*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Hampir tidak terdengar ada kabar potensi minyak di lepas pantai (provinsi) Kalimantan Selatan. Yang sudah diketahui adalah justru berada di pedalaman seperti di kecamatan Tanjung, kabupaten Tabalong; kecamatan Batang Alai Utara dan kecamatan Barabai, kabupaten Hulu Sungai Tengah serta di wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara. Tempat-tempat tersebut kini seakan berada di pedalaman bagian hulu daerah aliran sungai Barito
Lantas bagaimana sejarah ladang minyak di provinsi Kalimantan Selatan? Seperti disebut di atas, ladang-ladang minyak cenderung ditemukan di pedalaman bagian hulu sungai Barito. Mangapa tidak ditemukan di lepas pantai Kalimantan Selatan, padahal ladang minyak di lepas pantai utara Jawa ditemukan. Mengapa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Ladang Minyak Kalimantan Selatan di Pedalaman Hulu Sungai Barito
Minyak/gas, batubara dan gambut adalah bahan tambang yang bersumber dari bahan fosil (sampah tumbuhan). Gambat adalah bahan fosil yang terbentuk paling muda relatif terhadap bahan fosil minyak/gas. Secara umum, kawasan gambut di (pulau) Kalimantan ditemukan secara luas di wilayah (provinsi) Kalimantan Selaran, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Pada area tertentu jauh di pedalaman (Kalimantan) ditemukan kawasan gambut seperti di daerah aliran sungai Kapuas di Putussibau.
Kawasan gambut di (provinsi) Kalimantan terbilang berada di pedalaman di daerah aliran sungai Nagara (sungai yang bermuara di sungai Barito sekitar Marabahan)..Seperi disebut di atas gambut adalah bahan fosil (sampah tumbuhan) yang terbeutuk muda relatif dengan minyak/gas. Sedangkan sisi sebelah barat sungai Barito terdapat kawasan gambut yang sangat luas (wilau provinsi Kalimantan Tengah). Kawasan gambut yang luas ini di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah diduga kuat zaman kuno adalah wilayah perairan (teluk) dimana empat sungai besar bermuara (sungai Kahayan, sungai Kapuas, sungai Dusun/Barito dan sungai Nagara). Pada muara suangai Nagara ini diduga terdapat kota besar yang ditunjukkan sisa situs kuno (candi Agung).
Kota kuno di daerah aliran sungai Nagara adalah kota Nagara. Pusat kota Nagara diduga di sekitar situs candi Agung. Kota Nagara ini diduga bukan berada di daratan, tetapi melainkan di suatu pulau (di dalam teluk). Di sekitar pulau (Nagara) inilah kita terdapat kawasan gambut. Garis pantai teluk ini di zaman kuno lebih jauh lagi di muara sungai Nagara (tempat dimana kini ditemukan potensi minyak di kecamatan Tanjung, kabupaten Tabalong). Proses sedimentasi jangka panjang secara bertahap di muara-muara sungai (terutama muara sungai Nagara) menjelaskan kawasan potensi minyak/gas di arah pedalaman, sedangkan kawasan potensi gambut di arah hilirnya.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Ladang Minyak Lepas Pantai di Pantai Utara Jawa: Apakah Ada Ladang Mioyak di Lepas Pantai Kalimantan Selatan?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar