*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku Tanimbar mendiami Kepulauan Tanimbar yang
berasal dari campuran Austronesia-Papua. Kata Tanimbar digunakan oleh Belanda
dan juga ada yang menyebutnya orang Timur Laut mendiami Pulau Yamdena dan Selaru
(kecamatan Yamdena, kabupaten Maluku Tenggara). Terbagi tiga sub-suku Tomata
Yamdena, Tomata Laru dan Tomata Nember. Tomata Nember di pulau Fordata; Tomata
Yamdena sebagian besar pulau Yamdena; Tomata Laru mendiami pulau Selaru.
Bahasa Yamdena dituturkan oleh masyarakat di (1) Woraloin, Taniwel, Hulung, Uweh, dan Banggoi, kabupaten Seram Bagian Barat dan (2) Olilit Raya, Maluku Tenggara Barat, Bahasa terdiri atas enam dialek, yaitu (1) dialek Wemale yang dituturkan di Woraloin, Taniwel Timur, kabupaten Seram Bagian Barat; (2) dialek Nakaela dituturkan di Taniwel, Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat; (3) dialek Hulung dituturkan di Hulung, Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat; (4) dialek Alune dituturkan di Desa Uweh, Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat; (5) dialek Banggoi dituturkan di Desa Banggoi, Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur; (6) dialek Yamdena Olilit Lama yang dituturkan di Desa Olilit Raya, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Penelitian tentang bahasa Alune telah dilakukan pada tahun 1996. Penelitian ini membahas struktur bahasa Alune. Namun, pada Peta Bahasa dan bahasa-Bahasa di Indonesia tahun 2018 mengklasifikasikan Alune sebagai dialek dari bahasa Yamdena. (https://dapobas.kemdikbud.go.id/)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Yamdena di pulau Timur Laut atau Pulau Tanimbar? Seperti disebut di atas bahasa Yamdena dituturkan di pulau Timur Laut atau pulau Tanimbar. Kelompok populasi Alfur dan kelompok populasi Papua. Lalu bagaimana sejarah bahasa Yamdena di pulau Timur Laut atau Pulau Tanimbar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Bahasa Yamdena di Pulau Timur Laut atau Pulau Tanimbar; Kelompok Populasi Alfur dan Kelompok Populasi Papua
Tunggu deskripsi lengkapnya
Kelompok Populasi Alfur dan Kelompok Populasi Papua: Bahasa Yamdena, Tanimbar dan Tomata
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar