Sabtu, 05 Februari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (398): Pahlawan Indonesia Abdul Patah Dokter Doktor Lahir di Madjalaja; Haji dan Dja Endar Moeda

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa dokter Abdoel Patah, pada masa ini hanya dikenal samar-samar alias kurang terinformasikan. Namun sesungguhnya Dr Abdoel Patah adalah dokter yang cukup dikenal sejak era Hindia Belanda. Abdoel Patah memulau pendidikan kedokteran di sekolah kedokteran Batavia (STOVIA). Lalu kemudian menlanjutkan studi kedokteran ke Leiden. Program doktoralnya diselesaikan di GHS Batavia. Satu hal, dokter dengan nama depan Abdoel yang satu ini terhabung dengan perosalan haji.

Pada era Hindia Belanda banyak calon haji ke Mekkah bermasalah. Permasalahannya bukan soal pengetahuan rukun hajinya, tetapi masalah-masalah yang terkait pribadi, kondisi kesehatan yang menyebabkan banyak para haji sakit dan bahkan meninggal dunia sebelum mereka kembali kampong halaman. Pada tahun 1902 Haji Dja Endar Moeda menyadari itu dan kemudian membuat tip perjalanan haji yang dimuat di media berupa hal-hal apa yang dipersiapkan dan yang akan dilakukaan selama persiapan, selama pelayaran, selama karantina, selama melakukan kegiatan haji dan bahkan dalam kaitannya dengan kepulangan, Artikel tip yang ditulis Hadji Dja Endar Moeda ini diadopsi oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk dijadikan pedomanan umum yang didistribusikan ke seluruh pemerintah daerah.

Lantas bagaimana sejarah Dr Abdoel Patah kelahiran Madjalaja? Seperti disebut di atas, Dr Abdoel Patah dalam hubunganya sebagai dokter pernah terkait dengan persoalan haji asal Indonesia (baca: Hindia Belanda). Lalu bagaimana sejarah Abdoel Patah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 04 Februari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (397): Pahlawan Indonesia Dr Abdoel Rasjid Siregar, Pendiri Batakschebond; Tiga Periode di Volksraad

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Di dalam laman Wikipedia ada entri nama Abdul Rasyd, seorang perwira tinggi milite lahir tahun 1963. Itu satu hal. Hal yang lai bahwa nama Abdoel Rasjid tentulah banyak. Namun ada satu nama Abdoel Rasjid sebagai pelaku sejarah Indonesia, nama lengkapnya Abdoel Rasjid Siregar. Abdoel Rasjid yang satu ini pada era Hindia Belanda. Abdoel Rasjid adalah dokter lulusan STOVIA, pendiri Batakschbond (pemekaran dari Sumatranenbond). Dr Abdoel Rasjid menjadi anggota Volksraad pada tiga periode terakhir (sebelum pendudukan Jepang).

Nama Dr Abdoel Rasjid Siregar hingga sejauh ini belum ada entri nama  di laman Wikipedia. Mengapa? Boleh jadi karena sejarahnya belum pernah ditulis. Apakah data sejarahnya tidak ada? Data sejarah Dr Abdoel Rasjid sangat melimpah di dalam surat kabar, majalah dan buku-buku pada era Hindia Belanda. Seperti disebut di atas Dr Abdoel Rasjid menjadi anggota Volksraad tiga periode berturut-turut dari dapil Residentie Tapanoeli. Anggota Volksraad yang dapat dikatakan terlama selama empat periode berturut-turut adalah Mangaradja Soangkoepon dari dapil Residentie/Province Oost Sumatra. Dari empat anggota Volksraad yang berasal dari dapil-dapil di Sumatra, dua orang berasal dari keluarga yang sama. Dr Abdoel Rasjid Siregar adalah adik dari Abdoel Firman Siregar gelar Mangaradja Soangkoepon. Ayah mereka adalah seorang guru lulusan Kweekschool Padang Sidempoean (1892). Cucu dari guru ini cukup hebat-hebat yang sangat dikenal pada era perang kemerdekaan seperti Dr Diapari Siregar (Menteri NIT), Majoor Jenderal Dr Gindo Siregar (Gubernur Militer Sumatra) dan Ir MO Parlindoengan (direktur PINDAD pertama).

Lantas bagaimana sejarah Dr Abdoel Rasjid Siregar? Seperti disebut di atas, nama Dr Abdoel Rasjid Siregar kurang terinformasikan pada masa ini. Yang terinformasikan adalah Mayor Jenderal TNI Abdul Rasyd kelahiran tahun 1963 di atas. Yang jelas Dr Abdoel Rasjid Siregar pendiri Batakschebond memiliki sejarah yang panjang lebar. Lalu bagaimana sejarah Dr Abdoel Rasjid Siregar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (396): Pahlawan Indonesia Sjamsi Widagda, Doktor Ekonomi Pertama Indonesia. 1926; Guru di Bandoeng

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa Sjamsi Widagda? Mungkin hanya samar-samar diingat pada masa ini. Hal ini karena nama-nama Ir Soekarno dan Ir M Anwari lebih populer di Bandoeng. Namanya terbenam di bawah nama-nama besar. Memang siapa dia? Sjamsi Widagda adalah pribumi pertama bergelar doktor (Ph.D) di bidang ekonomi. Lulus di Belanda tahun 1926. Setelah kembali ke tanah air, Dr Sjamsi Widagda menjadi guru sekolah di Bandoeng. Dr Sjamsi Widagda termasuk pendiri Perhimpoenan Nasional Indonesia (PNI). Bagaimana bisa namanya tidak populer? Nah, itu dia!

Dr. Samsi Sastrawidagda (13 Maret 1894-wafat 1963) adalah Menteri Keuangan Pertama Indonesia. Ia menempuh pendidikan ekonomi dan hukum negara di Handels-hogeschool Rotterdam. Gelar akademik terakhir yang didapat tahun 1925 adalah gelar Doktor dengan disertasi De Ontwikkeling v.d handels politik van Japan. Lahir di Solo dan selama di Rotterdam. ia dikenal sebagai pemukul gong dalam perkumpulan gamelan pribumi. Perjalanan karier di Kementerian Keuangan dirintis sejak Sidang PPKI yang kedua (19 Agustus 1945). PPKI menunjuk Samsi Sastrawidagda, Kepala Kantor Tata Usaha dan Pajak di Surabaya pada masa pendudukan Jepang, sebagai Menteri Keuangan kabinet RI pertama. Sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet Republik Indonesia (RI) pertama Dr. Samsi mempunyai peranan besar dalam usaha mencari dana guna membiayai perjuangan dan jalannya pemerintahan RI. Ia memperoleh informasi dari Laksamana Shibata bahwa di gedung Bank Escompto Surabaya tersimpan uang peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang disita Jepang. Karena hubungannya yang dekat dengan para pemimpin pemerintahan Jepang di Surabaya ia berhasil membujuk mereka. Uang tersebut diambil melalui operasi penggedoran bank. Sebagai Menteri Keuangan, Samsi tidak pernah memimpin Kementerian Keuangan secara langsung. Bahkan belum sempat menyusun perencanaan. Kondisi fisiknya yang sering sakit-sakitan menjadikan ia lebih memilih tinggal di Surabaya. Pada tanggal 26 September 1945 ia mengundurkan diri menjadi Menteri Keuangan kemudian A.A. Maramis yang sebelumnya Menteri Negara dilantik menjadi Menteri Keuangan. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Dr. Samsi Sastrawidagda? Seperti disebut di atas, Dr. Samsi Sastrawidagda adalah doktor ekonomi Indonesia pertama dan Menteri Keuangan RI pertama. Hebat bukan? Tetapi mengapa namanya tidak populer? Lalu bagaimana sejarah Dr. Samsi Sastrawidagda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 03 Februari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (395): Pahlawan Indonesia GB Josua Batoebara, Guru Studi ke Belanda;Front Medan Republik Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Seperti pada artikel-artikel sebelumnya, guru-guru pada era Pemerintah Hindia Belanda banyak yang berjuang dengan caranya masing-masing. Guru yang aktif berjuang diantaranya GB Josua. Berjuang meningkatkan studi (ke Poerwokerto dan Belanda), berjuang memabngun sekolah (di Medan) dan berjuang menyatukan bangsa Indonesia ke dalam wujud negara kesatuan (NKRI)..

Seperti halnya sekolah Taman Siswa, masih eksis hingga ini hari, sekolah yang didirikan pada awal perjuangan bangsa juga terdapat di Medan. Sekolah tersebut kini disebut Perguruan Josua (masih eksis hingga hari ini). Namun sekolah Perguruan Josua mungkin tidak disadari di Medan, sekaolah itu adalah tempat yang dibangun untuk berjuang demi bangsa. Pada era Pemerintah Hindia Belanda, sekolah Josua Instituut menjadi tempat perjuangan untuk mencerdaskan bangsa. Pada era perang kemerdekaan, sekolah itu menjadi basis Republiken dan pada era pengakuan kedaulatan Indonesia (Republik Indonesia) sekolah itu menjadi pusat penyatuan antara anak bangsa. Nama GB Jisua dan nama sekolah Josua Instituut/Pergoeriean Josua adalah bagai jiwa dan raga yang aktif berjuang demi bangsa.

Lantas bagaimana sejarah GB Josua Haji Muhammad Gading Muda Batubara? Seperti disebut di atas, GB Josua adalah seorang guru yang terus berjuang. Pada masa kini, Perguruan Josua di Medan adalah wujud perjuangan sejak era Pemerintah Hindia Belanda. Namun sayang, narasi sejarahnya belum ada pada laman Wikipedia. Lalu bagaimana sejarah GB Josua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (394): Pahlawan Indonesia Dahlan Abdoellah, Guru Studi ke Belanda; Berjuang di Indische Vereeniging

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada era Pemerintah Hindia Belanda banyak guru yang tidak hanya mencerdaskan bangsa, juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Salah satu diantaranya adalah Dahlan Abdoellah. Perjuangan Dahlan Abdoellah diawali dengan meningkatkan pengetahuannya dengan melanjutkan studi ke Belanda. Perjuangan Dahlan Abdoellah dimulai di organisasi pribumi di Belanda, Indische Vereeniging dan Sumatranen Bond.

Haji Bagindo Dahlan Abdullah (15 Juni 1895-12 Mei 1950) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan diplomat Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wakil Pemimpin Pemerintahan Kota Jakarta mendampingi Raden Suwirjo di masa peralihan kekuasaan antara pendudukan Jepang dengan Pemerintah Indonesia dari 7 September 1945 hingga 23 September 1945. Dalam kiprahnya, ia pernah diutus negara untuk menjadi Duta Besar Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk Irak, Syria, dan Trans-Jordania. Ia diangkat sebagai duta besar untuk ketiga negara tersebut oleh Presiden Soekarno pada tahun 1950, dan resmi bertugas sebagai duta besar pada tanggal 27 Maret 1950. Namun Bagindo menjabat duta besar dalam tempo yang amat singkat, kurang dari tiga bulan, karena ia meninggal dunia pada tanggal 12 Mei 1950 akibat serangan jantung yang menimpanya. Sesuai saran dan nasihat Haji Agus Salim, jenazah Bagindo Dahlan Abdullah kemudian dimakamkan di Baghdad, Irak, dengan upacara kebesaran di Masjid Syekh Abdul Qadir Jailani di kota tersebut. Saran dan nasihat Agus Salim itu bertujuan agar makam Bagindo akan dikenang lama dan menjadi simbol tali persahabatan antara Indonesia dan Irak. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Dahlan Abdoellah? Seperti disebut di atas, Dahlan Abdoellah adalah seorang guru, yang meningkatkan pengetahuan dan studi ke Belanda, Melalui irganisasi Indische Vereeniging perjuangan Dahlan Abdoellah dimulai. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.