*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini
Wajo, tidak sehebat Luwu dan Gowa di masa lampau. Wajo adalah kerajaan kecil yang berada di pedalaman seperti halnya kerajaan-kerajaan Enrekang, Rappang, Sidenreng dan Soppeng. Namun uniknya, diantara kerajaan-kerajaan pedalaman, Kerajaan Wajo terbilang satu-satunya kerajaan yang masih memiliki akses ke lautan (pantai). Sebagai kerajaan pedalaman, penduduk Wajo beribukota di sekitar danau pedalaman (danau Tempe). Kerajaan Wajo bertetengga dekat dengan kerajaan Soppeng dan kerajaan Rappang.
Lantas bagaimana sejarah Wajo? Seperti disebut di atas Wajo memiliki sejarah tersendiri dan memiliki riwayat sendiri. Wajo sendiri adalah kerajaan pedalaman (beribukota dengan danau Tempe), tetapi masih memiliki akses ke wilayah pantai (paut). Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Nama Wajo di Pedalaman Dekat Danau Tempe
Danau Tempe, danau pedalaman yang airnya bersumber dari sungai Bila yang berhulu di pegunungan Latimojong melalui wilayah Enrekang. Di wilayah hulu sungai Bila ini terdapat beberapa kampong kuno seperti Banti, Binanga, Bongin dan Angginiraja. Sungai Bila ini bermuara di danau Tempe dekat kampung Baru (sisi timur danau). Pada sisi timur danau ini tidak hanya nama tempat Baru juga terdapat kampong Sempangnge dan Singkang (yang kini menjadi ibu kota kabupaten Wajo),
Nama-nama geografis di hulu (pegunungan Latimojong) dan dan hilir (danau Tempe) sungai Bila. Nama-nama tersebut mirip dengan nama-nama geografis di Angkola Mandailing. Nama Bila sendiri di Angkola Mandailing adalah nama sungai yang bermuara di sungai Barumun. Nama Baru diduga merip dari nama Baru-mun atau nama Baruas dan Barus. Nama Sempangnge mirip nama Simpanggambir dan Singkang mirip nama Singkwang (kini menjadi Singkuang). Nama-nama geografis di hulu sungai Bila di pegunungan Latimojong Banti mirip Panti, Binanga adalah nama ibu kota Kerajaan Aru zaman kuno di sungai Barumun dimana sungai Pane bermuara. Bongin adalah borngin (malam) dan Angginraja (adik dari Raja).
Danau Tempe, danau pedalaman yang airnya bersumber dari sungai Bila yang berhulu di pegunungan Latimojong melalui wilayah Enrekang. Di wilayah hulu sungai Bila ini terdapat beberapa kampong kuno seperti Banti, Binanga, Bongin dan Angginiraja. Sungai Bila ini bermuara di danau Tempe dekat kampung Baru (sisi timur danau). Pada sisi timur danau ini tidak hanya nama tempat Baru juga terdapat kampong Sempangnge dan Singkang (yang kini menjadi ibu kota kabupaten Wajo),
Nama-nama geografis di hulu (pegunungan Latimojong) dan dan hilir (danau Tempe) sungai Bila. Nama-nama tersebut mirip dengan nama-nama geografis di Angkola Mandailing. Nama Bila sendiri di Angkola Mandailing adalah nama sungai yang bermuara di sungai Barumun. Nama Baru diduga mtrip dari nama Baru-mun atau nama Baruas dan Barus. Nama Sempangnge mirip nama Simpanggambir dan Singkang mirip nama Singkwang (kini menjadi Singkuang). Nama-nama geografis di hulu sungai Bila di pegunungan Latimojong Banti mirip Panti, Binanga adalah nama ibu kota Kerajaan Aru zaman kuno di sungai Barumun dimana sungai Pane bermuara. Bongin adalah borngin (malam) dan Angginraja (adik dari Raja).
Sumber air danau Tempe juga berasal dari selatan melalui sungai Walanae pegunungan melalui Mario di gunung Abbo, Soppeng (kini wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung). Danau Tempe sendiri pada dasarnya terhubung dengan danau Sidenreng yang dipisahkan oleh suatu pulau. Bagian danau di sebelah Sidenreng disebut tamparang Labaija (kini danau Sidenreng) dan bagian danai sebelah Wajo disebut tamparang Karadja (kini danau Tempe). Sumber air ke bagian danau Sidenreng berasal dari sungai-sungai kecil di sebelah barat daya dari perbukitan. Dari danau Tempe air mengalir dari kampong Tosora (tempat Hadatoean Wadjo) ke laut melalui sungai Tjinrana ke laut (bermuara di kecamatan Cendrana, kabupaten Bone yang sekatang).
Pada era Pemerintah Hindia Belanda, dibangun kanal dari sungai Sadang melalui Sidenreng (Rappang) yang kemudian diteruskan ke danau Sidenreng/danau Tempe. Kanal ini tidak hanya mencetak sawah abru di Sidenreng, juga air kanal ini juga menambah debit air (ketinggian permukaan danau) yang dengan sednirinya ke hilir di daerah aliran sungai Cendrana air irigasi ke sawah-sawah tetap terjaga. Adanya kanal ini diduga mengapa kini danau Sidenreng/danau Tempe airnya coklat (berlumpur).
Sungai Sadang sendiri berhulu di pegunungan Gondangdewata di jantung pulau Sulawesi. Jika sungai Bila berhulu di gunung Latimojong melalaui Enrekang ke danau Tempe, sungai Sadang sendiri melalui Makale (kini ibu kota kabupaten Tana Toraja) dan Rantepao (ibu kota kabupaten Toraja Utara). Hulu sungai Sadang ini di pegunungan Gondangdewata tepat berada di wilayah Makki (wilayah penduduk To Makki). Dengan demikian, sungai Bila dan sungai Sadang dapat dikatakan adalah lalu lintas pedalaman yang menghubungkan Tana Toraja, Enrekang, Sidenreng-Rappang dan Wajo (wilayah penduduk To Wadjo). Jika sungai Bila melalui danau Tempe bermuara ke pantai timur (Wadjo dan Bone), sungai Sadang bermuara ke pantai barat di (kabupaten Pinrang yang sekarang).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Kerajaan Pedalaman Memiliki Akses ke Pantai
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar