*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Kapan para ahli Belanda mulai
menyadari dan melakukan perhatian yang intens terhadap golongan pribumi di di
Indonesia (baca; Hindia Belanda)? Yang jelas sejak awal sejak era VOC,
orang-orang Belanda kurang peduli terhadap penduduk. Penduduk pribumi hanya dijadikan
subjek dalam tujuan mereka keuntungan finansial. Untuk mendukung tujuan
tersebut penduduk diberi ruang terbatas untuk bersekolah. Dalam penyelidikan
kepurbakalaan tidak ada kaitannya dengan peningkatan martabat penduduk. Hanya
semata-mata untuk kesenangan dan ilmu pengetahuan, bahkan hasil-hasil
pengumpulan benda-benda purbakala dijadikan komoditi perdagangan. Manusia
pribumi tetap tidak menjadi bagian perhatian.
Dinas Kepurbakalaan (Oudheidkundige
Dienst) adalah unit birokrasi di dalam pemerintahan Hindia Belanda, dibentuk
tanggal 14 Juni 1913 (Staatsblad van Nederlandsch-Indië) nomor 62 tahun 1913) ditempatkan
di bawah Departemen Pendidikan, Ibadah, dan Industri Kerajinan. Dinas ini
bertugas untuk menyusun, menginventarisasi, serta mengawasi peninggalan
purbakala di seluruh wilayah Hindia Belanda. Selain itu, lembaga ini bertugas
melakukan penelitian peninggalan-peninggalan masa lampau dari masa prasejarah
sampai masa VOC. Pemerintah setempat dan dinas ini juga selalu mengawasi agar
tidak ada benda purbakala yang dirusak, dihancurkan, dicuri, atau diekspor
secara ilegal. Kantor pusatnya berada di Batavia, dan berada satu gedung dengan
Ikatan Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Batavia (Bataviaasch Genootschap van
Kunsten en Wetenschappen). Perawatan benda purbakala merupakan tugas bagi
kepala pemerintahan daerah sejak abad ke-19, dan kadang-kadang mereka bahkan
menerima perintah langsung dari Gubernur Jenderal. Pada tahun 1840, mereka
ditugaskan oleh Gubernur Jenderal Carel Sirardus Willem van Hogendorp untuk
mengirimkan daftar benda purbakala di daerah pemerintahan mereka masing-masing
dan melaporkan segala sesuatu terkait benda tersebut dalam jangka waktu yang
singkat. Pengumpulan koleksi pada bidang etnografi baru dilakukan pada tahun
1862, melalui instruksi Gubernur Jenderal Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de
Beele, dan koleksi-koleksi tersebut akan diberikan kepada Bataviaasch
Genootschap. Dari sini, Bataviaasch Genootschap diberikan kebebasan untuk
menentukan apakah benda-benda tersebut akan diperuntukkan di museum mereka
sendiri, atau justru akan dikirim ke Belanda untuk ditempatkan di Museum
Purbakala di Leiden. (Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah awal para ahli Belanda mulai meneliti pribumi? Seperti disebut di atas, jauh
sebelum para ahli Belanda memperhatikan pribumi, sudah dilakukan penyelidikan
kepurbakalaan. Sementara penyelidikan pribumi semuanya bermula ketika orang
pribumi sendiri telah mulai menunjukkan prestasi diantara orang-orang Belanda. Lalu
bagaimana sejarah awal para ahli Belanda mulai meneliti pribumi? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.