*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini
Pada hari Kamis tanggal 1 Desember 1927 pukul 12.45 telah terjadi gempa dahsyat di Donggala. Gempa ini juga cukup keras dirasakan di Palu. Kantor Asisten Residen di Donggala runtuh sebagian. Di Palu dua pasar runtuh dan sebagian bangunan dermaga hancur. Sebuah gelombang pasang (baca: tsunami) di Teluk Paloe menyebabkan kehancuran rumah-rumah di daratan. Sebanyak 14 orang tewas terbunuh dan sekitar lima puluh orang luka. Nilai kerusakan diperkirakan sekitar f50.000. Gubernur Jenderal mendelegasikan wewenang kepada Asisten Residen di Dongala untuk menyelidiki bantuan dimana ia dapat menggunakan uang kas daerah yang tersedia.
Pada hari Kamis tanggal 1 Desember 1927 pukul 12.45 telah terjadi gempa dahsyat di Donggala. Gempa ini juga cukup keras dirasakan di Palu. Kantor Asisten Residen di Donggala runtuh sebagian. Di Palu dua pasar runtuh dan sebagian bangunan dermaga hancur. Sebuah gelombang pasang (baca: tsunami) di Teluk Paloe menyebabkan kehancuran rumah-rumah di daratan. Sebanyak 14 orang tewas terbunuh dan sekitar lima puluh orang luka. Nilai kerusakan diperkirakan sekitar f50.000. Gubernur Jenderal mendelegasikan wewenang kepada Asisten Residen di Dongala untuk menyelidiki bantuan dimana ia dapat menggunakan uang kas daerah yang tersedia.
Bataviaasch nieuwsblad, 03-12-1927 |
Peristiwa
gempa yang diikuti tsunami kembali terjadi kemarin sore (28-09-2018) di Palu
dan Donggala. Gempa yang berkekuatan 7.4 SR dan perkiraan tsunami 1.5-2 meter. Menurut
berita terakhir hari ini korban meninggal telah melampaui angka 400 orang.
Suatu angka yang sangat besar. Ini adalah suatu bencana nasional. Kita semua
bangsa Indonesia sangat prihatin dan turut berduka. Jika dulu tahun 1927 hanya
ditangani oleh Asisten Residen dengan anggaran daerah, kini penanganannya
haruslah lintas kementerian dengan anggaran pusat.
Kejadian gempa
yang cukup besar juga pernah terjadi di Kakas Menado, tidak jauh dari Donggola
dan Poso. Kejadian gempa itu terjadi pada tahun 1932. Sura kabarDe Sumatra
post, 19-05-1932 melaporkan sebagai
berikut: Buitenzorg 19 Mei (Aneta). Sebuah telegram dari Residentie Menado
melaporkan bahwa tidak dapat dimengerti bahwa jumlah korban di Kakas sangatbesar,
sebanyak 592 rumah telah hancur. Kerusakannya mencapai nilai satu ton emas. Penduduk
Kakas dan daerah sekitarnya mengungsi. Penduduk beberapa kota di Amurang juga telah meninggalkan kampung, karena takut
tenggelam di pantai atau gelombang pasang (tsunami). Belum ada pesan yang
diterima dari tempat-tempat lain seperti dari Donggala, Poso dan Sangibe. Residen
memperkirakan bahwa di Minahassa lebih dari 600 rumah hancur dan 400 hancur
sebagian. Kerusakannya mencapai sekitar f200.000, tidak termasuk sekolah,
gedung gereja dan pekerjaan umum. Den Haag 19 Mei (Aneta). The Orange Cross
memberi isyarat kepada dewan dana bantuan moneter untuk bencana di Sulawesi
dari Belanda jika diperlukan. Dalam hal jawaban afirmatif, panggilan akan
dilakukan kepada orang-orang Belanda’.
Kejadian
gempa besar di Donggala juga pernah terjadi tanggal 21 Mei 1938. Gempa ini juga
diikuti tsunami. Gempa ini mendapat liputan yang luas tidak hanya di Hindia
tetapi juga di Belanda. Pengeran Bernhard di Belanda juga terus memantau.
Untuk melihat
siklus gempa di Donggala, Poso/Paloe dan sekitarnya perlu kita telusuri
data-data masa lampu agar dapat dijadikan sebagai bahan untuk analisis dalam
merumuskan berbagai tindakan pencegahan di masa yang akan datang. Berikut
adalah daftar panjang kejadian gempa di Palu dan wilayah sekitarnya.
Daftar Panjang
Gempa di Donggala dan Palu
|
||
Kejadian
|
Deskripsi
|
Sumber
|
??-08-1968
|
Gempa
di Celebes 200 tewas. Pantai barat Sulawesi di kota Donggala Kamis lalu
diguncang gempa keras yang telah menewaskan 200 orang, Menurut Kementerian Sosial,
gempa tersebut menyebabkan gelombang pasang (tsunami) yang sangat besar
menyebabkan desa Tamboe hanyut. Kementerian belum menerima informasi rinci
tentang tingkat kerusakan. Celebes telah didera dua kali oleh gempa bumi yang
parah dalam tiga tahun terakhir. Pada Januari 1965 sekitar 63 penduduk pulau
antara Sulawesi dan Maluku tewas oleh gempa bumi dan tsunami terkait. Pada
bulan April tahun lalu, kota Majene di Sulawesi Selatan dilanda gempa bumi
yang menelan korban jiwa.
|
Nieuwsblad
van het Noordenm 20-08-1968
|
21-05-1938
|
Tujuh
belas mati dan gempa bumi. Donggala, 21 Mei. Sejauh ini, sembilan orang
dewasa dan delapan anak meninggal dalam gelombang pasang (tsunami) di Parigi.
Hubungan antara Tawaell dan Parigi telah rusak. Residen Menado mengkonfirmasi
peristiwa telah dilaporkan sebelumnya dalam gempa Donggala. Juga tempat Kinombo
di sudut Tomini sangat terpengaruh. Gelombang pasang menembus negeri itu
sejauh seratus meter, sehingga enam puluh rumah roboh. Beberapa orang hilang.
|
De
Telegraaf, 23-05-1938
|
Gempa
bumi di Celebes lebih serius daripada yang dipikirkan orang. Delapan hilang,
3 men inggal. Rumah, jalan dan jembatan runtuh.. Donggala, 21 Mei. Parigi
telah terkena dampak serius. Di Toribulu gelombang pasang (tsunami) memiliki
efek merusak hingga 100 meter ke daratan. Delapan orang hilang, tiga
tampaknya telah ditemukan meninggal. Banyak ternak, puluhan ribu ternak kecil
telah hanyut. Sekitar 450 rumah telah ambruk di wilayah Toribuli di Parigi.
Ratusan rumah jatuh dengan menyedihkan. Lingkungan Ampibabo juga sangat
terpengaruh. Jalan dari Toribulu ke Parigi rusak parah. Ada sejumlah retakan,
tidak stabil, tegak lurus dan paralel di garis pantai. Pantai telah surut di
banyak tempat. Hampir semua jembatan hancur atau terputus-putus. Lumpur
abu-abu dan kuning telah terjatuh dari tanah. Jalan dari Toboli ke Kobonkopo
tidak dapat dilalui karena penimbunan batu dan ambles. Penduduk telah
mengungsi. Dewan mengambil tindakan. Koneksi telepon dengan Donggala telah
hilang. Belum ada pesan yang diterima dari Tinombo. Di Tawaeli merusak tiga
puluh rumah. Di Paloe, kerusakan serius terjadi pada pipa air. Hubungan jalan
antara Paloe dan Koelawi telah rusak. Dermaga dari trek dan hanggar pasar di
Boeloebete collapsed. Ada satu yang mati. Masih hari ini, tremor dirasakan
(Aneta.)
|
Algemeen
Handelsblad, 21-05-1938
|
|
10-09-1936
|
Gempa
Donggala. Donggala, 11 September; (Aneta). Kemarin malam, dua gempa bumi yang
cukup keras dirasakan pada pukul 10.10 pagi
|
De
Sumatra post, 11-09-1936
|
13-01-1936
|
Gempa
di Donggala. Donggala, 14 Januari. (Aneta). Kemarin terjadi gempa ringan pada
jam 12.12
|
De
Sumatra post, 14-01-1936
|
01-12-1927
|
Pada
hari Kamis tanggal 1 Desember 1927 pukul 12.45 terjadi gempa dahsyat di
Donggala. Gempa ini juga cukup keras dirasakan di Palu. Kantor Asisten
Residen di Donggala runtuh sebagian. Di Palu dua pasa runtuh dan sebagian
dermaga hancur. Sebuah gelombang pasang (baca: tsunami) di Teluk Paloe
menyebabkan kehancuran rumah-rumah di daratan. Sebanyak 14 orang tewas
terbunuh dan sekitar lima puluh orang luka. Nilai kerusakan diperkirakan
sekitar f50.000. Gubernur Jenderal mendelegasikan wewenang kepada Asisten
Residen di Dongala untuk menyelidiki bantuan dimana ia dapat menggunakan uang
kas daerah yang tersedia.
|
Bataviaasch
nieuwsblad, 03-12-1927
|
13-01-1902
|
Dari
Governeor Celebes dan Sekitarnya menerima pesan pada pagi hari tanggal 13
Januari telah terjadi gempa bumi yang diamati di Donggala (sebelah oost
northwest) dan di Tolitoli arah nørwest tot oost, yang berlangsung selama
sekitar lima detik.
|
Bataviaasch
nieuwsblad, 18-02-1902
|
08-03-1901
|
Gubernur
Celebes dan Sekitarnya telah terjadi gempa di Donggala pada 8 Maret di pagi
hari, getaran berat diamati pada arah timur.
|
Bataviaasch
nieuwsblad, 03-04-1901
|
03-03-1899
|
Di
Gubernur Celebes dan Sekitarnya melaporkan bahwa gempa bumi diamati ke arah
Barat Daya ke Timur Laut di pagi hari ke-3 di Donggala. Shock yang
berlangsung sekitar delapan detik, didahului oleh gemuruh bawah tanah.
|
Bataviaasch
nieuwsblad, 24-03-1899
|
29-10-1898
|
Sebuah
pesan diterima dari Dewan Regional Celebes dan Dependensi bahwa pada pagi
hari 29 Oktober di Donggala gempa bumi diamati ke arah Utara Timur dan
Selatan Barat yang berlangsung sekitar sepuluh detik.
|
Soerabaijasch
handelsblad, 02-12-1898
|
Data
sedang dalam pencarian
|
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber
utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber
disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar