*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Hasan
Basri adalah salah satu pahlawan Indonesia asal Kalimantan yang telah
ditabalkan menjadi Pahlawan Nasional (2001). Sjarif Abdoel Hamid di Kalimantan
Barat, tentara KNIL lulusan KMA Breda dipromoasikan menjadi Overste. Setelah dikukuhkan
oleh Belanda/NICA sebagai Sultan Pontianak (Sultan Hamid II) lalu mengklaim
seluruh wilayah West Borneo (Kalimantan Barat). Tidak demikian dengan Hasan
Basri, sepulang dari Jawa (setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945) membentuk pasukan untuk menentang kehadiran Belanda/NICA di Zuid Borneo
(Kalimantan Selatan) dan pada tanggal 17 Mei 1949 memproklamasikan Kalimantan
Selatan sebagai bagian dari Republik Indonesia.
Hasan Basry (17 Juni 1923 – 15 Juli 1984) adalah tokoh
militer dan Pahlawan Nasional. Hasan Basry sekolah di HIS kemudian pendidikan Islam
di Tsanawiyah al-Wathaniah di Kandangan kemudian di Kweekschool Islam Pondok
Modern di Ponorogo. Hasan Basry aktif dalam organisasi pemuda Kalimantan yang
berpusat di Surabaya. Tanggal 30 Oktober 1945, Hasan Basry kembali ke
Kalimantan Selatan dan kemudia menemui H. Abdurrahman Sidik di Pekapuran, untuk
mengirimkan pamflet dan poster tentang kemerdekaan Indonesia dan juga melalui
AA Hamidhan dikirim pamflet ke Amuntai dengan Ahmad Kaderi, sedangkan yang ke
Kandangan dikirim lewat H Ismail. Di Haruyan pada tanggal 5 Mei 1946 para
pejuang mendirikan Lasykar Syaifullah. sebagai pemimpin Hassan Basry. Pada
tanggal 24 September 1946 saat acara pasar malam amal banyak tokoh Lasykar
Syaifullah yang ditangkap dan dipenjarakan. Hassan Basry mereorganisir anggota
yang tersisa dengan membentuk Benteng Indonesia. Pada tanggal 15 Nopember 1946,
Letnan Asli Zuchri dan Letnan Muda M.Mursid anggota ALRI Divisi IV yang berada
di Mojokerto, menghubungi Hassan Basry untuk menyampaikan tugas yaitu
mendirikan satu batalyon ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan. Dengan pasukan
Banteng Indonesia Hassan Basry berhasil membentuk batalyon ALRI. Ia menempatkan
markasnya di Haruyan. Selanjutnya ia berusaha menggabungkan semua kekuatan
bersenjata di Kalimantan Selatan ke dalam kesatuan. Situasi menjadi sulit, sesuai
dengan Perjanjian Linggarjati (25 Maret 1947), Belanda hanya mengakui kekuasaan
de facto RI atas Jawa, Madura dan Sumatra. Akan tetapi, Hasan Basry tetap
melanjutkan perjuangan melawan Belanda (juga menentang Perjanjian Renville 17
Januari 1948). Ia menolak memindahkan pasukan ke daerah yang dikuasai RI
(terdekat di Jawa). Hasan Basri memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai
bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949 atau
Proklamasi Kalimantan. Pada tanggal 2 September 1949 dilakukan perundingan
antara ALRI DIVISI (A) dengan Belanda, beserta penengah UNCI. Pada kesempatan
ini, Jenderal Mayor Suharjo atas nama pemerintah mengakui keberadaan ALRI
DIVISI (A) sebagai bagian dari Angkatan Perang Indonesia, dengan pemimpin
Hassan Basry dengan pangkat Letnan Kolonel. Kemudian pada 1 November 1949, ALRI
DIVISI (A) dilebur ke dalam TNI Angkatan Darat Divisi Lambung Mangkurat, dengan
panglima Letkol Hassan Basry (Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Hasan Basri? Seperti disebut di atas, Hasan
Basri berjuang untuk mengekalkan Kalimantan Selatan sebagai bagian dari
Republik Indonesia dengan proklamasi yang terkenal pada tanggal 17 Mei 1949. Lalu
bagaimana sejarah Hasan Basri? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.