Sabtu, 28 April 2018

Sejarah Kota Medan (69): Asal Usul Istilah Preman, Suatu Kegiatan Diluar Dinas; Kini Berubah Makna Menjadi Identik Kriminal


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini preman kerap dikaitkan dengan seseorang yang dikaitkan (perbuatan kriminal). Misalnya seorang preman memalak di pinggir jalan; entaskan premanisme; seorang preman ditembak polisi; di kampung itu banyak preman; antar preman berkelahi dan sebagainya. Sementara preman pada masa lampau tidak dihubungkan dengan tindakan kriminal. Akan tetapi justru dikaitkan dengan hal yang baik.

Sair Atjeh, 1874
'Preman’ adalah kosa kata kuno. Kosa kata itu tidak ditemukan dalam bahasa Inggris maupun bahasa Belanda. Kosa kata ‘preman’ justru sudah ditemukan lebih awal dalam bahasa lain, misalnya bahasa Sanskerta yang artinya ‘cinta’ (A Sanskrit-English Dictionary, 1872). Pada masa ini, menurut KBBI: preman /pre·man/  adalah: 1. partikelir; swasta; 2. bukan tentara; sipil (tentang orang, pakaian, dan sebagainya); 3. kepunyaan sendiri (tentang kendaraan dan sebagainya); orang -- , orang sipil, bukan militer; mobil -- , mobil pribadi (bukan mobil dinas); pakaian -- , bukan pakaian seragam militer.

Sementara itu dalam berbagai tulisan ada anggapan kosa kata preman berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Padahal kanyataannya tidak. Kosa kata ‘preman’ tidak ada kaitannya dengan ‘freeman’ (bahasa Inggruis) maupun ‘vrije’ (bahasa Belanda). Lantas sejak kapan kosa kata preman muncul? Bagaimana pula istilah preman bergeser makna. Perlu ditelusurim mari kita lacak.

Jumat, 27 April 2018

Sejarah Jakarta (25): KERAK TELOR, Dulu Namanya KERAK KETAN; Sejarah Buku Masakan Indonesia dan Satiaman P. Harahap


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Kerak telor adalah makanan asli Betawi. Jenis makanan ini meski sudah tergolong tua, tetapi hingga ini hari masih eksis dalam daftar kuliner khas Betawi. Apa hebatnya? Itu dia. Namun setelah dilacak ke masa lampau, ternyata kerak telor tidak dikenal. Yang ada adalah kerak ketan. Lantas mengapa kini kerak ketan disebut kerak telor? Nah, itu dia.

Tukang kerak telor (wikipedia)
Makanan asli dan makanan khas beda. Makanan asli adalah makanan yang bersifat lokal yang tercipta dari masyarakat setempat. Sedangkan makanan khas adalah makanan yang umumnya dikonsumsi oleh komunitas masyarakat setempat relatif terhadap komunitas masyarakat lainnya. Kerak ketan atau kerak telor adalah makanan asli dan juga makanan khas Betawi.

Selama ini, di berbagai media, kerak telor atau kerak ketan disebutkan sudah ada sejak era kolonial. Akan tetapi itu tentu tidak cukup informatif. Untuk itu, mari kita tinjau kembali, sejak kapan kali pertama keberadaan kerak telor dilaporkan? Paling tidak upaya itu akan menambah pengetahuan kita dalam memahami sudah seberapa tua makanan khas yang satu ini.

Selasa, 24 April 2018

Sejarah Singapura (1): Sejarah Awal Sepak Bola di Singapura, Terbilang Tua di Asia; Inggris Cepat Adaptif, Belanda Masih Ragu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini

Permainan sepak bola di Singapura bukanlah baru. Bahkan terbilang awal di Asia Tenggara jika dibandingkan dengan negara lainnya. Setelah permainan sepak bola diterima di Penang dan Singapura oleh orang-orang Inggris baru menyusul muncul permainan sepak bola bagi orang-orang Belanda di kota-kota lain, seperti Medan, Batavia, Semarang dan Soerabaja. Orang-orang Inggris dan orang-orang Belanda yang memperkenal sepak bola di Asia Tenggara.  

Esplanade di Singapura, 1890
Hari ini Persija Jakarta akan bertandingan dengan klub Tampines Rovers di Stadion Jalan Besar, Singapura. Pertandingan yang sangat menentukan bagi Persija untuk lolos pada fase grup Piala AFC 2018. Tidak hanya itu, suporter Persija, Jakmania dalam jumlah banyak akan ikut mendampingi tim ke Singapura. Sebelumnya, suporter klub JDT dari Johor Malaysia mendukung timnya di SGBK Jakarta. Ini satu fenomena baru pada masa kini dalam sepak bola Asia Tenggara.

Lantas bagaimana sejarah awal sepak bola di Singapura? Informasi ini sangat sulit ditemukan hari ini. Padahal sejatinya, Singapura terbilang paling awal untuk urusan (permainan) sepak bola di Asia Tenggara. Sambil menunggu pertandingan antara Persija vs Tampines Rovers ada baiknya kita menengok ke belakang pada masa lampau, bagaimana sepak bola di Singapura bermula.

Senin, 23 April 2018

Sejarah Jakarta (24): Asal Usul Nama Tempat di Jakarta; Banyak Keliru, Keliru karena Kurangnya Upaya Pencarian Data


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Asal usul nama tempat di berbagai kota di Indonesia sudah banyak diceritakan. Tapi tampaknya masih diceritakan dengan asal usil yang keliru. Itu dapat dimaklumi, karena ada ambisi kuat untuk menceritakan tetapi lemah dalam menunjukkan bukti. Dalam bahasa sekarang: nafsu besar tenaga kurang. Namun ambisi adalah ambisi, bagaimana munculnya nama tempat, dengan jalan pintas hanya didasarkan pada arti dan kedekatan arti dari nama tersebut.  

Pemukiman (perkampungan) di Batavia, 1860
Upaya menceritakan asal usul nama tempat pada masa ini banyak yang keliru, keliru karena kurangnya data pendukung. Seharusnya menceritakan asal usul nama tempat berdasarkan informasi yang akurat, siapa yang menceritakan dan tahun-tahun tertua ketika diceritakan. Lebih baik menyebutkan ‘tidak/belum diketahui’ daripada harus dipaksakan seolah-olah sudah diketahui.

Sejarah asal usul nama-nama tempat di Jakarta tentu saja menjadi pusat perhatian yang menarik. Sebab nama-nama tempat di Jakarta sudah sangat dikenal di seluruh Indonesia, sebut saja Senen, Senayan, Kemayoran, Kebayoran, Tanah Tinggi, Tanah Abang dan lain sebagainya. Mari kita mulai sejarah asal usul Kemayoran.

Sabtu, 21 April 2018

Sejarah Kota Medan (68): Bika Bukan Asli Medan, Nama Kue Bika Ambon Sudah Ada Sejak Dulu di Semarang; Bika Asli Sunda?


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Bika Ambon, pada masa ini sangat dikenal di seluruh Indonesia. Nama bika Ambon akan selalu dikaitkan dengan kota Medan. Sebab, sudah sejak lama kue bika Ambon diakui sebagai oleh-oleh khas dari Kota Medan. Di Kota Ambon sendiri tidak dikenal produk makanan tersebut. Lantas mengapa nama kue bika dari Kota Medan disebut bika Ambon. Rumah produksi kue bika Ambon di Medan ini banyak ditemukan di Jalan Majapahit. Bika Ambon rasanya manis.

Kue bika Ambon (wikipedia)
Jika ditanyakan, tidak seorangpun pembuat kue bika Ambon di Medan mengetahui asal-usul munculnya produksi kue bika di Medan. Mereka juga tidak mengetahui mangapa nama penganan (kue) ini disebut bika Ambon. Peluang ini kemudian dimanfaatkan oleh para pembuat cerita. Ada yang menyebut bahwa kue bika Ambon terilhami dari kue khas Melayu. Lalu nama Ambon muncul karena kali pertama dijual dan popular di Jalan Ambon Kota Medan (lihat Wikipedia). Namun cerita itu hanyalah cerita. Faktanya tidak ada.

Nama bika Ambon kadung sudah terkenal. Tidak hanya terkenal di Medan, juga dikenal luas hingga ke Padang, Jakarta, Depok, Bandung, Semarang dan bahkan Ambon. Oleh karena itu, tentu saja akan banyak orang yang terus bertanya-tanya bagaimana asal usul kue yang rasanya legit ini diproduksi di Medan, namanya pula Ambon. Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita telusuri. Kasus serupa juga pernah dalam hal asal usul lemang.

Kamis, 19 April 2018

Sejarah Kota Depok (46): Budak Beruntung Menjadi 'Belanda Depok'; Apakah Cornelis Chastelein Perintis Larangan Perbudakan?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini

Cornelis Chastelein, boleh jadi merupakan seorang pelopor pembebasan perbudakan di Oost Indie (baca: Indonesia). Itu bermula ketika Cornelis Chastelein mewariskan harta miliknya kepada para tenaga kerjanya pada tahun 1714. Para tenaga kerja Cornelis Chastelein pada awalnya diperoleh dengan status budak. Peristiwa ini sekitar satu setengah abad mendahului sebelum pemerintah Hindia Belanda (baca: Nederlandsch Indie) menghapuskan perbudakan dengan ditetapkannya di dalam undang-undang tahun 1860.

Dirk van Hogendorp (lukisan 1813)
Larangan perbudakan di wilayah jajahan Inggris sendiri sudah diberlakukan pada tahun 1843. Boleh jadi pemberlakukan larangan perbudakan di wilayah jajahan Inggris telah memacu lebih cepat diberlakukannya larangan perbudakan di wilayah jajahan Belanda tahun 1860. Penetapan larangan ini dalam undang-undang baru terjadi setelah melalui proses yang alot antar berbagai pihak di Hindia Belanda. Meski larangan perbudakan sudah dimaklumkan tetapi dalam kenyataannya praktek perbudakan masih ada.

Apakah Cornelis Chastelein telah menyadari arti penting pembebasan budak? Hal yang sama, apakah Pemerintah Hindia Belanda telah menyadari arti penting larangan perbudakan? Lantas mengapa praktek perbudakan masih ada meski undang-undang larangan perbudakan telah dirilis? Yang jelas, saat hiruk-pikuk soal pro atau anti perbudakan di Hindia Belanda, di Depok sudah sejak lama tidak ditemukan praktek perbudakan. Apakah Cornelis Chastelein telah menjadi perintis pembebasan budak di Indonesia? Mari kita telusuri.

Senin, 16 April 2018

Indonesia di Piala Dunia (3): Liga Paling Kompetitif di Rumania; Apakah Klub Sepak Bola Indonesia Kini Semakin Kompetitif?


*Lihat semua artikel Sejarah Indonesia di Piala Dunia di blog ini Klik Disini

Liga sepak bola Indonesia yang disebut Liga-1 mulai tampak kompetitif. Ini terlihat pada persaingan klub-klub Liga-1 yang baru menyelesaikan putaran (minggu) keempat. Dari 18 klub yang berkompetisi tidak satu pun klub disebut dominan. Dari masing-masing klub yang telah menyelesaikan pertandingan keempat hanya mendapat poin maksimal 8 (Persipura). Sebaliknya klub yang berada di peringkat terakhir memiliki pon 2 (Arema FC). Ini menggambarkan bahwa selisih poin peringkat teratas (maksimal) dengan peringkat terbawah (minimal) hanya 6 poin.

Setiap klub pada peringkat atas memiliki potensi meraih poin maksimal sebesar 12. Namun pada peringkat pertama hanya 8 poin (hanya satu klub). Poin 7 diraih oleh 4 klub, poin 6 sebanyak 3 klub; poin lima sebanyak 5 kluib; dan poin 4 diraih oleh 3 klub. Dua klub lainnya memperoleh poin 3 dan poin 2. Dari hasil ini hanya tinggal dua klub yang belum terkalahkan (Persipura dan Balu United). Sementarav peringkat terbawah (poin 2), meski belum pernah menang, tetapi mampu draw 2 kali.   

Pertanyaannya seberapa kompetitif Liga-1 saat ini. Dengan memperhatikan pertandingan hingga minggu keempat, apakah tingkat kompetitit Liga-1 pada pertandingan keempat menggambarkan tingkat kompetitif untuk paruh musim atau untuk satu musim? Untuk menjawab pertanyaan itu kita perlu mengukur dan juga membandingkan hasilnya dengan tingkat kompetitit liga yang lain.

Minggu, 15 April 2018

Sejarah Kota Medan (67): T. Amir Hamzah, ‘Anak Langkat’, Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Persatuan Kita (The Untold Story)


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Siapa Tengku Amir Hamzah sudah sejak lama kisahnya secara panjang lebar telah diriwayatkan dan dipersepsikan secara umum. Tengku Amir Hamzah memulai kiprahnya sebagai Ketua Panitia Kongres Indonesia Muda di Batavia (1917). Tengku Amir Hamzah telah dipanggil Sultan untuk ‘berjuang’ menjaga kelangsungan kesultanan. Kepulangannya dari rantau kembali ke kraton menjadi akhir perjalanan hidupnya dalam tragedi Revolusi Sosial di Sumatra Timur (1946). Para pemuda pejuang curiga Tengku Amir Hamzah menjadi antek Belanda. Ketika arus gelombang menginginkan Sumatra Timur bebas dari Belanda, apakah Tengku Amir Hamzah telah mengingkari upaya pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)?

Amir Hamzah (kiri) dan Masdoelhak (kanan) di Belanda, 1932
Sejarah Tengku Amir Hamzah sudah banyak diriwayatkan. Namun siapa Tengku Amir Hamzah sebenarnya kurang mendapat tempat di dalam sejarah yang diceritakan di Indonesia. Profil seseorang seharusnya diurai dari dua sisi (both side). Sejarah yang tidak diceritakan (the untold story) tentang Tengku Amir Hamzah sangat berlimpah. Banyak catatan sejarah Tengku Amir Hamzah yang telah ditulis tidak tepat.
 
Lantas siapa sebenarnta Tengku Amir Hamzah? Riwayat ini yang akan dideskripsikan dalam artikel ini. Tengku Amir Hamzah (jika boleh dikata) adalah sosok unik dalam sejarah sastra dan bahasa Indonesia. Tengku Amir Hamzah bukanlah tokoh berkpribadian ganda, tetapi justru figur berkpribadian tunggal (unik). Riwayat Tengku Amir Hamzah yang asli inilah yang tidak ditemukan dalam sejarah (kontemporer) di Indonesia. Mari kita telusuri.

Sabtu, 14 April 2018

Sejarah Kota Medan (66): Dr. T. Mansur, ‘Anak Asahan’; Bahasa Batak Digunakan Bahasa Sehari-hari (The Untold Story)


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Siapa Dr. Tengku Mansur sudah sejak lama kisahnya secara singkat telah diriwayatkan dan dipersepsikan secara umum. Tengku Mansur memulai kiprahnya sebagai Ketua Jong Sumatra di Batavia (1917). Tengku Mansur telah berinisiatif ‘menjaga’ para korban Revolusi Sosial di Sumatra Timur (1946). Para pangeran kesultanan di Sumatra Timur mendaulat Tengku Mansur untuk menjadi Wali Negara Sumatra Timur (1948-1950). Ketika arus gelombang menginginkan Sumatra Timur ‘merdeka’, Tengku Mansur justru berinisiatif membantu Republiken mengintegrasikan Sumatra Timur (kembali) ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Overzicht van de Inlandsche pers, No 21, 19-02-1930
Sejarah Tengku Mansur sudah banyak diriwayatkan. Namun siapa Tengku Mansur sebenarnya kurang mendapat tempat di dalam sejarah yang diceritakan di Sumatra Timur. Profil seseorang seharusnya diurai dari dua sisi (both side). Sejarah yang tidak diceritakan (the untold story) tentang Tengku Mansur sangat berlimpah. Satu contoh: Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Tengku Mansur adalah Bahasa Batak (lihat Overzicht van de Inlandsche en Maleisisch-Chineesche pers, 1930, No 21, 19-02-1930).
  
Lantas siapa sebenarnta Dr. Tengku Mansur? Riwayat ini yang akan dideskripsikan dalam artikel ini. Dr. Tengku Mansur (jika boleh dikata) adalah sosok unik dalam sejarah Indonesia. Dr. Tengku Mansur bukanlah tokoh berkpribadian ganda, tetapi justru figur berkpribadian tunggal (unik). Riwayat Dr. Tengku Mansur yang asli inilah yang tidak ditemukan dalam sejarah (kontemporer) di Sumatra Timur. Mari kita telusuri.

Kamis, 12 April 2018

Sejarah Bogor (25): Sejarah Awal Sekolah Kedokteran Hewan Bogor; Dr. Sorip Tagor, Pribumi Pertama Bergelar Dokter Hewan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disin

VEEARTSEN SCHOOL. Sekolah kedokteran hewan bermula di Buitenzorg (baca: Bogor). Ini dipicu karena kurangnya dokter hewan lulusan Belanda yang bekerja di Nederlandsch Indie (baca: Indonesia). Untuk membantu dokter-dokter Belanda diperlukan dokter-dokter pribumi dengan melatih sejumlah siswa dalam bentuk kursus (magang) tiga tahun. Dalam perkembangannya, untuk menghasilkan dokter hewan pribumi secara berkesinambungan lalu di Buitenzorg didirikan Sekolah Kedokteran Hewan (Inlandsche Veeartsen School). Tahun pertama perkuliahan sekolah kedokteran hewan di Buitenzorg dibuka tahun 1907 (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 30-06-1928).

Nederlands-Indische veeartsenschool, Buitenzorg (1930)
Pada tahun 1907 Landbouwschool (Sekolah Pertanian) diberitakan meluluskan siswa diploma tiga tahun dan diploma dua tahun (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 03-06-1907). Dalam berita ini juga diberitakan siswa yang naik dari tahun pertama ke tahun kedua, diantaranya Raden Mas Ario Moebamad dan JA Kaligis. Sekolah pertanian (landbouwschool) ini didirikan tahun 1903 di Buitenzorg. Pada masa ini, bagi sivitas akdemika IPB Bogor, Landbouwschool dan Veeartsen School adalah dua sekolah yang menjadi cikal bakal Institut Pertanian Bogor (IPB). Foto Veeartsen School yang tampak disamping ini masik terlihat jelas pada masa ini sebagai gedung FKH-IPB di Taman Kencana Bogor.   

Pada tahun 1908 surat kabar Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 30-09-1908 memberitakan Inlandsche Veeartsen School di Buitenzorg kenaikan kelas (promosi), siswa dari tahun pertama ke tahun kedua. Dari lima siswa dari tahun pertama ke tahun kedua lulus empat siswa yakni: Raden Notosoediro, Raden Mas Nataningrat, Sorip Tagor dan Raden Soetedja (Raden Moehamad Isak Winala Prawira dinyatakan tidak lulus). Juga dalam berita ini disebutkan dua siswa dari tahun kedua naik ke tahun ketiga (hanya dua siswa), yakni Raden Mas Ario Moebamad dan JA Kaligis.

Senin, 09 April 2018

Sejarah Jakarta (23): Macan Kemayoran, Julukan Klub Persija Bukan Mitos, Macan Memang Benar Pernah Ada di Jakarta, 1882


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini nama Macan Kemayoran selalu dikaitkan dengan nama julukan klub Persija Jakarta. Kapan klub Persija Jakarta diberi nama julukan Macan Kemayoran tidak diketahui jelas. Nama Macan Kemayoran dikaitkan dengan cerita rakyat yang mengisahkan pemuda bernama Murtado yang dijuluki sebagai Macan Kemayoran.

Macan Batavia terakhir ditembak oleh Simons van Kemayoran
Kisah Murtado yang dijuluki Macan Kemayoran dapat dibaca dalam buku berjudul ‘Cerita Rakyat Dari Sabang Sampai Merauke’ yang diterbitkan Pustaka Widyatama. Murtado dikisahkan hidup di zaman kompeni (era kolonial Belanda). Murtado diriwayatkan sebagai pemuda tampan dan juga pemberani. Ketika di kampungnya di Kemayoran sering terjadi kejahatan, Murtado tampil untuk melakukan perlawanan. Dalam suatu pengejaran penjahat, Murtado bersama teman-temannya dapat melumpuhkan para garong tersebut. Barang-barang yang dijarah perampok tersebut dikembalikan Murtado kepada pemiliknya. Penduduk Kemayoran memuji tindakan Murtado.

Kisah legenda Murtado yang dijuluki sebagai Macan Kemayoran tentu menarik untuk sekadar bacaan. Namun pertanyaannya adalah apakah benar-benar ada sesesorang disebut Macan Kemayoran? Lantas apakah pernah ada macan (harimau) di Kamayoran? Pertanyaan ini sudah sejak lama muncul dalam pikiran, tetapi secara tidak sengaja baru saat ini dapat menemukan jawabannya. Ternyata macan memang pernah ada di Jakarta tahun 1882. Orang yang berhasil melumpuhkan sang macan tersebut adalah seorang penembak jita dari Kampong Kemajoran. Mari kita simak.

Kamis, 05 April 2018

Sejarah Kota Medan (65): PSMS, VBMO, PERSEDELI dan DVB, Ini Bermula Sejak 07-07-07; Kinantan, Nama Klub Tahun 1924


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

PSMS Medan adalah sebuah heritage Kota Medan di bidang sepak bola. Nama PSMS harus dipandang sebagai milik publik Kota Medan. Sebab nama PSMS adalah hasil gotong royong dari semua stakeholder sepak bola di Kota Medan sejak tempo dulu. PSMS sebagai warisan sejarah sepak bola Kota Medan dimaklumkan sejak 07-07-07 (Tanggal tujuh, Bulan Juli, Tahun Seribu Sembilan Ratus Tujuh). Sebagai heritage, nama PSMS tidak bisa diperjualbelikan. Nama PSMS melekat erat pada nama Kota Medan. Sebaliknya, peraturan teknis dan administratif sepak bola telah banyak berubah seiring dengan perubahan zaman. Khusus untuk PSMS, dari sepak bola amatir (komuniti) ke sepak bola profesional (industri).

Logo 'baru' PSMS Medan, 07-07-1907
Beberapa hari terakhir ini di Kota Medan muncul perdebatan (sebut saja kontroversi) soal logo PSMS. Logo PSMS ini seakan diperebutkan dua nama perusahaan, yakni: perusahaan yang mengelola klub PSMS sebelumnya dan perusahaan yang mengelola klub PSMS yang sekarang. Perusahaan sebelumnya mengklaim telah mematenkan logo PSMS, sementara perusahaan yang sekarang mengambil jalan hanya sekadar meneruskan logo yang sudah ada. Di sinilah yang menjadi pangkal perkara.

Lantas mengapa kini muncul kontroversi tentang logo PSMS? Ini bermula ketika era telah berubah, dari era ketidakpastian (zaman old) menjadi era kepastian (zaman now). Pada zaman now semua hal (misalnya copy right) harus teregister. Itu satu hal. Hal lainnya adalah persoalan tentang materi (content) apa yang harus diregister? Materi ini terkait soal kepemilikan. Oleh kareanya, logo PSMS memang harusnya teregister. Namun siapa yang berhak meregister nama PSMS?

Sabtu, 31 Maret 2018

Sejarah Kota Medan (64): Sutan Puasa dari Mandailing Pendiri Kota Kuala Lumpur dan Guru Patimpus adalah Pendiri Kota Medan


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Pagi ini saya mendapat email dari  sahabat Abdur-Razzaq Lubis. Buku yang menjadi idam-idamannya sudah terbit berjudul ‘Sutan Puasa: Founder of Kuala Lumpur’. Sahabat Abdur-Razzaq Lubis mengundang untuk hadir dalam dua acara yang beriringan. Acara Book Launch yang akan diadakan minggu depan Saturday, 7 April 2018, 3:00 pm to 5:00 pm at ILHAM Gallery, Kuala Lumpur; dan esoknya acara Book Talk yang akan diadakan Sunday, 8 April 2018, 10:00 am to 1:00 pm at Galeri Petronas, Level 3, Suria KLCC

Abdur-Razzaq Lubis telah membuktikan bahwa Kota Kuala Lumpur didirikan oleh Sutan Puasa bermarga Lubis yang bermigrasi dari Mandailing. The book will be launched by well-known singer Datuk Sheila Majid, who is a descendant of the Mandailing entrepreneur, Sutan Puasa. Penyanyi terkenal dari Malaysia, Sheila Madjid, ibunya bermarga Lubis.

Lalu saya teringat pendiri kota Medan yang secara historis disebutkan didirikan oleh Guru Patimpus bermarga Sembiring yang bermigrasi dari Karo. Dengan pembuktian oleh Abdur-Razzaq Lubis bahwa Kota Kuala Lumpur didirikan oleh Sutan Puasa maka dengan sendirinya akan menyandingkan nama pendiri Kota Medan. Secara epistemologi di Asia Tenggara hanya Kota Medan dan Kota Kuala Lumpur yang secara eksplisit diketahui siapa pendirinya.

Sejarah Semarang (22): Teka-Teki Sungai Semarang, Warga Menjadi Gagal Paham; Havenkanaal, Kanal Barat, Lawang Sewu

* Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini

Area yang menjadi Kota (lama) Semarang di masa lampau adalah pertemuan luapan air bah (air banjir) dan luapan air pasang (rob). Pada era Pemerintahan Nederlandsch Indie (Hindia Belanda) mulai dirintis kanal-kanal agar persaingan antar banjir dan rob dapat dikendalikan seperti halnya di Amsterdam. Namun ternyata itu tidak mudah. Akhirnya Kota Semarang gagal menjadi replika Kota Amsterdam.

Sungai Semarang (1880)
Sungai Semarang adalah situs paling kuno di Semarang. Sungai ini sejatinya pada masa ini berada di tengah-tengah Kota Semarang. Namun karena adanya upaya kanalisasi, situs sungai Semarang yang asli malah menjadi hilang bentuk. Situs baru yang terbentuk adalah pelabuhan kanal Havenkanaal dan Banjir Kanal Barat. Situs sungai Semarang lambat laun hilang tak berkesan. Popularitas Havenkanaal dan Banjir Kanal telah menenggelamkan riwayat sungai Semarang sendiri.

Bagaimana sungai Semarang menghilang jarang terinformasikan. Padahal situs sungai Semarang justru sangat banyak menyimpan artefak-artefak kuno. Hal ini karena di sungai inilah pada masa lampau terjadi lalu lintas perdagangan yang intens antara penduduk asli di pedalaman (Jawa) dan para pedagang-pedagang Melayu, Tionghoa, Arab dan lainnya. Oleh karena itu, ada baiknya sejarah situs sungai Semarang perlu dihidupkan kembali agar warga Kota Semarang tidak gagal memahami kota yang indah ini. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 30 Maret 2018

Sejarah Semarang (21): Oei Tjie Sien, Oei Tiong Ham Concern dan PT Rajawali Nusantara Indonesia; Riwayat Pabrik Gula


Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini

Oei Tiong Ham diriwayatkan sebagai konglomerat dari Semarang karena terkenal sebagai pengusaha di bidang perkebunan tebu dan pabrik gula. Ayahnya bernama Oei Tjie Sien telah merintis yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Oei Tiong Ham.

Landhuis Land Simongan (1900)
Kisah ayah-anak di Semarang ini (Oei Tjie Sien dan Oei Tiong Ham) serupa tapi tidak sama dengan dua konglomerat di Medan, dua bersaudara Tjong Jong Hian dan Tjong A Fie. Keluarga Oei di Semarang sangat berpengaruh, demikian juga keluarga Tjong di Medan. Pengaruh mereka tidak hanya diantara komunitas Tionghoa tetapi lebih jauh dapat mempengaruhi arah program pemerintah di era Nederlandsch Indie (Hindia Belanda). Satu peninggalan keluarga Tjong masih terawat baik di Medan tetapi peninggalan keluarga Oei di Semarang tampak terlantar.

Bagaimana Oei Tjie Sien memulai bisnis di Semarang dan bagaimana Oei Tiong Ham mengembangkan bisnis keluarga tentu saja menarik untuk diperhatikan. Artikel ini akan mendeksripsikan riwayat mereka berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe yang masih dapat ditelusuri. Mari kita lacak.

Kamis, 29 Maret 2018

Sejarah Semarang (20): Stasion Ambarawa Sejak 1873; Tempo Doeloe ‘Gagah Berani’, Masa Kini ‘Mati Segan Hidup Tak Hidup’


Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini

Ambarawa, pada masa ini adalah sebuah kota kecil di pegunungan yang nasuk wilayah Kabupaten Semarang. Pada masa lampau, sejak era VOC Ambarawa sebagai nama tempat sudah teridentifikasi sebagai persimpangan jalan. Secara perlahan, Ambarawa menjadi tempat penting pada era Pemerintah Hindia Belanda. Hal ini terutama karena Ambarawa telah menjadi pusat transaksi yang penting dalam transaksi ‘booming’ kopi. Ambarawa tidak hanya semakin aman dengan diperkuatnya benteng (dengan nama baru Fort Willem I) juga  semakin ramai dengan dibukanya moda transportasi kereta api ruas Kedong Djati-Ambarawa.     

Stasion Fort Willem I (1890)
Pada peta tahun 1724 (J. Van Braam dan Gerard onder de Linden) nama Ambarawa merupakan suatu pertenuan jalan dari Semarang terbagi dua, ke sebelah barat melalui barat gunung Oengaran dan ke sebelah timur melalui timur Oengaran. Pada peta 1695 (Isaac de Graaff) nama Ambarawa tidak terindentifikasi secara jelas. Akan tetapi nama Oengaran dalam peta ini sudah diidentifikasi secara jelas. Jalan dari Semarang melalui Oengaran ini menuju Soerakarta dan Mataram (baca: Djogjakarta). Pada peta 1739 (J. Hadden) gunung Oengaran yang sekarang disebut gunung Semarang.

Stasion kereta api Ambarawa selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873 bersamaan dengan selesainya pembangunan rel kereta api ruas Kedong Djati-Ambarawa. Sejak itu, kota Ambarawa tidak ada matinya. Kota yang sangat hidup karena tiga hal: pertahanan (benteng Fort Willem I); perdagangan ekspor (gudang kopi) dan pariwisata (semakin banyaknya wisatawan terutama dari kota Semarang yang datang).

Kamis, 22 Maret 2018

Sejarah Kota Depok (45): Teka Teki Siapa Margonda, Nama Jalan di Depok; Mangapa Riwayat Hidup Margonda Tidak Lengkap?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini

Jalan Margonda adalah jalan yang cukup panjang di Kota Depok. Jalan besar ini merupakan urat nadi kota. Margonda di Bogor disebut dalam sejarah sebagai pahlawan Depok. Karena itulah namanya ditabalkan sebagai nama jalan utama di Kota Depok. Namun di dalam sejarah Depok, sejarah Margonda hanya ditulis sangat singkat. Sesingkat penulisan namanya. Dari uraian yang ada hanya itu yang diulang-ulang oleh satu penulis dan oleh penulis lainnya.

Margonda (internet)
Nama Margonda adalah nama yang unik (unique) di Indonesia. Jarang orang Indonesia, bahkan tidak ada yang menggunakan Margonda sebagai nama diri. Namun kalau nama Margono cukup banyak. Artinya, nama Margonda tidak lazim di wilayah Bogor termasuk Depok. Jika tiga huruf pertama ‘Mar’ akan cukup banyak ditemukan nama diri di Sumatra Utara.

Lantas siapa sesungguhnya Margonda? Padahal nama Margonda adalah nama paling penting di Kota Depok pada masa ini. Mengapa riwayat pahlawan Depok ini hanya ditulis seadanya. Dengan kata lain: mengapa riwayat hidupnya tidak lengkap? Pertanyaan-pertanyaan ini bukannya mudah dijawab, bahkan sebaliknya justru menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru. Karena itulah sejarah Margonda tetap menarik. Mari kita telusuri.

Senin, 19 Maret 2018

Indonesia di Piala Dunia (2): Egy Maulana Vikri; Serangan Netizen ‘Gibol’ Indonesia Bantu FIFA Mengentaskan Anarkis & Rasis


*Lihat semua artikel Sejarah Indonesia di Piala Dunia di blog ini Klik Disini

Egy Maulana Vikri, pemain sepak bola muda Indonesia yang bermain di klub Lechia Gdansk menyebabkan kehebohan di Polandia. Kehadiran Egy Maulana Vikri, tidak hanya mengusik suporter sepak bola di Polandia, tetapi juga para pemain sepak bola Polandia di dalam negeri maupun di luar negeri. Suporter sepak bola Polandia menjadi tampak kekanak-kanakan. Mereka merasa hebat, dan menganggap Egy Maulana Vikri datang dari sepak bola dunia ketiga.

'Egy Effect' di Atmosfir Dunia Sepak Bola Eropa
Sikap anggap remeh ini, tidak hanya muncul dari suporter Lechia Gdansk, klub Egy Maulana Vikri, juga dari suporter yang menjadi lawan-lawan Lechia Gdansk. Yang tidak diduga sikap itu juga muncul dari mantan-mantan pemain dan pelatih klub tersebut. Tidak hanya itu, ternyata beberapa pemain sepak bola Polandia yang bermain di luar negeri juga terkesan meremehkan. Hanya petinggi klub Lechia Gdansk yang sadar perekrutan Egy Maulana Vikri sebagai keputusan yang tepat: keputusan teknis dan keputusan ekonomis.   

Egy Maulana Vikri sendiri adalah bagian dari dunia sepak bola modern di era milenial. Hal ini tampaknya kurang dipahami oleh para suporter Poandia. Ketika, mereka coba menyinggung perasaan suporter Indonesia, baru mereka paham atmosfir dunia sepak bola telah berubah. Hal ini berbeda dengan publik sepak bola di Prancis, yang lebih elegan. Bahkan orang Prancis sedari dulu justru ingin tahu Indonesia ketika pemain sepak bola Indonesia berlaga di Prancis pada Piala Dunia 1938.

Jumat, 16 Maret 2018

Sejarah Kota Padang (49): Asal Usul Semen di Padang; Pabrik Semen Tertua Indonesia, Sedari Dulu Telah Turut Membangun Negeri


Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Padang dalam blog ini Klik Disini

PT Semen Padang (Perusahaan) didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM) yang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia. Demikian tertulis dalam sejarah perusahaan PT Semen Padang. Pabrik ini hinggi kini masih bekerja dengan baik. Ini berarti pabrik semen di Padang sudah berumur lebih dari satu abad.

Bataviaasch nieuwsblad, 13-09-1924
Portland dan Padang sama pentingnya di pelabuhan Rotterdam pada tahun 1850an. Kapal-kapal besar dari Padang dan Portland bongkar muat di Rotterdam. Selain Padang, kapal-kapal yang berlabuh di Rotterdam adalah kapal-kapal dari Batavia, Soerabaja, Samarang, Tjilatjap dan Panaroekan. Kapal dari Padang umumnya di pelabuhan Rotterdam umumnya menurunkan komoditi utama kopi. Dalam perkembangannya, di Padang muncul perusahaan Batubara yang berpusat di Ombilin. Produksi perusahaan batubara di Ombilin ini telah menggeser dominasi produksi batu bara dari Inggris yang selama ini digunakan oleh maskapai-maskapai Belanda. Tidak hanya sampai disitu, perusahaan semen di Padang yang berpusat di Indaroeng juga dibangun. Ketergantungan semen Portland dari Inggris mulai teratasi dengan beroperasinya pabrik semen Padang di Indaroeng.

Bagaimana awal mula munculnya pabrik semen di Padang? Pertanyaan ini tentu menarik untuk ditelusuri. Masalah-masalah yang dihadapi oleh Belanda, baik di Negeri Belanda maupun di Hindia Belanda menjadi faktor penyebabnya. Lantas bagaiman kisahnya?. Mari kita telusuri.

Senin, 12 Maret 2018

Sejarah Kota Medan (63): Sejarah Sepak Bola MEDAN Lebih Tua dari Polandia; Lechia GDANSK, Klub Egy Maulana Vikri

*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini


Kota Gdansk di Polandia tiba-tiba menjadi populer di Indonesia. Hal ini karena pemain sepak bola asal Medan, Egy Maulana Vikri kini bermain bersama klub Lechia di Kota Gdansk. Kehadiran Egy Maulana Vikri di Gdansk membuat kita di Indonesia gembira, karena Egy Maulana Vikri satu-satunya pemain Indonesia yang berkiprah di Eropa. Namun di Kota Gdansk, kehadiran Egy Maulana Vikri masih terdapat pro-kontra. Tapi kelihatannya, suporter sepak bola di Kota Gdansk belum tahu sepak bola di Medan, asal Egy Maulana Vikri.

Bendera Indonesia dan Bendera Polandia
Sepak bola di Kota Medan bukanlah baru kemarin sore. Sepak bola di Kota Medan bahkan jauh lebih tua dari sepak bola di Kota Gdansk. Memang Kota Medan Indonesia jauh di ujung dunia (sebagaimana lazim diucapkan oleh orang Eropa yang nyinyir), tetapi untuk urusan soal sepak bola Kota Medan malah lebih dahulu memiliki klub jika dibandingkan Kota Gdansk, bahkan jauh lebih tua dari semua kota-kota di Polandia sekarang. Bagaimana ceritanya? Itu yang ingin kita perkenalkan. Kita perkenalkan sepak bola Kota Medan dan sepak bola Indonesia bagi publik dan suporter sepak bola di Polandia, khususnya di Kota Gdansk.

Klub sepak bola pertama di Kota Medan didirikan tahun 1900. Klub tersebut bernama Medan Sporting Club. Sementara klub pertama di Polandia bernama Lechia di Lwow (Lechia Lwow) didirikan pada tahun 1903. Pada tahun 1905 belum ada kompetisi di seluruh kota-kota di Polandia, tetapi di Kota Jakarta (baca: Batavia) sudah digulirkan kompetisi sepak bola pertama. Lechia Gdańsk sendiri, klub Egy Maulana Vikri baru didirikan pada tahun 1945. Bandingkan dengan hanya mengambil sampel: klub PSM Makassar didirikan tahun 1915, Persebaya Surabaya 1927 dan Persija Jakarta 1928

Sabtu, 10 Maret 2018

Sejarah Kota Medan (62): Jusuf Siregar, Pencetak Gol Terbanyak Satu Pertandingan di Indonesia; 7 Gol PON III 1953 di Medan

*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini


Pencetak gol terbanyak dalam satu pertandingan terdapat di negara lain (luar negeri). Namun di dalam negeri Indonesia ada beberapa pemain yang mampu mencetak gol dalam satu pertandingan sebanyak lima gol (quintrick). Hanya ada satu pemain Indonesia yang mampu mencetak gol sebanyak enam gol yakni Ilham Jayakesuma. Apakah ada pemain Indonesia yang mampu mencetak tujuh gol dalam satu pertandingan? Ternyata ada.


Het nieuwsblad voor Sumatra, 23-09-1953
Seorang pemain mampu mencetak gol sebanyak-banyaknya dalam satu pertandingan adalah suatu prestasi tersendiri. Bahkan prestasi tersebut melebihi prestasi seorang pemain yang menjadi top skor dalam satu turnamen atau satu musim (top skor). Begitu pentingnya mencetak gol sebanyak-banyak dalam satu pertandingan memunculkan terminologi: Brace (2 gol); Hattrick (3 gol); Quattrick (4 gol); Quintrick (5 gol); dan Double Hattrick (6 gol). Hanya itu. Lebih dari enam gol disebut fantastic.

Jusuf Siregar, sejauh ini adalah satu-satunya orang Indonesia yang mampu mencetak tujuh gol dalam satu pertandingan. Prestasi ini diraihnya dalam pertandingan cabang sepakbola pada penyelenggaraan PON III di Medan tahun 1953. Jusuf Siregar adalah pemain nasional Indonesia yang disegani oleh kiper-kiper luar negeri. Rekor Indonesia Jusuf Siregar ini hingga ini hari belum terpecahkan. Jusuf Siregar dalam satu pertandingan juga pernah menjebol gawang Persidja sebanyak lima kali (Quintrick) ketika PSMS mengalahkan Persidja dengan skor 6-3 pada tahun 1955.

Kamis, 08 Maret 2018

Sejarah Kota Medan (61): Sejarah Stadion Kebun Bunga, 'Markas' PSMS di Medan; Stadion Vios di Batavia, Sidolig di Bandung

*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini.


Stadion Kebun Bunga di Medan sudah sejak lama digunakan oleh PSMS sebagai ‘markas’ dan juga tempat latihan. Sementara untuk pertandingan resmi, PSMS menggunakan Stadion Teladan. Stadion Kebun Bunga dibangun di era kolonial Belanda, Stadion Teladan baru dibangun pada tahun 1953. Stadion Kebun Bunga hingga saat ini masih digunakan PSMS sebagai ‘markas’. Stadion Teladan juga hingga saat ini masih eksis sebagai stadion utama PSMS.

Gerbang (stadion) Lapangan DSV Medan (1925)
Di Jakarta, Stadion Menteng adalah ‘markas’ Persija. Stadion ini sudah eksis di era kolonial Belanda yang menjadi ‘markas’ klub VIOS. Sejak Stadion Menteng dibongkar dan dijadikan taman, praktis Persija tidak memiliki ‘markas’ yang tetap. Sementara itu, di Bandung, Stadion Persib adalah ‘markas’ Persib. Stadion ini juga sudah eksis sejak era kolonial Belanda yang menjadi ‘markas’ klub Sidolig.

Lantas kapan Stadion Kebun Bunga dibangun? Itu yang menjadi pertanyaan. Pertanyaan ini dapat ditambahkan: Mengapa Stadion Kebun Bunga dibangun? Lalu bagaimana proses awal pembangunannya. Pertanyaan ini menjadi menarik karena Stadion Kebun Bunga masih eksis dan juga Stadion Kebun Bunga masih digunakan PSMS sebagai markas dan tempat latihan hingga saat ini. Untuk itu, mari kita lacak.

Rabu, 07 Maret 2018

Sejarah Semarang (19): 'Wingko Babat' Made in Semarang Terkenal Sejak 1934; 'Loempia Semarang' Kategori World Food?

Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini


Wingko adalah penganan tradisional asli Indonesia. Saya suka wingko, yakni wingko babat buatan Semarang. Wingko babat adalah salah satu menu penganan yang kerap dijadikan oleh-oleh dari Semarang. Oleh karena itu tetap membeli wingko babat dari Semarang adalah salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan kekayaan penganan asli Indonesia. Wingko tentu saja adalah salah satu bentuk kearifan nenek moyang kita.

Wingko Babat (internet)
Produk wingko diproduksi di banyak tempat. Selain di Semarang, juga produsen wingko juga ditemukan di Soerakarta dan Jogjakarta. Meski demikian, nama generiknya adalah ‘wingko babat’. Produsen dan konsumen di Semarang menyebutnya wingko Babat Semarang; Produsen dan konsumen di Soerakarta menyebutnya ‘wingko Babat Solo’. Demikian juga yang di Yogyakarta menyebutnya ‘wingko Babat Jogjakarta’.

Lantas darimana sesungguhnya asal-usul penganan yang disebut ‘wingko Babat’? Apakah nama penganan wingko Babat dikaitkan dengan nama sebuah desa bernama Wingko di district Djenar, Regenschap Poerworedjo, Residentie Bagelen? Ataukah dikaitkan dengan nama desa Babat di Regenschap Lamongan, Afdeeling Grisee, Residentie Soerabaja? Mari kita telusuri.

Selasa, 06 Maret 2018

Sejarah Jakarta (22): Sejarah KADIN, Kamar Dagang Industri; Parada Harahap Pimpim Pengusaha Pribumi ke Jepang 1933

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini


Sejarah organisasi kamar dagang dan industri Indonesia sejatinya memiliki sejarah yang panjang, bahkan sudah ada sejak lebih dari satu abad yang lalu. Oganisasi kamar dagang dan industri orang-orang pribumi saat itu secara sadar telah mempelopori kebangkitan bangsa. Organisasi dagang dan industri pribumi ini tetap konsisten dalam pergerakan bangsa hingga tercapainya kemerdekaan bangsa Indonesia. 

De Indische courant, 29-12-1933
Seakan ada anggapan bahwa pengusaha Indonesia baru lahir dan memulai organisasi pada zaman Orde Baru. Ini dapat dibaca di dalam Sejarah Kadin Indonesia. Disebutkan pembentukan organisasi Kadin Indonesia pertama kali dibentuk tanggal 24 September 1968 atas prakarsa Kadin Jakarta. Faktanya, Kadin Indonesia di era Belanda sudah eksis yang disebut Inheemsche Middenstands Vereeniging (1929). Jika mundur lagi kembali akan ditemukan kadin-kadin yang lebih tua: Sarikat Dagang Islam di Solo (1911) dan Sjarikat Tapanoeli di Medan (1907),

Bagaimana para pengusaha pribumi tersebut berkiprah? Itu yang menjadi pertanyaannya. Sejarah organisasi dagang dan industri pribumi meski ada yang menulis tetapi tidak memadai. Anehnya, sejarah organisasi dagang dan industri para pengusaha pribumi ini sejak era kolonial Belanda tidak disertakan dalam sejarah Kadin Indonesia masa kini. Sejarah organisasi para pengusaha pribumi ini sudah barang tentu menarik untuk diperhatikan. Mari kita telusuri.