Jumat, 24 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (671): Federasi Malaya Menjadi Federasi Malaysia 1963; Semenanjung Singapura Sarawak dan Sabah

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Tidak ada kawasan di Asia serumit kawasan di Asia Tenggara yang berada di bawah otoritas kolonial Inggris. Awalnya Inggris membuat koloni di pulau Penang dan kemudian di pulau Singapoera. Pada tahun 1824 Inggris melakukan tukar guling Malaka (Belanda) dan Bengkulu (Inggris). Pada tahun 1957 Inggris memberikan kemerdekaan kepada Federasi Malaya (di Semenanjung Malaya) dan otonomi penuh kepada negara Singapoera (pulau) pada tahun 1957. Lalu pada tahun 1963 Inggris membentuk Federasi Malayasi terdiri dari Federasi Malaya, Singapoera, Sarawak dan Sabah.

Kemerdekaan Malaya, Pulau Pinang dan Melaka dicapai pada 31 Agustus 1957 dengan nama Federasi Malaya.] Singapura masih berada di bawah kekuasaan Britania Raya pada saat itu karena letaknya yang stategis. Pada 16 September 1963, Federasi Malaya bersama-sama dengan koloni mahkota Britania, yaitu Sabah (Borneo Utara), Sarawak, dan Singapura, membentuk Malaysia. Kesultanan Brunei, meski mulanya berminat menggabungi Federasi, menarik kembali rencana penyatuan itu karena adanya penentangan dari sebagian penduduk, juga dalih tentang pembayaran royalti minyak dan status Sultan di dalam perencanaan penyatuan. Tahun-tahun permulaan pembentukan atau kemerdekaan diganggu oleh konflik dengan Indonesia yang dicetuskan oleh Soekarno melalui Dwikora karena ketidak sesuaian dengan laporan Sekretaris Jenderal PBB menyangkut pelanggaran Manila Accord dalam pembentukan Malaysia, (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Federasi Malaya menjadi Federasi Malaysia 1963? Seperti disebut di atas, Federasi Malaya (adalah negara merdeka), kemudian dengan tiga negara yang belum merdeka dibentuk negara baru yang disebut Federasi Malaysia tahun 1963. Lalu bagaimana sejarah Federasi Malaya menjadi Federasi Malaysia 1963? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Federasi Malaya Menjadi Federasi Malaysia 1963; Semenanjung, Singapura, Sarawak dan Sabah

Pada tahun 1963, Federasi Malaya (di Semenanjung Malaya) sudah mendapat kemerdekaan pada tahun 1957 (tanggal 31 Agustus) dan Singapoera akan mendapatkan kemerdekaan tahun ini (juga Brunai). Dalam hubungan ini Inggris juga merencanakan menggabungkan Federasi Malaysia, Singapoera, Brunai, Sarawak dan Sabah menjadi satu federasi (disebut Federasi Malaysia) yang akan diwjudkan akhir Agustus 1963. Namun di Brunai terjadi pemberontakan yang anti federasi dan anti Inggris.

Isu Ciua di Federasi Malaya (Semenanjung Malaya) dan di negara otonomi penuh di Singapoera. Jumlah pneduduk di Federasi Malaya sebanyak 7 jut jiwa dengan komposisi (Melayu 50 persen, Cina 37 persen dan India 11 persen). Sementara di Singapoera dengan penduduk 3 juta jiwa didominaSI Cina sebanyak 70 persen. Satu isu tambahan tentang Cina adalah lebih sayap kiri. Pemberontakan baru-baru ini di Malaka umumnya berasal dari orang Cina. Untuk dapat mengimplementasikan aliansi yang diinginkan itu sendiri, pihak ketiga dalam federasi itu dicari, yang akan mengamankan mayoritas Melayu. Yang ketiga harus Bomeo Inggris yaitu Serawak, Broenei dan Borneo Utara Inggris. Namun persoalannya di Brunai tengah bergolak. Di Malaya — nama Inggris untuk Federasi Melayu — gagasan tunku Abdul Rachman didukung  (nama Malaysia).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Federasi Malaya Menjadi Federasi Malaysia 1963: Singapoera Dipisahkan atau Memisahkan Diri?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar