Sabtu, 23 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (549): Pahlawan Indonesia - Organisasi Kebangsaan 'Kaoem Betawi'; Parada Harahap dan MH Thamrin

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam sejarah Indonesia, tidak hanya organisasi kebangsaan Boedi Oetomo dan Perhimpoenan Nasional Indonesia. Sangat banyak, termasuk diantaranya Kaoem Betawi, Pasoendan dan Bataksche Bond. Organisasi kebangsaan ini mendapat status hukum dari Pemerintah Hindia Belanda. Organisasi Boedi Oetomo didirikan tahun 1908, Pasoendan (1913); Sarikat Ambon (1918), Bataksche Bond (1919); Kaoem Betawi (1923) dan Perhimpoenan Nasional Indonesia (1927). Organisasi kebangsaan (Indonesia) pertama didirikan di Padang tahun 1900 yang diberi nama Medan Perdamaian.

Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) adalah organisasi pergerakan kemerdekaan yang pernah ada di Indonesia. PPPKI merupakan organisasi kumpulan dari beberapa organisasi-organisasi seperti Partai Sosialis Indonesia, Budi Utomo, Partai Nasional Indonesia, Paguyuban Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Pemuda Kaum Betawi, dan Kelompok Studi Indonesia. Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) didirikan dalam sebuah rapat di Bandung pada tanggal 17-18 Desember 1927. Latar belakang didirikannya PPPKI ini adalah karena tokoh-tokoh pergerakan nasional beranggapan bahwa berjuang melalui masing-masing organisasi tidak akan membawa hasil. Lalu Soekarno mempunyai ide untuk menggabungkan organisasi-organisasi tersebut supaya Indonesia dapat mencapai kemerdekaannya. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah organisasi kebangsaan Kaoem Betawi? Seperti disebut di atas, organisasi kebangsaan Kaoem Bewati didirikan pada tahun 1923. Organisasi pemudanya diberi nama Pemoeda Kaoem Betawi; sedangkan golongan pemuda Boedi Oetomo disebut Jong Java. Lalu bagaimana sejarah organisasi kebangsaan Kaoem Betawi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (548): Pahlawan Indonesia dan Penulisan Narasi Sejarah di Indonesia; Isu Tolak Fakta dan Kreasi Data

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Begitu banyak narasi sejarah Indonesia yang ditulis keliru. Paling tidak tulisan-tulisan yang dapat dibaca di internet, termasuk tulisan-tulisan pada laman Wikipedia. Mengapa itu terjadi? Sudah barang tentu bermula pada peneliti sejarah. Namun itu tentu saja tidak sepenuhnya kesalahan para peneliti. Akan tetapi sumber kesalahan itu pada dasarnya pada sumber data: ketidaklengkapan data dan kesalahan data sendiri.

Sejarah adalah narasi fakta dan data. Lalu dimana letak perlunya analisis. Pertama menganalisis data itu sendiri, apakah data itu lengkap atau data itu salah. Dalam hal ini analisis data diperlukan untuk memverifikasi dan menkonfirmasi data dengan fakta. Analisis data berarti memperbandingkan data yang ada untuk menentukan mana yang paling sesuai menjelakan fakta. Kedua, menganalisis antara satu data dengan data yang lain. Analisis ini berupaya untuk melihat apakah ada relasinya. Analisis relasi ini dapat dilakukan secara vertikal (perbedaan waktu) maupun secara horizontal (perbedaan tempat). Analisis antara data dalam hal ini juga dapat digunakan untuk memperidiksi data yang sesuai diantara kedua data. Analisi antar data ini juga dapat diperluas dengan memperediksi data di depannya atau data di belakangnya. Untuk memperkuat narasi fakta dan data diperlukan analisis yakni untuk mengevaluasi data dan untuk memperkaya narasi.   

Lantas bagaimana sejarah Penulisan Narasi Sejarah di Indonesia? Seperti disebut di atas, dalam penulisan sejarah Indonesiasi banyak terdapat kesalahan. Akan tetapi itu menjadi tuga kita semua untuk memperbaikinya. Lalu bagaimana sejarah Indonesiasi di Australia? Yang jelas yang terjadi sekarang adalah Australia yang meng-Indonesia. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 22 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (547): Pahlawan Indonesia - Dr Roebini Pahlawan di Betawi; Menolak Lupa, Tak Kenal Maka Tak Sayang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Di Tanah Betawi hanya dikenal tokoh legendari MH Thamrin. Apakah hanya itu? Tentu saja diperlukan penyelidikan sejarah yang intensif. Tanah Betawi adalah pusat ruang sejarah dimana banyak tokoh-tokoh sejarah muncul.  Hal itulah menjadi suatu tantangan tersendiri, apakah hanya MH Thamrin yang benar-benar muncul ke permukaan. Siapa sebenarnya Roebini, yang diduga kuat berdarah Betawi yang menjadi pelaku sejarah di Tanah Betawi.

Dalam daftar Tokoh Betawi di laman Wikipedia yang jelas tidak ada nama Roebini. Dari nama berawal A hingga Z, ditemukan nama Mohamad Husni Thmarin (T). Tidak ada nama-nama sejaman dengan MH Thamrin. Meski demikian ada nama tokoh sebelum MH Thamrin yang dicatat Si Pitung (S). Ada nama yang muncul pada akhir era kolonial yakni Moeffreni Moe'min. Dari ratusan yang terdapat dalam daftar, hampir semuanya tokoh setelah era Republik Indonesia, antara lain: Ridwan Saidi; Deddy Mizwar, Fariz RM, Zainuddin MZ, Suwondo Nainggolan, Chrysse, Phang Tjin Nio, Iko Uwais, Husain bin Abu Bakar Al-Aydrus, Ida Royani, Rano Karno, Komeng, Tan Tjeng Bok, Mandra dan lainnya.

Lantas bagaimana sejarah Roebini? Seperti disebut di atas, Roebini adalah tokoh sejarah yang tidak dikenal dalam dalam daftar tokoh Betawi. Yang cukup dikenal pada era Pemerintah Hindia Belanda hanya dicatat MH Thamrin. Lalu apakah tidak ada tokoh Betawi yang lain? Okelah itu satu hal. Hal lain dalam hal ini adalah sesungguhnya nama Roebini pada masa ini masih eksis tetapi tidak di Tanah Betawi (Jakarta) tetapi sebagai nama jalan di Bandoeng dan Pontianak serta nama rumah sakit di Mempawah. Lalu bagaimana sejarah Roebini? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (546): Pahlawan Indonesia dan Indonesiasi di Wilayah Asia Tenggara; Era Lingua Franca AntarGenerasi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam beberapa minggu terakhir isu dan debat dimana-mana tentang bahasa resmi di ASEAN mendapatkan gambaran beragam, khususya di Indonesia dan Malaysia. Panel Indonesia jelas mengakui bahasa Indonesia berkembang dari bahasa Melayu dan bahwa bahasa Indonesia berkembang dan dikembangkan secara sadar. Beberapa waktu lalu pernah muncul isu dimana Malaysia mengklaim batik, rendang, tortor dan sebagainya. Dalam hubungan isu bahasa ASEAN, seakan Malaysia mengklaim bahasa Melayu itu menjadi hak waris sejarahnya. Sebaliknya panel Indonesia tegas menyatakan bahasa Melayu berasal dari bahasa Melayu tetapi tidak mengindikasikan bahwa bahasa Melayu yang dijadikan bahasa Indonesia berasal dari Malaysia. Jadi, sejatinya, dimana sesungguhnya bahasa Melayu itu berkembang?

Bahasa Melayu adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan di wilayah Nusantara dan di Semenanjung Malaka. Sebagai bahasa yang luas pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa resmi di Brunei Darussalam, Indonesia (sebagai bahasa Indonesia), dan Malaysia (juga dikenal sebagai bahasa Malaysia): bahasa nasional Singapura: dan menjadi bahasa kerja di Timor Leste (sebagai Bahasa Indonesia). Bahasa Melayu merupakan basantara dalam kegiatan perdagangan dan keagamaan di Nusantara sejak abad ke-7. Migrasi kemudian juga turut memperluas pemakaiannya. Selain di negara yang disebut sebelumnya, bahasa Melayu dituturkan pula di Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand Selatan, Filipina selatan, Myanmar selatan, sebagian kecil Kamboja, hingga Papua Nugini. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau Natal dan Kepulauan Cocos, yang menjadi bagian Australia. Dari segi linguistik, kini ditentukan suatu rumpun bahasa Melayu yang terdiri dari 45 bahasa yang pada gilirannya dibagi dalam kelompok berikut: Bahasa Melayu dagang (atau biasa disebut bahasa "Melayu Pasar" atau "Melayu Kreol"), yang mencakup 10 bahasa: Kelompok Indonesia bagian Tengah ke Timur (9 bahasa): Kupang: Larantuka: Manado: Maluku Utara: Gorontalo: Bacan: Ambon: Papua: Dayak: Kelompok Indonesia bagian Barat ke Tengah (2 bahasa): Bali: Makassar: Untuk kelompok Bahasa Melayu Kreol lainnya diluar Indonesia, selengkapnya lihat Bahasa dagang dan kreol Melayu & Bahasa Kreol. Bahasa-Bahasa lainnya yang juga termasuk dialek Melayu lokal diantaranya adalah: Cocos: Bangka: Barisan Selatan: Brunei: Jambi: Kedah: Kelantan: Kutai: Musi; Pahang: Palembang; Pattani/Bahasa Yawi: Perak: Sabah: Sarawak: Terengganu: Negeri Sembilan: Sambas: Lawoi: Pontianak: Kuantan: Kotawaringin. Selain itu, masih banyak lagi dialek-dialek dari Bahasa lokal masyarakat-masyarakat Melayu. Kelompok Melayu tersebut adalah yang terbesar dalam Rumpun Bahasa Melayik.(Wikipedia)   

Lantas bagaimana sejarah Indonesiaasi di Wilayah Asia Tenggara? Seperti disebut di atas, satu isu penting dalam hal ini adalah polemik antara Indonesia dan Malaysia tentang bahasa. Sejatinya, di Malaysia bahasa Melayu adalah salah satu hal, orang (bangsa) Melayu adalah hal lain lagi. Di Indonesia, bahasa Indonesia adalah satu hal, bahasa daerah adalah hal lain lagi. Bagaiman dengan (seku) bangsa Melayu di Indonesia? Seperti halnya di Malaysia, di Indonesia bahasa Melayu adalah satu hal, dan (seuku-suku) bangsa Melayu hal lain lagi. Lalu bagaimana sejarah Indonesiaasi di Wilayah Asia Tenggara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 21 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (545): Pahlawan Indonesia dan Ang Tiauw Bie; Pengusaha dan Pejuang Perang Kemerdekaan Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Orang Cina/Tionghoa pada era Pemerintah Hindia Belanda terkotak-kotak: sebagian pendukung Belanda, sebagian yang lain pendukung nasionalis (perjuangan bangsa Indonesia). dan sebagian yang lain netral (mengidentifikasi sebagai warga negara Tiongkok). Diantara orang Tionghoa/Cina yang mendukung perjuangan nasionalis Indonesia terdapat yang aktif turut dalam perjuangan pada perang kemerdekaan Indonesia (1945-1949). Salah satu diantaranya yang disebut Ang Tiauw Bie.

Seorang penulis di lama Kompasiana menulis sebagai berikut: Ang Tiauw Bie adalah pendatang dari Tiongkok. Mengadu nasib ke Nusantara, mencoba peruntungan. Kendati berstatus sebagai pendatang, rasa cintanya kepada Indonesia tidaklah sedikit. Ang Tiauw Bie namanya. Seorang pengusaha sukses yang membantu perjuangan Indonesia. Kendati harus menjalani praktik bisnis kotor, kisah heroiknya akan selalu dikenang sepanjang masa. Awalnya Ang adalah pemuda miskin yang tidak bisa bersekolah. Untuk menyambung hidup, ia bekerja sebagai penjaga kebun kelapa. Namun, Ang adalah pemuda cerdas. Ia belajar banyak hal dengan cepat, terutama dari pamannya Ang Sioe Tjwan yang mengajarinya berdagang kopra. Di tahun 1930an, Ang telah menjadi pengusaha. Ia memiliki pabrik minyak kelapa dan juga sabun. Sukses besar diraihnya dalam tempo yang singkat. Selain sebagai pengusaha, Ang juga belajar banyak hal secara otodidak. Ia termasuk pengusaha Tionghoa yang fasih berbahasa Indonesia di masanya. Hal inilah yang membuat dirinya banyak berkenalan dengan tokoh pejuang nasional, seperti Soekarno, Bung Hatta, dan Sultan Hamengkubuwono IX. Kesuksesan bisnisnya membuat ia sanggup membeli dua kapal laut. Jiwa nasionalismenya ditunjukkan dengan pemberian nama pada kedua kapalnya. Sri Menanti dan Sri Nona adalah nama yang tersemat pada kapal milik Ang Tiauw Bie. Sesuai namanya, kapal-kapal ini memiliki dua fungsi. Mengangkut hasil bumi dari Pulau Jawa ke Singapura. Dalam perjalanan pulang, ia menyelundupkan senjata bagi keperluan tentara Indonesia. Adalah Laksamana John Lie, yang turut andil dalam aksi penyelundupan ini. John Lie adalah pejuang nasional etnis Tionghoa yang pertama kali mendapat gelar sebagai pahlawan nasional. Namanya juga diabadikan dalam sebuah kapal perang milik AL TNI.

Lantas bagaimana sejarah Ang Tiauw Bie? Seperti disebut di atas, Ang Tiauw Bie dikatakan sebagai salah satu orang Cina/Tionghoa yang turut ambil bagian dalam perang kemerdekaan Indonesia (melawan Belanda). Lalu bagaimana sejarah Ang Tiauw Bie? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (544): Pahlawan Indonesia - Indonesiasi di Benua Australia; Melayunisasi hingga Australia Indonesiasi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sebelum kehadiran orang Belanda, di daratan Australia sudah banyak orang Indonesia (baca: Hindia Timur) yang berasal dari Jawa, pulau-pulau Nusa Tenggara dan pulau-pulau Maluku (bahkan dari pulau Sulawesi). Tidak diketahui secara pasti tetapi semakin intens pada era Portugis. Orang-orang Hindia tersebut di Australia terutama pantai utara Australia utara dan pantai timut Australian hingga pulau-pulau di Selandia Baru yang sekarang. Pendatang dari Hindia ini ada yang menetap dan ada yang ulang-alik dalam hubungannya perdagangan.

Arus orang Hindia Timur (baca: Indonesia) semakin intens pada era orang-orang Belanda (VOC). Pada saat Abel Tasman melakukan eskpedisi ke (benua) Australia pada tahun 1643, bahkan hingga pantai selatan Australia menemukan orang yang berbeda dengan dengan penduduk setempat di wiklayah pantai. Orang-orang yang bebeda yang bermukim ini diduga orang-orang Hindia yang telah meluaskan perdagangannya dari pantai timur Australia. Lalu sehubungan dengan pelaut-pelaut Belanda (VOC) menemukan jalur navigasi pelayaran yang aman dari Afrika Selatan melalui selatan lautan India dan berbelok ke utara melalui pulai Kalapa (selatan Jawa) hingga selat Soenda, wilayah pantai barat Australia mulai dikunjungi oleh pedagangan-pedagang VOC/Belanda. Dalam hubungan inilah kemudian semakin intens orang Hindia ke pantai barat Australia (di sekitar Perth yang sekarang). Lalu satu abad kemudian, pelaut Inggris James Cook (1771-1773) dalam laporannya merekomendasikan akan (benua) Australia dijadikan sebagai koloni Inggris. Perdana Menteri (kerajaan) Inggris meresponnya lalu mengirim orang-orang Inggris bermukim di Australia (semacam transmigrasi). Orang-orang Belanda di Jawa gigit jari dan menangisinya. Orang-orang Belanda (VOC) kehilangan (bumi) Australia. Bagaimanna orang-orang Hindia di Australia kemudian tidak terinformasikan lagi.

Lantas bagaimana sejarah Indonesiasi di Australia? Seperti disebut di atas, Indonesiasi di Australia telah berlangsung di jaman lampau bahkan jauh sebelum kedatangan orang-orang Eropa di Hindia dan Australia. Proses Indonesiasi ini semakin intens pada era Belanda (VOC). Namun setelahnya yang terjadi adalah Inggrislah yang mendominasi (hingga ini hari). Lalu bagaimana sejarah Indonesiasi di Australia? Yang jelas yang terjadi sekarang adalah Australia yang meng-Indonesia. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.