*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Ada perbedaan yang jelas antara pahlawan dibunuh dan pahlawan tewas dalam perang. Banyak pahlawan Indonesia dan juga yang termasuk Pahlawan Nasional tewas terbunh dalam perang. Namun ada juga pahlawan Indonesia yang dibuuh, apakah oleh penjajah maupun oleh bangsa sendiri. Tewas dalam perang adalah aptriot, tetapi pahlawan yang dibunuh adalah tidak fasis terhadap pahlawan.
Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional yang tewas dalam perang? Tentu saja ada nama-nama seperti Teuku Umar dan Sisingamangaraja. Namun ada juga pahlawan Indonesia yang dibunuh tanpa melalui proses pengadilan seperti Mr Masdoelhak Nasution, Ph.D di Djogjakarta. Dewan Keamanan PBB menyebutkan tindakan itu sebagai tindakan fasis. Bagaimana semua itu terjadi di masa lampau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pahlawan Dibunuh dan Pahlawan Tewas dalam Perang
Tunggu deskripsi lengkapnya
Patriot Bangsa versus Tindakan Fasis
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar