*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Dalam soal sejarah zaman kuno, pulau Kalimantan dihubungkan dengan peta geografi Ptolomeus yang berjudul Taprobana yang dibuat pada abad ke-2 dan ditemukannya prasasti di Muara Kaman yang berasal dari abad ke-5. Dua bukti sejarah yang berasal dari zaman kuno itu mengindikasikan pulau Kalimantan pada zaman kuno sebagai pulau yang penting. Peta Ptolomeus mengindikasikan wilayah Kalimantan adalah kawasan penduduk yang ramai, prasasti mengindikasikan adanya peradaban dan diduga menunjukkan bukti adanya kerajaan.
Lantas bagaimana sejarah teluk-teluk di pulau Kalimantan? Seperti disebut di atas, pertanyaan ini dapat dihubungkan dengan pertanyan baru apakah bukti-bukti kuno yang ditemukan yang beasal dari zaman kuno (peta dan prasasti) ada hubungannya dengan perihal teluk-teluk di pulau Kalimantan. Satu yang pasti, berdasarkan artikel SMI No 77 bahwa bentuk rupa pulau Kalimantan yang sekarang berbeda dengan wujudnya pada zaman kuno. Lalu dimana posisi sungai Kapuas bermuara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Peta Teluk di Kalimantan dan Bentuk Pulau Zaman Kuno
Semua pulau pada dasarnya telah berubah. Bentuk pulau-pulau di Indonesia telah berubah, ada perbedaan bentuk yang sekarang dengan bentuk tempo doeloe. Perubahan itu ada bagian pulau yang berkurang (abrasi) dan ada bagian pulau yang bertambah (proses sedimentasi). Perubahan yang signifikan terdapat pada pulau-pulau besar: Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Namun perubahan yang sangat radikal (terdapat perbedaan yang besar) terjadi pada pulau Kalimantan.
Pulau Kalimantan yang sekarang, sangat berbeda dengan peta pulau Kalimantan zaman kuno (peta Taprobana era Ptolomeus abad ke-2). Peta Taprobana telah bertambah luas, sangat luas hingga menjadi bentuk wujud pulau Kaalimantan yang sekarang (lihat gambar). Bagian barat dan bagian selatan pulau Kalimantan yang sekarang adalah daratan baru yang terbebntuk Oleh karena itu pada era Ptolomeus, sungai Kapuas dan sungai Barito tidak sepanjang yang sekarang. Akan tetapi panjang sungai Mahakam relatif tidak berubah.
Meski sungai Mahakam panjangnya reltif tidak berubah, dan daratan yang terbetuk (proses sedimentsi) di depan muara sungai relatif tidak luas, tetapi wilayah persisir di pantai timur Kalimantan telah bertambah signifikan. Pertmbahan luas ini, selain di muara sungai Mahakam, juga telah terjadi proses sedimentasi di utara muara sungai Mahakam ke arah Bontang.
Wilayah pulau Kalimantan pada zaman kuno di pantai barat (provinsi Kalimantan Barat) dan pantai selatan (provinsi Kalimantan Selatan dan provinsi Kalimantan Tengah), selain kedalaman laut yang relatif dangkal, juga karena arus air laut yang pelan (dari arah laut Jawa). Kurang berpengaruhnya arus laut di selatan dan barat Kalimantan ini karena di sisi timur terhalang dinding daratan dari arus laut selat Makassar (gugus pulau dan wilayah pegunungan di sebelah timur Martapura), demikian juga arus laut dari Laut China selatan yang terhalang oleh dinding daratan (gugus pulau dan wilayah Sambas sebelah utara yang sekarang). Pada kawasan yang tenang (aman) inilah (selatan dan barat Kalimantan) pada zaman kuno terdapat teluk yang besar dimana sungai Kapuas dan sungai Barito bermuara, Muara dua sungai besar ini di zaman kuno tentulah letaknya jauh lebih ke sisi dalam. Seperti halnya di muara sungai Mahakam, hal inilah yang menjelaskan mengapa sumber minyak di Kalimantan Selatan berada di wilayah pedalaman.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Dimana Posisi Sungai Kapuas Bermuara Zaman Kuno?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar