Sabtu, 25 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (674):Silat Lidah Sejarah Melayu? Menulis Ulang Sejarah Melayu di Barat Malaya dan Timur Sumatra

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada era Hindia Belanda, para peneliti telah menguji catatan sejarah Melayu yang telah disalin dari aksara Jawi ke aksara Latin seperti Sulalat-al-Salatin. Banyak materi dalam teks-teks itu tidak dapat dibuktikan dan banyak yang terbukti salah, yang kemudian disimpulkan teks-teks itu adalah mitos dalam bentuk cerita (hikayat), dan bukan buku fakta sejarah yang dapat dirujuk dalam penyelidikan sejarah. Bagaimana dengan narasi sejarah Melayu yang ada sekarang? Apakah silat lidah masa lampau masih dipertahankan pada masa ini?

Sejarah Melayu oleh Ahmad Dahlan. Tersaji dalam buku ini sejarah bangsa dan Kemaharajaan Melayu yang cukup komprehensif. Bersandarkan pada banyak sumber-seperti Sulalatus Salatin karya Tun Sri Lanang-penelitian lapangan, dan wawancara, penulis memberikan pandangan alternatif tentang sejarah Melayu. Buku ini memperlihatkan, Kemaharajaan Melayu yang bermula dari Bukit Siguntang--kemudian meluas sampai ke Tanah Semenanjung, Kepulauan Riau dan Riau, serta kawasan lain--merupakan kemaharajaan yang mapan. Selama ini historiografi Kemaharajaan Melayu bersumber pada, misalnya, karya Raja Ali Haji Tuhfat al-Nafis. Kendati demikian, tulis H. Tenas Effendy, budayawan Melayu, dalam pengantarnya, "Buku ini menempatkan diri dengan arif dan bijaksana dalam menyikapi dominasi opini dalam sejarah Kemaharajaan Melayu [...] Penulis buku ini mengambil jalan tengah sebagai "pendamai" dan "penyejuk" kelompok-kelompok yang pernah bersaing di gelanggang politik Kemaharajaan Melayu di masa lalu. Sikap ini mencerminkan kearifan penulis dalam memilih dan memilah bahan yang dihimpunnya." Diperlihatan oleh penulis, perlawanan bangsa Melayu terhadap penjajah di masa silam-seperti Laksamana Hang Nadim dan Raja Haji Fisabilillah-membuktikan bangsa ini berani mati demi membela kedaulatan, harkat, dan martabatnya. Demikian pula dengan kaum cendekiawan Islam di Pulau Penyengat yang menentang Belanda melalui pemikiran yang bernas dan jernih, diikuti hubungan diplomasi dengan bangsa maju di masa itu seperti Turki dan Jepang, membuktikan bangsa Melayu juga memilih jalan cerdas dalam memperjuangkan kedaulatan negerinyai (kemendagri.go.id)

Lantas bagaimana sejarah silat lidah sejarah Melayu? Seperti disebut di atas, sejarah Melayu jelas ada tetapi apa yang tertulis pada zaman lampau yang diyakni hingga kini sebahgai fakta sejarah, apakah masih perlu diteruskan. Lalu bagaimana sejarah silat lidah sejarah Melayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (673): Pantai Timur Sumatra, Masa ke Masa; Kadaram Muar dan Malaka Malaya Malay Malaysia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah pantai timur Sumatra adalah bagian dari Sumatra bagian utara. Catatan Sumatra bagian utara sudah ada sejak era Ptolomeus abad ke-2 dan dikenal nama Barus hingga abad ke-7 (sumber impor kamper). Catatan pantai timur Sumatra tertua terdapat dalam prasasti-prasasti abad ke-7 (seperti prasasti Kedoekan Boekit 682 M), kemudian prasasti Laguna 900 M dan prasasti Tanjore 1030 M. Catatan pantai timur Sumatra semakin kaya dengan prasasti-prasasti berikutnya plus candi-candi serta laporan orang Moor, Italia, Arab, Tiongkok dan Jawa plus Portugis. Dalam konteks inilah muncul nama-nama di pantai barat (semeanjung) Malaya, dari nama Kadaram hingga nama Malaysia.

Sejarah masa lampau dan sejarah masa kini haruslah bersesuain (bersifat continuum). Demikian juga sejarah di pantai timur Sumatra (vis-à-vis pantai barat Semenanjung Malaya). Satu yang perlu ditambahkan dalam sejarah kuno pantai timur Sumatra haruslah dihubungkan dengan geomorfologi wilayah dimana sejarah terbuktukm dicatat dan terus lestari. Satu bukti yang tetap lestari tentang sejarah kuno di pantai timur Sumatra, ridak hanya prasasti-prasasti juga ada candi-candi yang sangat banyak terutama di daerah aliran sungai Barumun (Padang Lawas) yang merupakan jarak terdekat ke pantai barat Semenanjung dari wilayah mana pun. Bukti-bukti sejarah yang juga masih lestari hingga ini hari, yang jarang disinggung para ahli sejarah, adalah bahasa dan budaya Melayu di satu sisi dan bahasa dan budaya Batak di sisi lain. Dalam hubungan ini, di wilayah Batak di pantai timur Sumatra (Padang Lawas) aspek bahasa dan budaya banyak yang bisa menjelaskan sejarah lama. Boleh jadi nama Malaka (yang muncul tahun 1400) berasal dari nama pohon Balaka di Padang Lawas. Bandingkan bukti-bukti kuno di Padang Lawas dengan bukti-bukti kuno di Malaka, tidak ada bukti kuno di Malaka (hanya berada di kawasan kecil di Kedah). Disebut Malaka sangat mashur, namun bukti sejarah yang ada hanya berasal dari sejarah Eropa (sejak Portugis dan disusul Belanda/VOC).

Lantas bagaimana sejarah pantai timur Sumatra dari masa ke masa? Seperti disebut di atas, sejarah di kawasan adalah berasal dari sejarah kuno, dan bahkan masih eksis. Kawasan ini tidak hanya strategis ke selatan (Palembang) juga ke utara di Atjeh (Pasai) dan tentu saja di Malaka (Semenanjung Malaya). Lalu bagaimana sejarah pantai timur Sumatra dari masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Jumat, 24 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (672): Bahasa Indonesia vs Bahasa Melayu; Silat Lidah Persepsi Indonesia Ala Mahathir Mohamad

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam artikel sebelumnya, tentang ilusi Mahathir Mohamad yang harus dianggap serius. Soalannya terus berlanjut, seperti yang diduga. Mahathir Mohamad memberi klarifikasi. Ibarat seorang ayah menasehati anaknya yang di dengar sediri oleh para tetangga mereka: ‘Nak, jangan mencuri, jangan tiru tetangga kita yang sebelah rumah’. Dalam pernyatan itu sang anak tidak terinformasikan apakah sudah pernah mencuri, demikian juga tetangga sebelah rumah juga tidak terinformasikan apakah pernah mencuri. Namun nasehat tetaplah nasehat, tetapi nasehat yang membuat orang lain bereaksi. Ketika semua tetangga protes, sang ayah tersebut hanya menjawab ‘ngeles’ enteng: ‘saya hanya menasehati anak saya jangan sampai mencuri, saya tidak katakan tetangga telah mencuri’. Dalam hal ini cara berbahasa dapat menimbulkan masalah. Itulah yang disebut bersilat lidah.

 

Anggota DPR Tanggapi Pernyataan Mahathir Mohamad Soal Kepri: Nostalgia, Tak Perlu Dianggap Serius! (KOMPASTV); Begini Tanggapan Tegas Kemenlu RI soal Klaim Mahathir: Sampai Kapan Pun Kepri Milik Indonesia (Tribunnews); Klaim 'Tanah Melayu', Eks PM Malaysia Diprotes Warganya Sendiri (VIVACOID); Tanggapi Mahathir, KSP: Kepri Wilayah Indonesia! (BeritaSatu); Tanggapi Mahathir, PDIP: Hormati Kedaulatan Setiap Negara! (detikcom); Kepulauan Riau Diklaim Mahathir Milik Malaysia, Ormas di Yogyakarta Gelar Demo (iNews id); Warganet Indonesia Geruduk Akun Instagram Mahathir (aceh.tribunnews.com); Netizen Indonesia dan Singapura Kompak Gempur Instagram Mahathir Mohamad (mediakepri.co.id); Kedubes Malaysia: Komentar Mahathir Soal Kepri Bukan Sikap Pemerintah Malaysia (kumparan.com); Saya tak minta Malaysia tuntut Singapura, Kepulauan Riau - Dr M (KiniTV).

Lantas bagaimana sejarah persepsi Bahasa Indonesia versus bahasa Melayu di Malaysia? Seperti disebut di atas, silat lidah ala Mahathir Mohamad di Malaysia diperersepsikan berbeda di Indonesia. Tentulah tidak hanya itu, soal kosa kata bahasa Melayu di Malaysia yang berbeda dengan kosa kata Bahasa Indonesia bisa salah persepsi. Lalu bagaimana sejarah Bahasa Indonesia versus bahasa Melayu di Malaysia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (671): Federasi Malaya Menjadi Federasi Malaysia 1963; Semenanjung Singapura Sarawak dan Sabah

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Tidak ada kawasan di Asia serumit kawasan di Asia Tenggara yang berada di bawah otoritas kolonial Inggris. Awalnya Inggris membuat koloni di pulau Penang dan kemudian di pulau Singapoera. Pada tahun 1824 Inggris melakukan tukar guling Malaka (Belanda) dan Bengkulu (Inggris). Pada tahun 1957 Inggris memberikan kemerdekaan kepada Federasi Malaya (di Semenanjung Malaya) dan otonomi penuh kepada negara Singapoera (pulau) pada tahun 1957. Lalu pada tahun 1963 Inggris membentuk Federasi Malayasi terdiri dari Federasi Malaya, Singapoera, Sarawak dan Sabah.

Kemerdekaan Malaya, Pulau Pinang dan Melaka dicapai pada 31 Agustus 1957 dengan nama Federasi Malaya.] Singapura masih berada di bawah kekuasaan Britania Raya pada saat itu karena letaknya yang stategis. Pada 16 September 1963, Federasi Malaya bersama-sama dengan koloni mahkota Britania, yaitu Sabah (Borneo Utara), Sarawak, dan Singapura, membentuk Malaysia. Kesultanan Brunei, meski mulanya berminat menggabungi Federasi, menarik kembali rencana penyatuan itu karena adanya penentangan dari sebagian penduduk, juga dalih tentang pembayaran royalti minyak dan status Sultan di dalam perencanaan penyatuan. Tahun-tahun permulaan pembentukan atau kemerdekaan diganggu oleh konflik dengan Indonesia yang dicetuskan oleh Soekarno melalui Dwikora karena ketidak sesuaian dengan laporan Sekretaris Jenderal PBB menyangkut pelanggaran Manila Accord dalam pembentukan Malaysia, (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Federasi Malaya menjadi Federasi Malaysia 1963? Seperti disebut di atas, Federasi Malaya (adalah negara merdeka), kemudian dengan tiga negara yang belum merdeka dibentuk negara baru yang disebut Federasi Malaysia tahun 1963. Lalu bagaimana sejarah Federasi Malaya menjadi Federasi Malaysia 1963? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Kamis, 23 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (670): Bahasa Indonesia Dibina Baik dan Benar; Mengapa Bahasa Melayu Belum Terurus di Malaysia?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Federasi Malaya di Semenanjung Malaya (bersama koloni Inggris di Malaka dan Penang) telah mendapatkan kemerdekaan (dari Inggris) tahun 1957. Kemerdekaan artinya mendapat kebebasan di tanah air sendiri dalam membangun bangsa (Melayu). Kemerdekaan Federasi Malaya 1957 imperialisme terbebas di Tanah Melayu di Semenanjung Malaya. Sebagai suatu negara (baru) yang telah merdeka, tentu saja artibut dalam bernegara sudah ditetapkan termasukan soal bahasa nasional (bahasa resmi bernegara: bahasa Melayu). Namun mengapa kini urusan bahasa Melayi di (negara) Malaysia belum selesai?

Bangsa Indonesia merebut kemerdekaannya dengan memproklamasikan kemerdekaan (bangsa) Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan itu menandai awal bernegara, negara yang harus dipertahankan (sebagai negara). Artibut bernegara ditetapkan (dalam bentuk undang-undang) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam undang-undang dasar negara (UUD 1945) ditetapkan dan dinyatakan bahasa nasional (resmi) negara Republik Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Nama bahasa Bahasa Indonesia merujuk pada hasil perjuangan para pemuda yang berkongres pada tahun 1928. Dalam hal ini negara menghargai hasil upaya para pemuda, dan perjuangan para pemuda di masa lampau tidak sia-sia karena sudah dilegalkan dalam konstitusi Negara Republik Indonesia. Sinergi inilah yang kemudian Bahasa Indonesia di negara Reepublik Indonesia salah satu yang spesial. Oleh karenanya Bahasa Indonesia tidak hanya dijunjung tinggi, juga terus dikembangkan dengan baik dan benar. Upaya perbaikan pertama setelah terbentuk Negara Republik Indonesia yakni yang dimulai pada tahun 1954 dimana Kongres Bahasa Indonesia diselenggarakan.

Lantas bagaimana sejarah Bahasa Indonesia dibina dengan baik dan benar? Seperti disebut di atas, upaya pembinaan Bahasa Indonesia dimulai pada tahun 1954 sebagai tindak lanjut di dalam UUD 1845 ditetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara Republik Indonesia. Bagaimana dengan di Malaysia? Apakah sudah terurus dengan baik dan benar? Lalu bagaimana sejarah Bahasa Indonesia dibina dengan baik dan benar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (669): Malaya 1957 dan Proklamasi Kemerdekaan Federasi Malaya; Kemerdekaan Indonesia 1945

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada tahun 1957 adalah tahun yang penting bagi Semenanjung Malaya. Hal itu karena tanggal 31 Agustus 1957 Kerajaan Inggris memberikan kemerdekaaan bagian Semenanjung Malaya yang meliputi Federasi Malaya serta kolini Inggris Malaka dan Penang. Bagaimana dengan Singapoera, Brunai, Sarawak dan Sabah? Itu lain lagi.

Malam 30 Agustus 1957, kerumunan berkumpul di Lapangan Klub Diraja Selangor (Royal Selangor Club) untuk menyaksikan penyerahan kekuasaan dari Britania. Tunku Abdul Rahman tiba pada pukul 11:58 malam dan langsung berbaur dengan divisi pemuda Partai Aliansi saat menyaksikan dua menit dalam kegelapan. Di tengah malam, lampu-lampu lapangan dinyalakan, panji Union Jack di lapangan tersebut diturunkan untuk yang terakhir kalinya. Panji Jalur Gemilang kemudian dikibarkan dan Negaraku pun dimainkan. Diikuti dengan tujuh seruan "Merdeka!" oleh kerumunan. Tunku Abdul Rahman kemudian memberikan pidato, memuliakan upacara tersebut sebagai "momen termahsyur dalam kehidupan rakyat Malaya". Pagi 31 Agustus 1957, perayaan dipindahkan ke Stadion Merdeka yang baru saja selesai dibangun. Lebih dari 20,000 orang menyaksikan upacara yang dimulai pada pukul 9:30 pagi. Adapun yang menghadiri upacara bersejarah tersebut antara lain penguasa negeri-negeri Malaya, perwakilan asing, anggota kabinet federal, dan warga. Perwakilan Sang Ratu, Adipati Gloucester memberikan instrumen kemerdekaan pada Tunku Abdul Rahman. Tunku kemudiam membacakan deklarasi, yang diakhiri dengan seruan "Merdeka!" tujuh kali yang mana kerumunan turut mengikuti seruannya. Upacara dilanjutkan dengan pengibaran Bendera Nasional disertai dengan lagu kebangsaan yang dimainkan oleh band militer dan penghormatan 21 meriam, diikuti dengan kumandang Azan. Hari itu kemudian dilangsungkan penobatan Yang di-Pertuan Agong pertama, Tuanku Abdul Rahman dari Negeri Sembilan, di Jalan Ampang, dan perjamuan penobatan pertama untuk menghormatinya dan pada malam harinya diikuti dengan pesta kembang api. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Malaya tahun 1957? Seperti disebut di atas, Malaya (Inggris) berbeda dengan Malaysia. Di Semenanjung Malaya terdapat koloni sejak era Portugis dan VOC/Belanda dan pulau Penang dan pulau Singapoera. Federasi Malaya inilah yang mendapat kemerdekaan pada tahun 1957. Lalu bagaimana sejarah Malaya tahun 1957 Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..