*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Indonesia Raja, Indonesia Raja, Indonesia Raja....Kini lebih dikenal sebagai nama lagu kebangsaan Indonesia: Indonesia Raya. Tempo doeloe, nama Indonesia Raya juga digunakan sebagai nama partai: Partai Indonesia Raja (Parindra). Nama Indonesia Raja juga digunakan Mochtar Lubis sebagai nama surat kabarnya. Bagaimana nama Indonesia Raja terhubung satu sama lain, hanya satu orang yang menghubungkan, yakni: Parada Harahap.
Indonesia Raja, Indonesia Raja, Indonesia Raja....Kini lebih dikenal sebagai nama lagu kebangsaan Indonesia: Indonesia Raya. Tempo doeloe, nama Indonesia Raya juga digunakan sebagai nama partai: Partai Indonesia Raja (Parindra). Nama Indonesia Raja juga digunakan Mochtar Lubis sebagai nama surat kabarnya. Bagaimana nama Indonesia Raja terhubung satu sama lain, hanya satu orang yang menghubungkan, yakni: Parada Harahap.
Indonesia Raja, WR Soepratman, Yokimtjan, Populair Orchest, 1927 |
Lantas
bagaimana lagu Indonesia Raja karya WR Supratman bertransformasi menjadi lagu
kebangsaan Indonesia dengan lirik yang dapat kita nyanyikan sekarang adalah hal
lain lagi. Ini bermula menjelang kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945) karya
WR Supratman dipoles lagi di Australia dan kemudia diakui secara resmi oleh
otoritas Belanda di Australia (lihat Nieuwe Haagsche courant, 13-08-1945).
Untuk memahami semua itu mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar
sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung
(pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis)
dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber
disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*
Lagu Indonesia
Raja: Parada Harahap dan WR Supratman
WR
Soepratman pindah dari Bandoeng ke Batavia tahun 1924. Di Batavia WR Soepratman
bekerja sebagai wartawan Sin Po. Pada tahun 1925 Parada Harahap mengajak WR
Soepratman menjadi editor kantor berita pribumi, Alpena. WR Soepratman tinggal
di rumah Parada Harahap. Meski demikian, WR Soepratman masih tetap bekerja
untuk surat kabar Sin Po.
Parada Harahap
adalah seorang pemuda revolusioner. Pada tahun 1919 mendirikan surat kabar di
Padang Sidempoean. Surat kabar tersebut diberi nama Sinar Merdeka. Parada
Harahap kerap terkena delik pers yang diganjar denda dan beberapa kali harus dibui
di penjara Padang Sidempoean. Pada tahun 1922 Sinar Merdeka dibreidel. Parada
Harahap hijrah ke Batavia. Pada tahun 1923 Parada Harahap mendirikan surat
kabar di Batavia dengan nama Bintang Hindia. Pada tahun 1925 Parada Harahap
mendirikan kantor berita pribumi, Alpena. Sepulang dari lawatan jurnalis di
Sumatra dan Semenanjung, pada tahun 1926 Parada Harahap menerbitkan buku
berjudul Dari Pantai ke Pantai: Perjalanan Jurnalistik di Sumatra dan Semenandjoeng,
Pada tahun yang sama (1926) Parada Harahap mendirikan lagi surat kabar di bawah
bendera NV Bintang Hindia dengan nama Bintang Timoer. Soekarno dari studieclub
di Bandoeng kerap mengirim tulisan ke Bintang Timoer. Pada bulan September 1927
Parada Harahap, sekretaris Sumatranen Bond menggagas disatukannya semua
organisasi kebangsaaan. Organisasi ini dinamai Permoefakatan
Perhimpoenan-Perhimpoenan Kebangsaan Indonesia (PPPKI) yang mana sebagai ketua
MH Thamrin dan Parada Harahap sendiri sebagai sekretaris. Kantor PPPKI
didirikan di Gang Kenari dimana Parada Harahap sebagai kepala kantor. Di gedung
Indonesia ini Parada Harahap hanya memajang tiga potret: Diponegoro, Soekarno
dan Mohamad Hatta.
Sejak
didirikan PPPKI pada tahun 1927, WR Supratman adalah orang yang selalu dikirim
redaktur Sin Po untuk meliput kegiatan politik pribumi di Gang Kenari.
Kedekatan WR Soepratman dengan Parada Harahap diduga menjadi alasan bagi
redaktur Sin Po untuk mengirim WR Soepratman ke Gang Kenari. Parada Harahap
juga sangat baik dengan pimpinan surat kabar Sin Po.
Parada Harahap
sebagai sekretaris PPPKI mulai melakukan banyak persiapan untuk menyongsong
Kongres PPPKI yang akan diadakan pada bulan September 1928 yang diintegrasikan
dengan Kongres Pemuda pada bulan Oktober 1928. Surat kabar Bintang Timoer
sebagai corong PPPKI, Parada Harahap memperluas jangkauan Bintang Timoer dengan
menerbitkan edisi Semarang (Midden Java) dan edisi Soerabaja (Oost Java).
Parada Harahap juga mempersatukan para pengusaha pribumi di Batavia dengan
membentuk perhimpoenan pengusaha pribumi (semacam Kadin pada masa ini) dimana
Parada Harahap sebagai ketua. Dalam rangka inilah diduga kuat Parada Harahap
mendorong WR Soepratman untuk menciptakan lagu Indonesia Raja yang kemudian
direkam dalam bentuk piringan hitam (gramplate) oleh perusahaan Yo Kim Tjan di
Pasar Baroe. Hasil rekaman ini dipasarkan pada akhir tahun 1927. Sementara itu,
Parada Harahap meminta Dr. Soetomo sebagai ketua panitia Kongres PPPKI dan
untuk panitia Kongres Pemuda diminta para mahasiswa-mahasiswa Rechthoogeschool
(yang mana sebagai dekan adalah Husein Djajadiningrat). Ketua panitia Kongres Pemdua yang terbentuk
adalah Soegondo (PPPI) sebagai ketua, Mohamad Jamin (Jong Sumatranen Bond)
sebagai sekretaris dan Amir Sjarifoeddin Harahap sebagai bendahara (Jong
Bataksche Bond).
Hasil
Kongres PPPKI yang terpenting adalah PPPKI diubah menjadi organisasi politik.
Namanya menjadi Permoefakatan Perhimpoenan-Perhimpoenan Politik Indonesia
(singkatannya tetap PPPKI). Hasil keputusan lain adalah mengangkat Dr. Soetomo
sebagai ketua PPPKI yang baru. Sementara itu hasil Kongres Pemuda yang
terpenting adalah Putusan Kongres yang berisi ikrar: Satu Nusa, Satu Bangsa dan
Satu Bahasa, Indonesia. Pada hari penutupan Kongres Pemuda ini lagu Indonesia
Raya karya WR Soepratman diperdengarkan di kongres dengan biola. Lagu Indonesia
Raja ini melengkapi tiga ikrar yang telah diputuskan oleh para pemuda.
Untuk sekadar catatan bahwa PPPKI adalah
organisasi yang berhaluan nasional. Boedi Oetomo belum masuk PPPKI karena masih
berhaluan kedaerahan. Yang menjadi partisipan PPPKI antara lain adalah Kaoem
Betawi, Pasoendan, Sumatranen Bond, Bataksche Bond, Studieclub Soerabaja
pimpinan Dr. Soetomo dan Perhimpoenan Nasional Indonesia di Bandoeng yang
diketuai oleh Ir. Soekarno. Sebelumnya Soetomo dan Soekarno adalah bagian dari
Boedi Oetomo. Sementara itu PPPI adalah onderbouw dari PPPKI. Mohamad Hatta
adalah anggota Perhimpoenan Indonesia di Belanda. Soetan Sjahrir anggota
Pemoeda Indonesia di Bandoeng (onderbouw dari Perhimpoenan Nasional Indonesa).
Partai Indonesia
Raja: Dr. Soetomo dan MH Thamrin
Tunggu
deskripsi lengkanya
Surat Kabar Indonesia
Raja: Mochtar Lubis dan Parada Harahap
Tunggu
deskripsi lengkanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar