*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Tempo doloe di Batavia terdapat nama suatu pasar yang disebut Pasar Pisang. Lokasi area pasar ini pada masa kini berada di jalan Kali Besar Timur III. Apa yang menarik dari Pasar Pisang adalah usianya yang sudah sangat tua. Pasar Pisang sudah terbentuk sejak era VOC/Belanda. Pasar Pisang pada era Pemerintah Hindia Belanda juga dianggap sebagai pusat perdagangan yang penting.
Tempo doloe di Batavia terdapat nama suatu pasar yang disebut Pasar Pisang. Lokasi area pasar ini pada masa kini berada di jalan Kali Besar Timur III. Apa yang menarik dari Pasar Pisang adalah usianya yang sudah sangat tua. Pasar Pisang sudah terbentuk sejak era VOC/Belanda. Pasar Pisang pada era Pemerintah Hindia Belanda juga dianggap sebagai pusat perdagangan yang penting.
Toko buku G Koff en Co di Pasar Pisang (1872) |
Kapan pasar Pasar Pisang terbentuk sulit diketahui.
Pasar ini diduga terbentuk karena semakin berkembangnya perpasaran di stad
Batavia. Pasar Pisang diduga muncul setelah adanya Pasar Ikan dan Pasar Borong.
Lantas bagaimana sejarah area Pasar Pisang? Tentu saja belum pernah ditulisn.
Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan
lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru
yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain
disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*
Kali Besar dan Tijger gracht
Pasar Pisang pada masa
ini berada di jalan Kunir (jalan Kali Besar Timur 3). Jalan ini berada di
antara dua kanal, yakni kanal Groote Rivier/Kali Besar dan kanal Tijger (Tijger
gracht). Kanal Groote Rivier pada era VOC adalah pusat perdagangan, sedangkan
kanal Tijger adalah area perumahan elit. Di dua sisi kanal Tijger adalah area
pemukiman termewah di era VOC.
Area Pasar Pisang (Peta 1624 dan Peta 1826) |
Kanal Tijger gracht
dibangun pada era Gubernur Jenderal Coen (1619). Sedangkan kanal Groote Rivier
(Kali Besar) dibangun pada era Gubernur Jenderal Specx (1629-1632). Untuk
menghubungkan sungai Tjiliwong (Groote Rivier) dan Tijger gracht dibangun jalan
raya (jalan yang pertama di Batavia). Di selatan jalan inilah kemudian dibangun
Stadhuis.
Peta 1740 |
Stadhuis menjadi ibu kota
yang baru (sebelumnya pusat pemerintahan berada di Kasteel Batavia). Antara Stadhuis
dengan Kasteel Batavia telah terbentuk jalan dan dua jembatan di atas kanal
pada era Coen (lihat Peta 1740). Jalan dari Stadhuis ke Kasteel ini kemudian disebut
Heerenstraat.
Masih pada Peta 1740 kanal di utara Stadhuis telah
diperpanjang (dari Kali Besar hingga aliran sungai Tjiliwong yang baru). Kanal
ini kemudian disebut Leeuwinnwn gracht. Kanal ini sejajar dengan jalan yang
pertama (jalan Kunir yang sekarang).
Pasar Pisang
Kapan terbentuk pasar
yang disebut Pasar Pisang? Pada tahun 1740 nama Pasar Pisang belum ada (lihat Omstandig
en allernaeuwkeurigst verhaal van den oorsprong, begin, voortgang en gelukkige
ontdekkinge van het vervloekt en schelms verraadt, 1741). Pasar yang ada adalah
Pasar Ikan dan Pasar Borong (di sisi barat Groote Rivier). Pasar Pisang diduga
terbentuk pada akhir era VOC atau awal Pemerintah Hindia Belanda.
Pada permulaan Pemerintah Hindia Belanda (1800),
stad (kota) Batavia tetaplah penting karena pusat perdagangan utama. Namun
pemerintahan yang baru (Hindia Belanda). Gubernur Jenderal (Johannes Sieberg) tidak
memilih kantor/rumah di Stadhuis tetapi lebih memilih menyewa rumah di
Molenvliet. Rumah tersebut kini lebih dikenal Gedung Arsip Nasional (jalan
Gajah Mada yang sekarang). Pemindahan ibu kota ini menjadi terlaksana pada era
Gubernur Jenderal Daendels yang membangun ibu kota baru di Weltevtreden.
Sehubungan dengan
perpindahan ibu kota dari Batavia ke Weltevreden, situasi dan kondisi di
Batavia berubah. Batavia secara perlahan hanya tinggal sebagai pusat
perdagangan (sementara pusat pemerintahan telah relokasi). Pada fase inilah
diduga Pasar Pisang berkembang sebagai pusat perdagangan yang baru (perluasan
pusat perdagangan di Kali Besar).
Nama Pasar Pisang paling tidak telah diberitakan
pada tahun 1825 (lihat Bataviasche courant, 16-02-1825). Disebutkan bahwa
pemerintah akan melelang lahan di Pasar Pisang, lahan yang dimiliki oleh Tan
Boanko.
Terima kasih. Sungguh informasi yang berharga.
BalasHapusKebetulan saya sangat membutuhkan referensi untuk karya saya di Wattpad, judulnya Panca dan Petaka Sumur Tua.
Latar masa Hindia Belanda akhir abad ke-19. Jadi, analisis anda sungguh membantu.