Jumat, 03 Maret 2023

Sejarah Malang (20):Surat Kabar di Malang, Pers Berbahasa Melayu- Berbahasa Belanda; TjahajaTimoer Malang-TjajaTimoer Batavia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Surat kabar di Indonesia sudah eksis sejak era Pemerintah Hindia Belanda seperti di Batavia dan Soerabaja. Bagaimana dengan di Malang? Dalam Wikipedia disebut Tjahaja Timoer adalah surat kabar (berbahasa Melayu) terbit pertama kali pada Januari 1907 di Malang dipimpin oleh RM Bintarti dicetak dan dikembangkan oleh Sneepers dan Stendrukkkerij Kwee. Bagaimana dengan surat kabar berbahasa Belanda?


Okky Pramudhita menulis di Kompasiana dengan judul ‘Penerbitan & Percetakan di Kota Malang Masa Kolonial: Sebuah Pendekatan Sejarah’ sebagai berikut (mengutip yang diperlukan saja): Pada tahun 1907 terdapat sebuah percetakan yang bernama Snelpersdrukkerij didirikan oleh seorang Cina bernama Kwee Khay Khee. Percetakan Snelpersdrukkerij dikenal percetakan menerbitkan Tjahaja Timoer. Pada tahun 1918 muncul percetakan baru bernama Paragon Press juga dimiliki oleh warga Cina Khwee Sing Thay. Saat ini hanya satu percetakan tersisa di Malang sejak era kolonial, yaitu percetakan bernama Perfectas beralamat di jalan Wiro Margo. percetakan pertama kali didirikan 1920 pada waktu itu produksinya majalah dan karya sastra. Tjamboek Berdoeri nama samaran seorang jurnalis Cina kelahiran Pasuruan dengan nama asli Kwee Thiam Tjing. Kwee juga pernah merasakan hidup di penjara Kalisosok dan Cipinang selama 10 bulan pada tahun 1925 karena dianggap menghina Pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1930 terdapat media cetak nama Pergaoelan, dengan Doel Arnowo sebagai pemimpin redaksinya. Ada juga surat kabar dengan nama Al Ichtijaar yang terbit tahun 1937, yang dikelola oleh santri kota Malang. Tjahaya Timoer diperkirakan terbit 1907 dan De Malanger terbit 1929 (https://www.kompasiana.com/)

Lantas bagaimana sejarah surat kabar di Malang, pers berbahasa Melayu dan berbahasa Belanda? Seperti disebut di atas, keberadaan surat kabar di Malang paling tidak disebut sudah ada pada tahun 1907 namanya Tjahaja Timoer. Apakah ada hubungannya dengan Tjaja Timoer di Batavia yang dipimpin Parada Harahap? Lalu bagaimana sejarah surat kabar di Malang, pers berbahasa Belanda dan berbahasa Melayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (19): Nama Jalan di Kota Malang, Heerenstraat hingga Jalan Merdeka; Penamaan Jalan di Malang Masa ke Masa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Apa pentingnya sejarah penamaan jalan, juga termasuk di Kota Malang? Terkesan tidak penting-penting amat. Namun penamaan jalan juga memilikiu perjalanan sejarahnya sendiri. Nama jalan yang ada pada masa ini di Kota Malang, di masa lampau sudah memiliki namanya sendiri. Oleh karena itu jalannya relative tidak berubah, yang berubah adalah namanya. Semua itu bermula dari satu nama jalan: Heerenstraat. Nama itu nama jalan bermula?


Himan Miladi menulis di Kompasiana dengan judul Politik dan Drama di Balik Nama Jalan Kota Malang sebagai berikut (mengutip yang diperlukan saja): Nama jalan salah satu simbol sering terlupakan. Berbeda keberadaan patung atau monumen, nama jalan sering tidak dianggap simbol hanya karena ia berupa nama, sebuah tulisan pada papan di awal sebuah jalan. Tidak menutup kemungkinan ada sejarah panjang berupa politik dan drama kemanusiaan dalam setiap proses penamaan sebuah jalan. Dalam setiap pergantian periode kekuasaan, seringkali nama jalan, dan juga simbol yang lain berubah, atau bahkan lenyap. Perubahan ini seakan mengukuhkan arti nama jalan sebagai sebuah simbol sekaligus usaha penguasa untuk membangun kenangan kolektif terhadap warganya. Pergantian nama jalan-jalan juga merupakan wujud perebutan kontrol atas makna simbolik dalam pembangunan lingkungan kota. Setiap Pemerintah Daerah mempunyai aturan tersendiri penamaan jalan. Dalam proses perubahan ini bisa jadi ada sesuatu latar belakangnya, politik, usulan masyarakat, sampai latar belakang timbulnya budaya baru pada daerah tersebut. Peraturan mengadopsi peraturan era kolonial Belanda. Aturan itu berbunyi "Verordening regelende het geven van namen aan straten, wegen, pleinen en dergelijke voor het publiek toegankelijke plaatsen, andere dan die door den Gementeraad zijn vasgesteld" (Peraturan yang mengatur penamaan jalan, jalan, alun-alun dan tempat-tempat seperti yang dapat diakses publik, ditetapkan oleh Gementeraad/Dewan Kota). (https://www.kompasiana.com/)

Lantas bagaimana sejarah nama jalan di Kota Malang, Heerenstraat hingga jalan Merdeka? Seperti disebut di atas, bagaimana sejarah nama jalan terkesan tidak penting-penting amat, tetapi sesungguhnya ada perjalanan sejarahnya, pembangunan jalan dan perubahan nama di atasnya, dari masa ke masa. Lalu bagaimana sejarah nama jalan di Kota Malang, Heerenstraat hingga jalan Merdeka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 02 Maret 2023

Sejarah Malang (18): Hotel di Malang Masa ke Masa; Lapidoth Hotel Nama Hotel Jensen Palace Hotel Asoma Hotel dan Hotel Pelangi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Keberadaan hotel berbagai tempat di Indonesia sudah sejak era Hindia Belanda. Ada hotel yang masih eksisi hingga ini hari. Bagaimana dengan di Malang? Konon, disebut hotel tertua di Malang yang dibangun tahun 1861 dan hotel tersebut masih eksis. Apakah masih ada hotel lain di Malang? Bagaimana masa hidupnya? Mari kita telusuri ke masa lampau.


Kisah Hotel Pertama di Malang pada Masa Kolonial. Terakota.id. 11/02/2019. Abraham Lapidoth, tinggal di Malang mendirikan hotel di alun-alun 1860. Hotel menjadi salah satu penginapan paling awal berdiri, diberi nama Lapidoth Hotel. Arsitektur ada unsur budaya Jawa, berupa joglo dipadukan nuansa Eropa. Hotel berusia 159 tahun kini Hotel Pelangi. Terletak di Jalan Merdeka Selatan nomor 3 Kota Malang. Kondisi hotel sekarang ini masih 60 persen seperti kali pertama dibangun. Sisa-sisa warisan masa lalu itu masih bisa dijumpai, misalnya, salah satu ruangan yang kini berfungsi sebagai Hall Lodji Coffe Shop and Resto. Seluruh bagian atap dan tegel ruangan masih aslinya. Dinding ruangan, tertempel 22 lukisan keramik didatangkan langsung dari Belanda. “Tamu kami berasal dari Belanda menyebut beberapa tempat yang dilukisan keramik itu masih ada,” ujar Arda. Pada 1870, nama Lapidoth Hotel jadi Hotel Malang dan diganti lagi jadi Hotel Jensen 1900. Beberapa tahun kemudian, hotel dijual dan sebagian bangunannya dihancurkan. Pada 1915, pemilik baru membangun kembali hotel dengan nama Palace Hotel. Arsitektur bangunannya pun ikut diubah. Dua menara tinggi menjulang dibangun di sisi kiri dan kanan pada tengah bangunan utama. Pada pendudukan Jepang (1942-1945) namanya menjadi Asoma Hotel. Hotel ini mengalami kerusakan parah, dua menara dan sebagian besar bangunannya hancur karena pembakaran terjadi dalam peristiwa Malang Bumi Hangus. Pengusaha Banjarmasin membeli hotel itu pada 1953 nama Palace Hotel diubah menjadi Hotel Pelangi 1964. “Pengelola sekarang adalah generasi kedua,” ujar Arda. (https://www.terakota.id/)

Lantas bagaimana sejarah hotel di wilayah Malang, masa ke masa? Seperti disebut di atas, hotel tertua di Malang masih eksis hingga ini hari. Hotel tersebut disebutkan dibuka tahun 1861. Hotel itu berganti nama dari Lapidoth Hotel menjadi Hotel Jensen, Palace Hotel, Asoma Hotel dan kini dengan nama Hotel Pelangi. Lalu bagaimana sejarah hotel di wilayah Malang, masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (17): Kopi Malang, Sentra Produksi Dimana?Era Hindia Belanda Harga Tertinggi Kopi Angkola - Kopi Mandailing


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Ada kopi Lampung, kopi Prenager, kopi Semarang dan sebagainya, tetapi dimana itu diproduksi? Akan tetapi itu tidak ada yang bertanya. Demikian juga dengan kopi Malang. Salah satu sentra kopi di (wilayah) Malang berada di Dampit. Sementara itu tempo doeloe, kopi Angkola dan kopi Mandailing (di residentie Tapanoeli) cukup dikenal, tidak hanya di Hindia Belanda (baca: Indonesia) juga di Eropa dan Amerika. Harga kopi Angkola dan kopi Mandailing tertinggi di Hindia Belanda. Bagaimana dengan kopi Malang?


Kopi Dampit Malang, Kopi Unggulan Indonesia Dikenal hingga Internasional. Tugumalang.id. 14 Feb 2022.  Kopi Dampit mungkin sudah tidak asing lagi. Kopi robusta unggulan ini, bahkan sudah dikenal hingga dunia internasional. Kopi Dampit dibudidayakan di kabupaten Malang, khususnya kecamatan Dampit yang menjadi salah satu daerah penghasil kopi robusta terbaik. Sejak masa penjajahan Belanda, Malang khususnya Dampit sudah dikenal sebagai penghasil biji kopi. Tidak diketahui secara pasti tahun berapa mulai penanaman tersebut. Namun dilihat dari bekas bangunan yang tersisa, kopi di Malang sudah ada sekitar tahun 1800-an. Kopi Dampit dibudidayakan di lahan baik serta ketinggian lebih dari 900 M dpl. Kondisi geografis Malang, khususnya Kabupaten Malang yang dikelilingi gunung, 20 hingga 26 C wilayah yang cocok perkebunan kopi. Kopi Dampit diakui sebagai salah satu kopi kualitas terbaik oleh dunia. Hampir 90 persen kopi diproduksi di Dampit diekspor. Di luar negeri, terutama di kawasan Eropa, Kopi Dampit sangat terkenal. Terutama jenis kopi robusta yang dianggap punya special taste. Dijelaskan dari Kopikocang.com bahwa aroma yang sangat khas setelah biji kopi disangrai. Wangi yang keluar wangi caramel dan juga manis roti yang baru matang. Ketika diminum, kopi akan terasa kekentalan yang ditambah acidity yang rendah dengan sensasi akhir rasa caramel dan juga sedikit aroma earthy yang terasa, serta tercium cukup lama. Inilah yang menjadi ciri khas tersendiri dari Kopi Dampit yang menjadi daya tarik bagi para pecinta kopi. (https://tugumalang.id/)

Lantas bagaimana sejarah kopi Malang, sentra produksi dimana? Seperti disebut di atas, salah satu Sentara kopi di wilayah Malang pada masa ini berada di (wilayah) Dampit. Bagaimana dengan masa lampau? Lalu bagaimana sejarah kopi Malang, sentra produksi dimana? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 01 Maret 2023

Sejarah Malang (16): Banjir, Banjir, Banjir di Wilayah Malang: Kanal dan Tata Kelola Penanggulangan Bahaya Banjir di Malang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Malang bukanlah kota air, karena letaknya di pegunungan. Kota air berada di wilayah pantai atau Kawasan muara sungai. Kota Malang yang berada di cekungan Malang memiliki banyak sungai. Sungai terbesar adalah sungai Brantas dan sungai Metro yang mana di hilir kedua sungai ini menyatu (melalui waduk Karangkates). Apakah dalam hal ini wilayah Malang khususnya Kota Malang rawan banjir? Banjir, banjir, banjir.


Mengungkap Unsur Air dalam Sejarah Kota Malang: Pengelolaan Assainerring dan Gorong-Gorong Kota 1914-1940. Reza Hudiyanto di dalam Mozaik: Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 12, No.2, Juli-Desember 2012). Air adalah hal yang paling penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Menurut Karl Wittfogel dalam teori Masyarakat hidrolik-nya, negara birokrasi muncul dari sungai. Dalam kasus Asia Tenggara, sebagian besar negara pada 300-1200 CE berlokasi di sekitar sungai yang lebih rendah. Namun, masalah air masih disisihkan dalam historiografi perkotaan Indonesia. Hampir semua topik yang dibahas berkenaan dengan lahan, misalnya pemerintah daerah, konflik ruang, transportasi dan banyak masalah lahan lainnya. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menggambarkan pembangunan dan pengoperasian sistem air limbah di Malang. Karena kota-kota tumbuh cepat di tahun 1920-an, air limbah menjadi masalah mendesak yang harus dipecahkan. Resiko tinggi epidemi yang disebabkan oleh air tersumbat adalah alasan utama bagi Gemeente untuk membuat sistem saluran pembuangan, dan pada gilirannya, sistem tersebut merupakan factor pendorong dihapuskannya otonomi desa pada tahun 1926. Penelitian ini menggunakan metode historis. Jejak sejarah sistem drainase di Malang menghasilkan tiga poin: Pertama, banjir tahunan di Malang tidak pernah berulang sejak Pemerintah Kota Malang membangun sistem selokan. Kedua pembangunan sistem drainase pada gilirannya membuka jalan untuk menghapus otonomi desa, dan ketiga, sistem drainase baru tidak mengubah adat setempat. (http://journal.unair.ac.id/) 

Lantas bagaimana sejarah banjir di wilayah Malang? Seperti disebut di atas, wilayah Malang khususnya di di cekungan (lembah) Malang terdapat banyak sungai. Dua sungai besar adalah sungai Metro dan sungai Brantas. Pembangunan kanal merupakan salah satu upaya penanggulangan bahaya banjir di Malang. Lalu bagaimana sejarah banjir di wilayah Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (15): Gempa di Wilayah Malang dan Peta Gempa dari Masa ke Masa; Tidak Perlu Khawatir Tapi Tetap Waspada


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Wilayah Indonesia adalah wilayah gempat, tidak hanya karena factor geologi (tektonik) juga geomorfologi (vulkanik). Dua jenis gempa ini dapat menimbulkan bencana, korban jiwa dan korban benda dan korban lingkungan. Dalam hal ini wilayah Malang juga wilayah rawan gempa. Kejadi gempa di wilayah Malang sudah tercata sejak lama.


Sejarah Gempa Besar di Malang pada Abad 19. SejarahDalam arsip sejarah mencatat, ternyata pernah ada dua gempa besar di Malang yang terjadi pada abad 19 atau tahun 1800-an. Bencana alam tersebut memporak-porandakan Malang yang kala itu belum resmi menjadi kota. Catatan gempa besar itu dapat ditelusuri melalui beberapa penelitian terkait bencana kegempaan yang pernah mengguncang Malang. Salah satunya adalah Indonesian’s Historical Earthquakes, yang diterbitkan Australian Government melalui Geoscience Australia. Terbitan itu bersumber dari catatan para ahli geologi. Catatan penting itu turut serta menjadi bukti penguat adanya peristiwa gempa besar tersebut. Setidaknya ada dua gempa besar yang sempat menjadi bencana dahsyat di Malang kala itu. Gempa besar pertama terjadi di Malang pada 10 Juni 1867 silam. Gempa itu dicatat oleh sebuah buku berjudul Beknopte Beschrijving van De Aardbeving; Die Het Eiland Java In Den Ochtend Van Den 10 Den Juni 1867 Heeft Geteisterd. Buku itu ditulis oleh L Van Laar pada tahun 1867. Dalam buku tersebut disebutkan, gempa itu berkekuatan 7 MMI, dengan keterangan ‘stone building suffered heavy damage’ atau bangunan batu mengalami kerusakan berat. Sementara itu, gempa besar kedua tercatat memiliki kekuatan 4 MMI. Gempa itu mengguncang wilayah Malang pada 22 November 1818. Gempa ini tercatat dalam buku Die Erdbeden Indischen Archipels Von 1858 Bis 1877. Penulis bernama A Wichmann menulis buku ini pada 1922 silam. Si penulis memberikan keterangan ‘a weak shock was felt’ atau kejutan yang dirasakan lemah. (https://www.wearemania.net/)

Lantas bagaimana sejarah gempa di wilayah Malang dan peta gempa era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas bahwa wilayah Malang, termasuk rawan gempa. Seperti kata ahli tempo doeloe tidak perlu khawatir tapi tetap waspada. Lalu bagaimana sejarah gempa di wilayah Malang dan peta gempa era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.