*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Nama kampong Kebon Manggis dan kampong Kemanggisan berbeda tempat. Tempo doeloe nama kampong Kemanggisan disebut kampong Pamanggisan. Kampong Pamanggisan berada di dekat kampong Kebon Djeroek, tetapi kampong Kebon Manggis berada di dekat kampong Pagangsaan. Di hulu kampong Manggis di sungai Tjiliwong terdapat kampong Bidara Tjina, sementara di hilir kampong Kemanggisan di sungai Grogol terdapat kampong Taipekong.
Nama kampong Kebon Manggis dan kampong Kemanggisan berbeda tempat. Tempo doeloe nama kampong Kemanggisan disebut kampong Pamanggisan. Kampong Pamanggisan berada di dekat kampong Kebon Djeroek, tetapi kampong Kebon Manggis berada di dekat kampong Pagangsaan. Di hulu kampong Manggis di sungai Tjiliwong terdapat kampong Bidara Tjina, sementara di hilir kampong Kemanggisan di sungai Grogol terdapat kampong Taipekong.
Pamanggisang (Peta 1824); Kemanggisan (Now) |
.
Lantas apakah nama kampong Pamanggisan atau
Kemanggisan berasal dari tanaman/buah manggis? Untuk soal asal-usul nama tempat
haruslah tetap hati-hati dan cermat, tidak sekadar letterlijk. Hal ini karena
sejarah tetaplah sejarah. Ilmu sejarah bukanlah ilmu toponimi. Ilmu sejarah adalah
metodologi menarasikan fakta dan data. Dalam hal ini, soal nama asal usul
adalah satu hal. Hal lain yang penting adalah bagaimana sejarah Kemanggisan
sendiri? Sejarah Kemanggisan tidak hanya soal asal-usul nama. Untuk menambah
pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Kemanggisan (Peta 1890) dan Taipekong (Peta 1904) |
Pemanggisang
Menjadi Kemanggisan: Chineese Tempel Menjadi Toapekong
Kampong Pamanggisang berada di dekat kampong Boegis.
Kampong Pamanggisang diduga adalah perkampongan orang Makassar. Pamanggisan
diucapkan/ditulis dalam aksen (logat) Makassar dengan Pamanggisang. Mereka ini
diduga penghuni pertama di area tersebut sebagai bagian dari penempatan pasukan
pribumi pendukung militer VOC/Belanda.
Nieuw plantkundig woordenboek voor N Indie, 1909 |
Nama Pamanggisan lambat laun digantikan dengan
diucapan/ditulis dengan Kemanggisan. Pergeseran ini diduga karena wilayah
kampong Pamanggisan semakin ramai oleh pendatang di luar orang Makassar,
seperti orang-orang Cina.
Imbuhan pe-an menyatakan
tempat atau proses. Pe-manggis-an dalam hal ini menyatakan tempat dimana
diusahakan (kebun) tanaman manggis Imbuhan ke-an juga menyatakan tempat seperti
kerajaan dan kemanggisan. Oleh karena itu Pemanggisan dan Kemanggisan sama-sama
manyatakan tempat. Namun perlu disadari imbuhan pe-an ini adalah pa-an
(Pamanggisan). Imbuhan pa-an dalam hal ini besar dugaan dipengaruhi oleh bahasa-bahasa
non-Malajoe, antara lain bahasa Makassar (pamanggisan dan padoerenan). Sebagai
pembanding bahasa Batak adalah par-an, seperti parkopian (tempat dimana menanam
kopi).
Kehadiran orang-orang Cina ini diduga setelah
terjadi kerusuhan di Batavia pada tahun 1740. Sebelumnya orangorang Cina
cenderung menetap di kota-kota pelabuhan yang mena sebagian bertani dan
sebagian yang lain berdagang termasuk berdagang keliling ke pedalaman. Namun
kegiatan perdagangan ke pedalaman ini tidak berpola tempat tinggal tetapi
tetapi adaka kalanya membangun tempat tempat tinggal sementara. Pola bertempat
tinggal ini diduga yang menyebabkan munculnya nama Pondok Tjina (di Depok yang
sekarang).
Pamanggisan (Peta 1824); Kemanggisan (Peta 1890) |
Dengan semakin banyaknya orang-orang Cina di luar
Batavia (terutama setelah kerusuhan 1740), orang-orang Cina mulai membangun
tempat peribadatan yang baru termasuk di Kemanggisan (Chineese Tempel). Pilihan
lokasi Chineese Tempel ini diduga karena strategis di persimpangan untuk
memudahkan jemaatnya yang datang dari berbagai tempat. Berdasarkan Peta 1824
Chineser Tempel yang diidentifikasi juga terdapat di Antjol. Tampaknya hanya
dua Chineese Tempel tersebut yang ada.
Kemanggisan (Peta 1940) dan Kemanggisan (Now) |
Area Cineese Tempel ini lambat laut namanya dikenal
sebagai kampong Taopekong. Area ini berada di antara kampong Kemanggisan (di
selatan) dan kampong Tandjoeng (di utara). Kampong Tandjoeng ini kiini lebih
dikenal sebagai Tanjung Duren. Pada masa ini kelurahan Kemanggisan masuk
wilayah kecamatan Pal Merah (di selatan) dan kelurahan Tandjung Duren masuk
kecamatan Grogol Petamburan (di utara).
Satu hal yang terpenting
sebagai penanda navigasi kampong Pamanggisan (Kemanggisan) adalah lokasi dimana
Chineese Tempel ini berada. Chineese Tempel ini berada di persimpangan jalan.
Namun dalam perkembangannya hanya satu jalan yang berkembang yakni jalan utama
dari Kemanggisan ke Tandjoeng melalui Taopekong (eks lokasi Chineese Tempel).
Jalan utama ini kini tidak lain adalah jalan Kemanggisan Raya. Dalam hal ini
jalan Kemanggisan Raya terbilang jalan kuno.
Perkembangan
Lebih Lanjut di Kemanggisan
Tunggu deskripsi lengkapnya
Chinese Tempel yang dimaksud adalah adanya 2 buah Klenteng di sekitar situ, yaitu pertama dan tertua adalah Klenteng Dan Rong Xuan Tian Shangdi Miao yang ditujukan kepada Dewa Xuan Tian. Klenteng ini didirikan pada tahun 1669 oleh para petani² Tionghoa di ommelanden. Selain itu ada juga Klenteng Tandjoeng atau dikenal juga sebagai Klenteng yang ditujukan kepada Dewa Hok Tek Ceng sin (Toapekong) yang merupakan Dewa Bumi dan panen. Klenteng ini didirikan oleh para petani Tionghoa di Ommelanden pada 1774. Namun sayangnya Klenteng² ini lenyap dibongkar pada era 1940-50an. Lokasinya berada di sekitar Taman Anggrek dan Central Park Mall.
BalasHapusSumber :
•Klenteng dan masyarakat Tionghoa di Jakarta (C.D Salmon)
•Atlas Sejarah Jakarta( Adolf Heuken Sj)
Bung Nilsen dari mana sumbernya atau argumentasinya bahwa sudah ada klenteng di sekitar itu tahun 1669. Saya memerlukan itu jika ada. Sebab area itu sepemahaman saya belum terbuka untuk publik, termasuk kepada warga Cina di Batavia dan sekitar. Pada tahun-tahun sekitar 1669 kawasan itu masih rawa dan belum dikapitalisasi (sebagai land komersil). Hanya perkampungan-perkampungan bagi pasukan pribumi pendukung militer VOC yang diizinkan (yang menempati. Saat terjadi perang Banten 1681 wilayah itu mulai ditata sehubungan dengan van Mook membangun kanal dari sungai Cisadane ke Pesing (kalan Mookervaat)selesai tahun 1687. Jauh setelah adanya kanal baru wilayah Pesing dikapitalisasi yang dibeli oleh Kaptein Cina Nie Ho Kong. Kepemilikan Ni Hoe Kong ini baru muncul beberapa tahun sebelum terjadi kerusuhan 1740. Hal itulah masuk akan jika disebut klenteng Toapekong dibangun 1774 (karena kawasan itu sudah mulai ramai). Demikian
Hapusdata dari mana ini ?
BalasHapusSumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja
Hapus