri-sendiii di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Penemuan wilayah pedalaman Tapanoeli juga memiliki sejarah sendiri.

Wilayah pedalaman antara dua pantai wilayah terisolasi yang memiliki sejarah sendiri-sendiri, Untuk mengakses wilayah pedalaman ini dilakukan melalui dua jalur navigasi sungai dari pantai yang berlawanan. Tujuan primer  penemuan wilayah pedalaman ini adalah mengukur wilayah secara spasial; dan tujuan sekunder adalah untuk menghitung volume ekonomi (berdasarakan jumlah penduduak dan potensi sumberdaya alam. Hal itulah mengapa pemerintah sejaka era VOC/Belanda investas dengan mengirim ekspedisi-ekspedisi ke wilayah pedalaman yang belum dikenal di dalam peta geografis. Mereka inilah para pionir. Pionir di wilayah pedalaman Jawa (Barat, Tengah dan Timur), Sumatra (Tengah, Utara, Selatan), Kalimantan (Utara dan Selatan), Sulawesi (Tengah) dan Papua (Timur). Peta 1619

Lantas bagaimana sejarah penemuan wilayah pedalaman Tapanoeli? Seperti disebut di atas, wilayah pedalaman Tapanoeli memiliki sejarah sendiri dengan penemuan wilayah pedalaman dlainnya. Lalu bagaimana sejarah penemuan wilayah pedalaman di bagian utara Sumatra di wilayah Tapanoeli? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 14 Maret 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (471): Pahlawan Indonesia - M Boenjamin; Lulusan Sekolah Docter Djawa School, Dokter Jawa Pertama

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa M Boenjamin? Boleh jadi kurang terinformasikan. Namun demikian, paling tidak nama M Boenjamin terdapat dalam buku ‘Di negeri penjajah: orang Indonesia di negeri Belanda, 1600-1950 yang ditulis oleh Harry A. Poeze, Cornelis Dijk dan Inge van der Meulen diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia, 2008. M Boenjamin adalah lulusan sekolah kedokteran di Batavia, Docter Djawa School. Dalam perkembangannya M Boenjamin melanjutkan studi ke Belanda, menjadi orang Jawa pertama menjadi dokter. Dalam hal ini tidak semua siswa Docter Djawa School adalah orang Jawa; dan dokter pertama lulusan Docter Djawa School bukan orang Jawa.

Sekolah Dokter Djawa (1851-1902). Pemerintah Hindia Belanda khawatir angka kematian penduduk yang tinggi, akan berdampak pada hasil panen perkebunannya. Sulitnya mendapatkan tenaga medis dan mahalnya biaya mendatangkan tenaga medis dari Belanda, membuat Dokter Willem Bosch mencetuskaskan gagasan mendidik pemuda bumiputera  untuk menangani masalah kesehatan di wilayahnya. Pendidikan kedokteran ini resmi didirikan pada 1 Januari 1851, dengan membuka Onderwijs van Inlandsche èlĂ©ves voor de geneeskunde en vaccine atau Pendidikan Kedokteran dan Vaksin Anak-Anak Bumiputera di Rumah Sakit Militer Weltevreden (sekarang RSPAD). Dokter Pieter Bleeker ditunjuk sebagai Direktur Sekolah, yang bertanggung jawab mengelola kegiatan pendidikan yang diikuti oleh 12 pemuda dari Jawa. Pendidikan berlangsung selama 2 tahun. Bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Pendidikan ini bernama Dokter Djawa, karena hingga 1854, sekolah ini hanya menerima siswa dari pulau Jawa. Baru pada 1856, Sekolah Dokter Djawa menerima siswa diluar jawa, yakni 2 pemuda dari Pantai Barat Sumatera, dan 2 pemuda dari Minahasa. Reorganisasi Pendidikan Dokter Djawa pertama dilakukan pada 1864, karena lulusannya dinilai tidak sesuai harapan. Masa Pendidikan yang dulunya 2 tahun, dirubah menjadi 3 tahun, dengan masa persiapan 2 tahun dan 1 tahun belajar kedokteran. Reorganisasi dilakukan kembali pada 1875, dengan merubah kembali masa pendidikan menjadi 7 tahun, yakni 2 tahun persiapan, dan 5 tahun masa belajar kedokteran. Reorganisasi pendidikan dilakukan kembali pada 1881, masa pendidikan  Dokter Djawa menjadi 3 tahun masa persiapan dan 6 tahun masa belajar kedokteran. Selain itu, reorganisasi juga terjadi pada bahasa pengantar sekolah, Bahasa Belanda menjadi bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar. Maka, mulai 1890 Sekolah Dokter Djawa hanya menerima siswa tamatan sekolah dasar Belanda. (lihat https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah M Boenjamin? Seperti disebut di atas, M Boenjamin adalah lulusan Docter Djawa School. M Boenjamin melanjutkan studi ke Belanda yang menjadikannya orang Jawa pertama menjadi dokter. Lalu bagaimana sejarah M Boenjamin? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (470): Pahlawan Indonesia-Penemuan Pedalaman Jawa Barat; Sersan Scipio Antara Tjiliwong - Tjimandiri

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

erada di luar topik sejarah. Namun faktanya, sejarah penemuan wilayah pedalaman adalah sejarah awal Indonesia di bagian pedalaman (antara dua pantai melalui jalur sungai). Penemuan wilayah pedalaman ini memiliki sejarah sendiri-sendiii di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Wilayah pedalaman antara dua pantai wilayah terisolasi yang memiliki sejarah sendiri-sendiri, Untuk mengakses wilayah pedalaman ini dilakukan melalui dua jalur navigasi sungai dari pantai yang berlawanan. Tujuan primer  penemuan wilayah pedalaman ini adalah mengukur wilayah secara spasial; dan tujuan sekunder adalah untuk menghitung volume ekonomi (berdasarakan jumlah penduduak dan potensi sumberdaya alam. Hal itulah mengapa pemerintah sejaka era VOC/Belanda investas dengan mengirim ekspedisi-ekspedisi ke wilayah pedalaman yang belum dikenal di dalam peta geografis. Mereka inilah para pionir. Pionir di wilayah pedalaman Jawa (Barat, Tengah dan Timur), Sumatra (Tengah, Utara, Selatan), Kalimantan (Utara dan Selatan), Sulawesi (Tengah) dan Papua (Timur). Peta 1690

Lantas bagaimana sejarah penemuan wilayah pedalaman? Seperti disebut di atas, wilayah pedalaman yang dimaksud adalah wilayah pedalaman diantara dua hulu sungai. Lalu bagaimana sejarah penemuan wilayah pedalaman di bagian barat Jawa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.