Kamis, 28 September 2023

Sejarah Bahasa (46): Bahasa Kangean Pulau Kangean di Laut Bali; Diantara Madura dan Makassar, Antara Banjar dan Bali-Lombok


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Kangean (To Kangayan, Reng Kangayan) adalah kelompok etnis atau suku bangsa pribumi yang berasal dari pulau Kangean, bertutur dalam bahasa Kangean, dan memiliki latar belakang sejarah dan kebudayaan yang sama. Sekitar 127.000 masyarat beretnis Kangean sebagian besar tinggal di Kepulauan Kangean yang berlokasi di area bagian utara Laut Bali.


Bahasa Kangean (disebut sebagai Besa Kangean ataupun Ocaq Kangean oleh masyarakat lokal) bahasa dituturkan etnis Kangean. Kata besa dieja sebagai basa mirip bahasa Makassar, yang mana diserap dari bahasa Jawa Kuno bhāṣa (Sanskerta). Di lain sisi, kata ocaq yang mana juga dapat dieja sebagai ocak merupakan sebuah pengistilahan pribumi pulau Kangean yang berserumpun dengan Jawa Kuno kacak yang memiliki arti "obrolan". Sedangkan, istilah Kangean itu sendiri merujuk kepada etnonim penghuni asli pulau Kangean. Secara genealogis, bahasa Kangean merupakan sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Jawanik (Jawanik Timur), namun memiliki pengaruh dominan dari rumpun bahasa Sulawesi Selatan, dan berkaitan dengan Bali–Sasak–Sumbawa. Bahasa Kangean yang dituturkan di wilayah barat Kepulauan Kangean (bahasa Kangean Barat) memiliki kemiripan karakteristik dengan bahasa Madura yang dituturkan di pulau Madura, bahasa Osing yang dituturkan di ujung timur pulau Jawa, maupun bahasa Bali (utamanya tingkat krama) yang dituturkan di pulau Bali; yang mana kesemua bahasa tersebut banyak dipengaruhi oleh bahasa Jawa Kuno. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kangean di pulau Kangean di laut Bali? Seperti disebut di atas penutur bahasa Kangean adalah orang Kangean di pulau Kangean. Wilayah berada diantara Madura dan Makassar; Banjar dan Bali-Lombok. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kangean di pulau Kangean di laut Bali? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Kangean di Pulau Kangean di Laut Bali; Diantara Madura dan Makassar; Banjar dan Bali-Lombok

Tunggu deskripsi lengkapnya

Diantara Madura dan Makassar; Banjar dan Bali-Lombok: Bahasa Kangean Terkait Bahasa Jawa?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar