*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini
Nama Cochin, Champa dan Cambodia (bacaL Kamboja) terhubung dalam garis continuum sejak zaman kuno hingga ini hari. Ibu kota Kamboja pada masa ini berada di Phnom Penh. Kota ini pada zaman kuno berada (paling tidak sangat dekat) di pantai (laut). Sungai Mekong yang sekarang sudah memanjang karena terjadinya proses sedimentasi jangka panjang yang mana perairan terbentuk daratan di hilir daerah ailiran sungai Mekong. Saat kota yang kini disebut Phnom Penh muncul migran asal India. Dari situlah muncul nama Cochin (yang merujuk pada nama Cochi di India).
Lantas bagaimana sejarah awal Kamboja? Seperti disebut di atas wilayah yang dinamis yang terhubung dalam garis continuum sejak zaman kuno: India (Cochin), Moor (Champa) dan Eropa (Kamboja). Tentu saja kedekatan geografis dengan pulau Borneo (Kalimantan, Indonesia) terbentuk hubungan perdagangan dan budaya. Beberapa penduduk asli Borneo seperti Punan dan Danum berasal dari daerah aliran sungai Mekong. Okelah itu satu hal. Hal lainnya yang juga penting adalah bagaimana hubungan antara Semenanjung Cochin (Indochina) dengan Semenanjung Malaya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah internasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Nama Kamboja di Sungai Mekong
Dimana Kamboja pada tempo dulu? Seorang pulukis Belanda Johannes Vingboons pernah berkunjung ke Cambodia (baca: Kamboja) pada tahun 1660. Mengapa ke Kamboja? Karena perdagangan VOC (Belanda) terhubung antara Kamboja dan Batavia (kini Jakarta). Johannes Vingboons mengabadikan kunjungannya berupa peta wilayah (lihat Peta 1660).
Kapan VOC (Belanda) membuka pos perdagangan di Kamboja tidak diketahui secara pasti. Orang Belanda pertama berkunjung ke Cambodia adalah Hendrik Hagenaar (1631-1638). Naun informasi tentang Kamboja dicatat di Kasteel Batavia baru pada tahun 1659 (lihat Daghregister 8 Mei 1659). Disebutkan kapal Tayoan datang dari Cambodia. Dalam Daghregister 17 Agustus 1659 juga disebutkan bahwa kapal Witten Oliphant atas permintaan pemerintah Siam agar perusahaan (VOC) di Cambodia membuka cabang di Siam.
Tampaknya hubungan VOC dengan Kerajaan Kamboja berjalan cukup baik. Hubungan perdagangan yang sukses antara VOC dengan Kamboja membuat kerajaan Champa tertarik. Pada tahun 1680 dua utusan Champa tiba di Batavia (lihat Daghregister 15 Mei 1680). Disebutkan bahwa kedatangan dua duta besar van den Coninck van Siampa yang terletak di utara kekaisaran Kamboja. Ini mengindikasikan perdagangan VOC di semenanjung Cochin China paling tidak berlangsung di tiga kerajaan (Siam, Kamboja dan Champa).
Kerajaan Tsiampa (Siampa atau Champa) sudah diketahui sejak lama. Dimana letak ibu kota Champa ini berdasarkan Peta 1660 tidak diidentifikasi. Namun diduga di kota Ho Chi Min yang sekarang. Berdasarkan sejarah kuno, kerajaan Champa adalah kerajaan Islam yang menggantikan kerajaan Hindoe. Pada era Hindoe, Champa diduga adalah suksesi kerajaan Cochi (bergeser menjadi Cochin). Nama Champa diduga terkait dengan nama Sjam di Laut Mediterania (kini Suriah, Lebanon dan Palestina). Lantas apakah nama Siam juga merujuk pada nama Tsiampa (Champa)? Lalu bagaimana dengan nama Cambodia? Juga diduga masih merujuk pada nama Champa (dan Ayodia). Seperti kita lihat nanti, kelak (pada masa ini) nama Kamboja tetap Kamboja, tetapi nama Champa telah menghilang dengan munculnya nama-nama baru (Cochin China) yang kini menjadi wilayah Vietnam (selatan), sedangkan nama Siam telah diubah menjadi Thai(land).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Hubungan Cambodia dan Malaka
Kamboja awalnya menjadi salah satu pos perdagangan yang penting dimana terdapat orang Portugis dan orang Belanda (tidak diketahui siapa yang lebih dulu eksis di Kamboja). Pada tahun 1641 terjadi perselisihan antara Belanda dan Portugis di Kamboja dimana pedagang VOC terbunuh. Pada tahun 1644 terjadi perang Kamboja Perang Panumping) antara orang-orang VOC (Belanda) berhasil menaklukkan orang-orang Portugis di Kamboja (lihat Francois Valentijn, 1724). Pertempuran di sungai Mekong ini terjadi setelah VOC menaklukkan Portugis di Malaka pada tahun 1643. Hal itulah mengapa terjalin hubungan perdagangan antara Kamboja dan Malaka.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar