Kampong Bandung, 1818 |
Mengenal Sejarah Tata Ruang Sosial Ekonomi Depok, Bogor (Buitenzorg), Jakarta (Batavia) dan Bandung (Preanger) serta Wilayah Lainnya di Indonesia (Nederlandsch Indie)
Minggu, 15 Januari 2017
Sejarah Bandung (1): Saat Bandung Masih Kampung, Cianjur Sudah Menjadi Kota; Ini Faktanya
Sabtu, 07 Januari 2017
Sejarah Bogor (2): Kopi Buitenzorg, Lebih Tua dari Kopi Preanger; Sentra Produksi di Megamendung dan Cibungbulang
Pada tahun 1725 belum ada kopi di Jawa bahkan pada tahun 1836 belum ada teh di Jawa (De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 31-07-1867). Abraham van Riebeek adalah orang pertama yang memperkenalkan tanaman kopi di Hindia Timur pada era VOC (lihat Almanak van Nederlandsch Indie voor het jaar 1871).
Almanak van Nederlandsch Indie voor het jaar 1871 |
Courante uyt Italien, Duytslandt, &c., 16-07-1633 |
Senin, 02 Januari 2017
Sejarah Bogor (1): Sejarah Kota Bogor Dimulai dari Fort Padjadjaran (1687) yang Menjadi Istana Buitenzorg (1745)
*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini
Sejarah Kota Bogor, sejauh ini, telah ditulis secara keliru dan diinterpretasi salah. Penulisan sejarah kota Bogor menjadi tidak proporsional karena penempatan urutan waktu tidak berada pada garis yang sebenarnya. Kota Bogor sendiri adalah kota yang dibangun di masa lampau yang yang lokasinya dipilih oleh para pendahulu sesuai dengan anugerah alam untuk kebutuhan pertahanan, panorama dan religi. Titik origin kota Bogor dalam hal ini seharusnya dipandang dari awal mula keberadaan istana Buitenzorg, yang lokasinya berada pada titik persinggungan terdekat antara sungai Ciliwung dan sungai Cisadane (eks Pakuan Pajajaran).
Lukisan tertua Buitenzorg, 1770 |
Minggu, 01 Januari 2017
Sejarah Jakarta (16): Raffles (1811-1816); Java Government Gazette, Surat Kabar Inggris di Batavia Terbit Perdana 29-02-1812
Java Government Gazette, edisi pertama 29-02-1812 |
Minggu, 25 Desember 2016
Sejarah Jakarta (15): Buitenzorg Ibukotanya Blubur, Sejarah Kota Bogor yang Sebenarnya
Titik singgung sungai Ciliwung dan Cisadane |
Sabtu, 24 Desember 2016
Sejarah Jakarta (14): Jalan Pos, Cikal Jalan Raya; Titik Nol Casteel Batavia. Pos Pertama di Bidara Tjina
Bataviasche koloniale courant, 05-01-1810 |
Jumat, 23 Desember 2016
Sejarah Jakarta (13): Nama-Nama Kampong Tempo Doeloe di Batavia (Jakarta)
*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Beberapa tahun sebelumnya sudah dicatat nama-nama kampong di Batavia dan sekitar (berdasaekan Almanak 1815). Di Batavia dimana terkonsentrasi orang-orang Cina dikepalai oleh seorang Majoor (Lie Tieuwko) dan dibantu oleh enam luitenant. Untuk pemimpin pribumi adalah Majoor orang Moor (Haied Lebe Ibnoo Candoo), Komanadan orang Bali di Kampong Krokot (Mohamad Japar Jenal Babandam), di Kampong Ankay (Mohamad Jedar Ismael Soojara), di Kampong Pakojan (Bojeng Abdoel Majeed), di Gustee Ankay (Mohaad Ching). Tampaknya orang-orang Bali yang sudah ada sejak awal era VOC sudah beragama Islam. Komandan orang Makassar dan orang Busgis di kampong Patooakan dan kampang Bugis (Kamalodin), di kampong Jacatra dan kampong Macassar (Abdoel Manap).Komandan orang Malajoe di kampong Malajoe (Jaman Andoella). Komandan orang Ambon di kampong Ambon (Mohamad AbdoelKadeer), Komandan orang Sumbawa di kampong Tambora (Baharan). Komandan orang Paranakan (Chinese Natives of Batavia) adalah Alimoedin. Komandan orang Jawa di kampong Manggadoea (Abdoel Somad), di kampong Patoeakan (Mohamad Sahedan) dan di kampong Loear Batang (Hauwas Kertjaya). Dari daftar ini jelas bahwa penduduk pribumi di Batavia dan sekitar dominan orang-orang yang berasal dari Jawa, Bali, Makassar, Bugis, Sumbawa, Melayu dan Ambon. Mereka ini umumnya adalah pasukan pribumi pendukung militer VOC yang tidak kembali ke kampong asal dan menetap di Batavia dan sekitar dengan membuka lahan pertanian (yang menjadi cikal bakal munculnya nama-nama kampong tersebut). Mereka inilah bersama orang Moor dan orang Paranakan (Cina) plus orang Soenda yang datang dari pedalaman yang mendukung terbentuknya komunitas pribumi awal di Batavia (yang boleh dikatakan sebagai orang Betawi yang sekarang).
Dalam perkembangannya nama-nama kampong yang teridentifikasi di Batavia dan sekitar semakin banyak (lihat Peta 1825):
Senin, 19 Desember 2016
Willem Iskander (3): ‘Iskander Effect’, Mengubah Pandangan Pemerintah tentang Pendidikan Pribumi di Jawa
Willem Iskander |
Willem Iskander (2): Mendirikan Kweekschool Tanobato (1862), Sekolah Guru Terbaik di Hindia Belanda
Nieuwe Rotterdamsche courant:, 27-07-1861 |
Minggu, 18 Desember 2016
Willem Iskander (1): Pionir Pendidikan Indonesia; Pribumi Pertama Studi ke Belanda (1857)
Willem Iskander adalah pionir pendidikan Indonesia. Willem Iskander tidak hanya orang Indonesia satu-satunya yang memiliki guru berlisensi Eropa tetapi juga mampu mendirikan sekolah guru (kweekschool) terbaik pada era Hindia Belanda di kampungnya di Tanobato, afdeeling Mandailing en Angkola. Willem Iskander meminta perhatian pemerintah untuk mengirim guru studi ke Belanda agar pendidikan di Jawa yang jauh tertinggal dapat lebih berkembang.