*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Lombok dalam blog ini Klik Disini
Ampenan adalah pelabuhan di pantai barat pulau Lombok. Pelabuhan ini telah menggantikan peran pelabuhan Lombok di teluk Lombok pantai timur Lombok sejak era VOC. Meski pelabuhan ini tidak terkenal di era VOC, namun karena kampong Ampenan ini yang memiliki pantai yang sedikit lebih aman untuk kapal-kapal berlabuh, maka pelabuhan ini bertahan secara terus menerus. Komoditi dari pedalaman Lombok semakin mengalir deras Ampenan (dari pada Laboehan Lombok). Hal ini karena jalan-jalan yang dibangun Bali Selaparang membuat transportasi lebih lancar. Pelabuhan ini semakin berkembang setelah kehadiran seorang pedagang Inggris GP King dan Hans Lange..
Ampenan adalah pelabuhan di pantai barat pulau Lombok. Pelabuhan ini telah menggantikan peran pelabuhan Lombok di teluk Lombok pantai timur Lombok sejak era VOC. Meski pelabuhan ini tidak terkenal di era VOC, namun karena kampong Ampenan ini yang memiliki pantai yang sedikit lebih aman untuk kapal-kapal berlabuh, maka pelabuhan ini bertahan secara terus menerus. Komoditi dari pedalaman Lombok semakin mengalir deras Ampenan (dari pada Laboehan Lombok). Hal ini karena jalan-jalan yang dibangun Bali Selaparang membuat transportasi lebih lancar. Pelabuhan ini semakin berkembang setelah kehadiran seorang pedagang Inggris GP King dan Hans Lange..
Pelabuhan Ampenan (1894-1895) |
Bagaimana pelabuhan Ampenan berkembang pesat? Peran GP King dan Hans Lange sangat menonjol. Itu satu
hal. Hal yang terpenting dari peran pelabuhan Ampenan ini adalah pedagang GP
King asal Inggrsi dan pedagang H Lange asal Denmark sengaja atau tidak sengaja
telah memunculkan terjadinya perebutan kekuasaan antar para pengeran di Bali
Selaparang yang juga berimbas pada penduduk Sasak (munculnya pemberontakan Sasak
kepada Mataram Selaparang dan dilancarkannya ekspedisi militer Belanda ke
Lombok). Nah, untuk meningkatkan pengetahuan tentang sejarah pelabuhan Ampenan
(sejak era GP King hingga Perang Lombok 1895), mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.
Sumber
utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat
kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
GP King di Ampenan dan Lange di Karangasem
Pada tahun 1838 terjadi peristiwa yang tidak
terduga di Lombok (lihat Nederlandsche staatscourant, 11-01-1839). Disebutkan
permusuhan di pulau Lombok telah berakhir antara Radja Karang Assam (Lombok)
dan Goestie Mataram (Lombok). Goestie terbunuh tetapi pasukannya menang. Lalu
Radja Karang Assam membakar bentengnya dimana istri-istrinya dibakar,
anak-anaknya dan semua pengikutnya, lalu dia sendiri melemparkan dirinya ke
tengah-tengah bara api dan mati.
Ampenan dan Karangaem di Lombok |
Mengapa bisa terjadi perang saudara?
Mataram ingin melemahkan Karang
Assam? Atau adakah faktor lain yang memicu terjadinya
perang? Boleh jadi.
GP King sejak 1834 diketahui sudah berada di Bali (lihat
Javasche
courant, 23-07-1834). Sementara itu sejak 1835 Lange bersaudara membuka usaha di
Lombok, Atas izin radja Karangasem (Lombok) mereka mendirikan perusahaan di
pelabuhan Tandjoengkarang (selatan Ampenan). Keberadaan perusahaan Lange di
Karangasem telah menghalangi kehadiran GP King di pelabuhan Karangasem.
Perusahan Lange telah menjadi mitra usaha kerajaan Karangasem. Pada tahun 1837 GP King
sudah merapat dan membuka usaha di pelabuhan Ampenan (lihat Javasche courant, 30-09-1837). GP
King mendapat penerimaan yang baik oleh kerajaan Mataram. Seperti halnya, Lange
yang bermitra dengan kerajaan Karangasem, maka kerajaan Mataram menjalin mitra
dengan GP King.
Dua Eropa inilah yang membuat persaingan makin
ketat di pantai Lombok barat. Lange bersaudara asal Denmark sangat sukses di
Karangasem sehingga cepat meningkatkan kemakmuran bagi kerajaan Karangasem.
Boleh jadi usaha GP King asal Inggris di pantai Bali timur tidak menjanjikan. Pantai
barat Lombok adalah persimpangan jalur pelayaran yang ramai sebab lautnya lebih
tenang (barat-timur, Batavia, Bali, Lombok, Sumbawa dan Timor; utara-selatan,
terutama antara Singapoera dan Sydney), sementara pantai timur Bali banyak
hambatan navigasi seperti karang dan arus laut yang lebih deras. Boleh jadi itulah
alasan GP King memindahkan pusat usahanya di Bali ke Lombok. Kemakmuran
Karangasem boleh jadi membuat Mataram iri.
Kota (pelabuhan) Ampenan di Lombok (Peta 1895) |
Tunggu deskripsi lengkapnya
Ampenan dan Perang Saudara di Lombok
Hubungan timbal balik antara Goesti Mataram
dengan GP King telah memunculkan konspirasi (lihat De vrije kerk, 1894). Dua
orang Eropa ingin saling bersaing di perdagangan di pantai Lombok barat.
Persaingan itu merembes menjadi persaingan antara kerajaan Mataram dan kerajaan
Karangasem. GP King, yang memiliki beberapa kapal, membawa pasukan dari Bali
untuk membantu Mataram menyerang Karangasem. Kapal-kapal (perusahaan) Lange
mencoba menghalangi masuk kapal-kapal GP King yang mebawa pasukan. Terjadilah
pertempuran di laut antara dua kubu Eropa tersebut di laut. Lalu menyusul
pertempuran antara dua kerajaan Bali di Lombok,
Perang
saudara (Bali) di Lombok yang masing-masing dibantu orang Eropa, berakhir
dengan kemenangan pangeran Mataram. Radja Karangasem Lombok melarikan diri ke
istananya dan mengakhiri hidupnya sendiri, sementara seluruh keluarganya,
termasuk istri-istri dan anak-anaknya bunuh diri untuk menghilanghkan rasa malu
karena kekalahan. Sementara itu kerajaan Karangasem ingin Lange bersaudara
tetap di Karangasem.
Radja Karangasem di Lombok kalah dan telah bunuh
diri (lihat Nederlandsche staatscourant, 11-01-1839), Radja Mataram menjadi
penguasa tunggal di Lombok. Pelabuhan Karangasem yang sebelumbnya melebihi
keramaian pelabuhan Ampenan, kembali bergeser ke pelabuhan Ampenan. GP King
terus berkibar di Bali, Radja Mataram Lombok secara perlahan menemukan
kemakmuran yang melampaui tingkat pencapaian kerajaan Karangasem sebelumnya (di
era Lange). Radja muda Karangasem menggantikan ayahnya dan Lange masih ada di
Karangasem. Tentu saja itu akan tetap mengganggu GP King. Lalu perang
dikobarkan kembali pada tahun 1839. Radja muda ditangkap dan kerajaan
Karangasem hancur total. Pada saaat inilah Lange menghindar ke Bali dan
mermilih di Bali selatan di sekitar Koeta. Radja Mataram menjadi penguasa
tunggal di Lombok.
Sejak
1830 sesungguhnya Pemerintah Hindia Belanda dan kerajaan Karangasem Lombok dan
kerajaan Mataram Lombok saling mengajui dengan ikatan perjanjian. Setelah
terjadi perang saudara ini (1838) Pemerintah Hindia Belanda memperbarui kembali
perjanjian yang ditandatangani pada bulan Juni 1843. Poin yang terpenting dalam
perjanjian ini dibanding sebelumnya adalah penambahan aspek impor senjata dari
luar dan ketaatan menjaga perdamaian di Lombok.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Ampenan dan Ekspedisi Militer di Lombok
Tunggu deskripsi lengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar