Senin, 14 Maret 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (471): Pahlawan Indonesia - M Boenjamin; Lulusan Sekolah Docter Djawa School, Dokter Jawa Pertama

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa M Boenjamin? Boleh jadi kurang terinformasikan. Namun demikian, paling tidak nama M Boenjamin terdapat dalam buku ‘Di negeri penjajah: orang Indonesia di negeri Belanda, 1600-1950 yang ditulis oleh Harry A. Poeze, Cornelis Dijk dan Inge van der Meulen diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia, 2008. M Boenjamin adalah lulusan sekolah kedokteran di Batavia, Docter Djawa School. Dalam perkembangannya M Boenjamin melanjutkan studi ke Belanda, menjadi orang Jawa pertama menjadi dokter. Dalam hal ini tidak semua siswa Docter Djawa School adalah orang Jawa; dan dokter pertama lulusan Docter Djawa School bukan orang Jawa.

Sekolah Dokter Djawa (1851-1902). Pemerintah Hindia Belanda khawatir angka kematian penduduk yang tinggi, akan berdampak pada hasil panen perkebunannya. Sulitnya mendapatkan tenaga medis dan mahalnya biaya mendatangkan tenaga medis dari Belanda, membuat Dokter Willem Bosch mencetuskaskan gagasan mendidik pemuda bumiputera  untuk menangani masalah kesehatan di wilayahnya. Pendidikan kedokteran ini resmi didirikan pada 1 Januari 1851, dengan membuka Onderwijs van Inlandsche èléves voor de geneeskunde en vaccine atau Pendidikan Kedokteran dan Vaksin Anak-Anak Bumiputera di Rumah Sakit Militer Weltevreden (sekarang RSPAD). Dokter Pieter Bleeker ditunjuk sebagai Direktur Sekolah, yang bertanggung jawab mengelola kegiatan pendidikan yang diikuti oleh 12 pemuda dari Jawa. Pendidikan berlangsung selama 2 tahun. Bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Pendidikan ini bernama Dokter Djawa, karena hingga 1854, sekolah ini hanya menerima siswa dari pulau Jawa. Baru pada 1856, Sekolah Dokter Djawa menerima siswa diluar jawa, yakni 2 pemuda dari Pantai Barat Sumatera, dan 2 pemuda dari Minahasa. Reorganisasi Pendidikan Dokter Djawa pertama dilakukan pada 1864, karena lulusannya dinilai tidak sesuai harapan. Masa Pendidikan yang dulunya 2 tahun, dirubah menjadi 3 tahun, dengan masa persiapan 2 tahun dan 1 tahun belajar kedokteran. Reorganisasi dilakukan kembali pada 1875, dengan merubah kembali masa pendidikan menjadi 7 tahun, yakni 2 tahun persiapan, dan 5 tahun masa belajar kedokteran. Reorganisasi pendidikan dilakukan kembali pada 1881, masa pendidikan  Dokter Djawa menjadi 3 tahun masa persiapan dan 6 tahun masa belajar kedokteran. Selain itu, reorganisasi juga terjadi pada bahasa pengantar sekolah, Bahasa Belanda menjadi bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar. Maka, mulai 1890 Sekolah Dokter Djawa hanya menerima siswa tamatan sekolah dasar Belanda. (lihat https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah M Boenjamin? Seperti disebut di atas, M Boenjamin adalah lulusan Docter Djawa School. M Boenjamin melanjutkan studi ke Belanda yang menjadikannya orang Jawa pertama menjadi dokter. Lalu bagaimana sejarah M Boenjamin? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Dr M Boenjamin: Sekolah Kedokteran Docter Djawa School

M Boenjamin studi di sekolah kedokteran di sekolah kedokteram Docter Djawa School di Batavia, Pada tahun 1897 M Boenjamin lulus ujian transisi naik dari kelas empat ke kelas lima (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 03-02-1897). Pada kelas yang lebih rendah lulus ujian dari kelas dua tingkat persiapan ke kelas satu tingkat medik antara lain JE Tehupeyorij, WK Tehupeijorij, Mohamad Hamzah Harahap, M Asmaoen dan Haroen Al Rasjid [Nasoetion]..

Docter Djawa School adalah sekolah kedokteran untuk siswa pribumi. Siswa pertama yang diterima dari luar Jawa adalah dua siswa berasal dari Afdeeling Angkola en Mandailing (Residentie Tapanoeli) pada tahun 1854 yakni Si Asta [Nasoetion] dan Si Angan [Harahap] (lihat  Utrechtsche provinciale en stads-courant : algemeen advertentieblad, 18-01-1855). Lalu kemudian pada tahun 1856 dua siswa lagi dari Angkola Mandailing diterima yakni Si Dori dan Si Napang (bersamaan dengan dua siswa dari Minahasa?). Sekolah ini sendiri baru dibuka pada tahun 1851 dengan lama studi dua tahun. Pada tahun 1897 usia Docter Djawa School hampir setengah abad yang mana lama studi telah menjadi tujuh tahun dimana dua tahun pertama sebagai tingkat persiapan dan lima tahun berikut tingkat mediik.

Pada tahun 1898 M Boenjamin lulus ujian akhir di Docter Djawa School (lihat Soerabaijasch handelsblad, 04-02-1898). Dari keterangan ini masa studi tujuh tahun dengan tahapan dua tahun pertama tingkat persiapan. Ini menjadi koreksi dengan narasi sejarah yang dikutip di bagian pengantar di atas. Disebutkan tiga tahun persiapan dan enam tahun kedokteran, faktanya hanya dua tahun persiapan dan dan lima tahun tingkat medik. Selain itu dua siswa pertama yang diterim dari Pantai Barat Sumatra tepatnya dua siswa dari (afdeeling) Angkola Mandailing (kini Tapanuli Selatan dengan ibu kota Padang Sidempoean).

Dalam penerinaan siswa pada tahun 1898 terdapat dua siswa yang berasal dari afdeeling Angkola Mandailing yakni Abdoel Karim [Harahap] dan Abdoel Hakim [Nasoetion]. Dari sepuluh siswa yang diterima tahun 1898 ini juga terdapat nama Tjipto Mangoenkoesoemo. Pada tahun 1905 Abdoel Karim, Abdoel Hakim dan Tjipto Mangoenkoesoemo sama-sama lulus dengan gelar dokter. Sedangkan Mohommmad Hamzah Harahap dan Haroen Al Rasjid Nasoetion yang keduanya juga lulusan ELS Padang Sidempoean, lulus di Docter Djawa School tahun 1902.  Kelak pada tahun 1930 putri Haroen Al Rasdjid bernama Ida Loemongga Nsution menjadi perempuan Indonesia pertama bergelar doktor (Ph.D) yang diraih di Universiteit Amsterdam..

Tunggu deskripsi lengkapnya

M Bonejamin: Lulusan Docter Djawa School, Dokter Jawa Pertama Lulus di Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar