Sabtu, 18 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (660): Bahasa Indonesia Dialek Malaysia; Para Youtuber Internasional Malaysia dan Penutur Asing

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada Bahasa Indonesia dialek Malaysia? Tentu saja tidak. Namun pada masa ini ada kesan Bahasa Indonesia diucapkan dengan aksen Malaysia. Mereka itu adalah para Youtuber Malaysia yang ingin belajar Bahasa Indonesia yang mereaksi konten-konten video di Youtube yang berbahasa Bahasa Indonesia. Oleh karena para Youtuber itu berasal dari Malaysia (khususnya wilayah Semenanjung), di satu sisi mereka adalah penutur asing Bahasa Indonesia dan di sisi lain aksen mereka ketika bercakap dalam Bahasa Indonesia tampak melekat logat Malaysia.

Berbeda dengan para Youtuber Malaysia yang berbahasa Bahasa Indonesia dengan aksen Malaysia, penutur asing Bahasa Indonesia yang berasal dari negara berbasis Bahasa Inggris yang terekam di video Youtube, mareka juga berbicara Bahasa Indonesia seakan bukan aksen Indonesia, tetapi terkesan aksen Inggris, Amerika atau aksen bahasa lainnya. Para Youtuber yang berasal dari Asia seperti Korea (selatan) terkesan mereka berbicara Bahasa Indonesia dengan logat Korea. Yang cukup mengejutkan adalah para Youtuber berbahasa Indonesia yang berasal dari negara-negara non-Asia dan non-Eropa Barat seperti dari negara-negara di Afrika dan Amerika Latin serta negara-negara Eropa Timur aksen berbahasa Indonesia mereka mirip aksen orang Indonesia. Dalam hal ini dunia Youtube tidak hanya memberi ruang bagi penutur asing Bahasa Indonesia untuk berekspresi/bereaksi juga menjadi laboratorium virtual untuk memahami perkembangan Bahasa Indonesia sendiri.

Lantas bagaimana sejarah Bahasa Indonesia dialek Malaysia? Seperti disebut di atas, pada dasarnya tidak ada Bahasa Indonesia dialek Malaysia. Yang ada adalah bahasa Melayu dialek Riau, dialek Betawi, dialek Semenanjung, dialek Sarawak dan Sabah serta lainnya. Yang jelas para Youtuber internasional yang berasal dari Malaysia (khususnya wilayah Semenanjung) telah memperluas penggunaan Bahasa Melayu, tetapi masih terkesan dengan dialek Malaysia. Lalu bagaimana sejarah Bahasa Indonesia dialek Malaysia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (659): Mengapa Malaysia Tidak Masuk Indonesia? Malaka, Pernah Menjadi Bagian dari Hindia Belanda

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Relasi wilayah Malaysia dengan wilayah Indonesia berbeda setiap era dalam kurun waktu 1.000 tahun. Namun ada satu masa yang aneh sejak kehadiran Inggris di Nusantara. Orang di Malaysia sekarang ini merujuk pada sejarah kehadiran Inggris. Sebaliknya orang di Indonesia merujuk pada sejarah kehadiran Belanda. Dalam huibungannya (bahasa) Melayu dan (negara) Malaysia, di Malaysia kerap muncul pertanyaan ‘mengapa Riau dan Kalimantan Barat tidak masuk Malaysia’. Akan tetapi pertanyaan yang seharusnya adalah ‘mengapa Malaysia tidak masuk Indonesia’.

Sumatra, Malaya dan Kalimantan adalah tiga wilayah yang sudah dikenal, dicatat, dipetakan sejak era Ptolomeus (abad ke-2). Sumatra bagian utara sebagai sentra produk kamper dan emas dan jarak geografis yang dekat dengan India/Arab/Eropa, perdagangan internasional memberi kemakmuran bagi penduduk Sumatra bagian utara hingga terbentuknya kerajaan yang besar dan kuat. Pada era pelabuhan Barus (di pantai barat Sumatra) dan pelabuhan Binanga (di pantai timur Sumatra) terbentuk (kerajaan) Sriwijaya yang semakin meluas hingga Sumatra bagian selatan (di Palembang) pada abad ke-7. Pada dekade inilah terbentuk bahasa Melayu (cikal bakal bahasa Sanskerta) di pantai timur Sumatra. Pada abad ke-11 (kerajaan) Chola menyerang Kadaram di Malaya (Kedah) dan kerajaan-kerajaan di Sumatra bagian utara. Pasca pendudukan Chola di selat Malaka muncul kerajaan baru di Jawa, Singhasasi (abad ke-13) yang kemudian (kerajaan) Madjapahit (abad ke-14). Pada era inilah bahasa Melayu yang telah berkembang di pantai timur Sumatra melauas hingga Malaya. Pada abad ke-15 terbentuk (kerajaan) Malaka (merujuk pada nama Malaya). Kerajaan Malaka selalu di bawah dominasi Kerajaan Aru di pantai timur Sumatra (Padang Lawas). Pelaut-pelaut Portugis menaklukkan Malaka tahun 1511 (lalu terbentuk Kerajaan Djohor). Paralel di Jawa Kerajaan Demak menaklukkan Madjapahit, lalu terbentuk Kerajaan Mataram (lihat lebih lanjut di bawah).  

Lantas bagaimana sejarah mengapa Malaysia tidak masuk Indonesia? Seperti disebut di atas, pada masa ini muncul pertanyaan mengapa Riau dan Kalimantan Barat tidak masuk Malaysia, tetapi pertanyaan yang seharunya adalah mengapa Malaysia tidak masuk Indonesia. Sejarah adalah narasi fakta dan data. Lalu bagaimana sejarah mengapa Malaysia tidak masuk Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 17 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (658): Peta Awal Lampung Era Zaman Kuno; Geomorfologi Pantai Timur Sumatra dan Pantai Barat Jawa

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Situasi dan kondisi wilayah geografi di berbagai pulau di Indonesia pada masa kini dengan masa lampau telah terjadi perubahan, apakah penambahan/pengurangan luas atau apakah peninggian/penurunan permukaan tanah/dasar laut. Seorang peneliti geogarfi Belanda juga menemupakan hal itu di wilayah Lampung. Wilayah geomorfologi Lampung tidak hanya menjelaskan hubungannya ke wilayah Sumatra Selatan (daerah liran sungai Musii) juga geomorfologi wilayah Lampung juga dapat menjelaskan sejarah yang sama di Selat Sunda dan pantai utara Jawa sebelah barat. Ilmu geomorfologi juga mampu membantu dalam penyelidikan sejarah.

Geomorfologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang bentuk alam dan proses yang membentuknya. Para ahli geomorfologi mencoba untuk memahami kenapa sebuah bentang alam terlihat seperti itu, untuk memahami sejarah dan dinamika bentang alam, dan memprediksikan perubahan pada masa depan dengan menggunakan kombinasi pengamatan lapangan, percobaan dan pemodelan. Geomorfologi dipejari di geografi, geologi, geodesi, arkeologi, dan teknik kebumian. Geomorfologi telah menjadi sebuah disiplin ilmiah sebelum abad ke-17 Masehi. Pada abad ke-19, gemorfologi mulai diterapkan pada negara-negara yang termasuk negara berkembang. Pada abad ke-20 Masehi, geomorfologi mengalami perkembangan yang pesat di dunia Barat (Eropa dan Amerika). Geomorfologi memiliki keterkaitan dengan geografi. Kedua jenis keilmuan ini saling membutuhkan satu sama lain. Keterkaitan antara geomorfologi dan geografi berkaitan dengan ilmu geografi yang disebut geomorfologi geografi. Ruang lingkup ilmunya meliputui hubungan antara geomorfologi dengan objek material dalam geografi. Kajian geomorfologi geografi menghasilakn ilmu bentang lahan, bentang alam dan bentang geografi. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah peta wilayah Lampung pada zaman kuno? Seperti disebut di atas, ada perbedaan wilayah Lampung masa kini dengan masa lampau. Dalam hal ini ilmu geomorfologi pantai timur Sumatra dan pantai barat Jawa diharapkan dapat memberformasi tentang sejarah wilayah Lampung. Lalu bagaimana sejarah peta wilayah Lampung pada zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (657): Mengapa Selat Sunda Tidak Dikenal Zaman Kuno? Selat Sunda Dilaporkan Pelaut Arab - Cina

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Narasi selat Sunda di dalam laman Wikipedia hanya satu paragraf saja (seperti dikutip di bawah). Mengapa hanya sekikut? Apakah tidak ada data yang tersedia tentang data tentang Selat Sunda? Okelah, untuk itu pada artikel ini dideskripsikan sejarah Selat Sunda. Untuk sekadar diketahui, selat Sunda pada masa ini terbilang kawasan yang penting, tidak hanya jalur lalu lintas pelayaran internasional (Lautan Hindia dan Lautan Pasifik), juga jalur moda transportasi antara (pulau) Jawa dan Sumatra.

Selat Sunda merupakan selat yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatra di Indonesia, serta menghubungkan Laut Jawa dengan Samudera Hindia. Pada titik tersempit, lebar selat Sunda hanya sekitar 30 km. Beberapa pulau kecil terletak di selat ini, di antaranya pulau vulkanik Krakatau. Sebagai salah satu dari dua lintasan utama yang mengalir dari Laut China Selatan menuju Samudera Hindia (satunya lagi ialah Selat Malaka), Selat Sunda merupakan jalur pelayaran penting. Walaupun bahaya seperti sempitnya selat dan batu karang mengancam, luas Selat Sunda lebih pendek dari Selat Malaka sehingga kapal yang berlayar di sini kecil kemungkinannya untuk terhadang oleh bajak laut. Pada awal 1942, di selat Sunda terjadi pertempuran antara pasukan Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Muda Kenzaburo Hara yang menenggelamkan cruiser Sekutu USS Houston dan HMAS Perth saat kedua kapal tersebut mencoba menghadang pendaratan pasukan Jepang di Jawa. Dimulai pada awal tahun 2010, pemerintah Indonesia sudah mulai melakukan studi kelayakan untuk pembangunan jembatan yang akan melintasi selat ini. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah mengapa selat Sunda tidak dikenal Zaman Kuno? Seperti disebut di atas, Selat Sunda baru disebut dilaporkan oleh pelaut/pedagang dari Arab dan Cina. Sebagai lalu lintas pelayaran, selalt Sunda sudah menjadi jalur penting sejak era VOC dan era Hindia Belanda. Di kawasan ini pernah gunung Krakatau melatus pada tahun 1883. Lalu bagaimana sejarah jejak kebudayaan Batak di tempat lain di Nusantara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Kamis, 16 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (656): Dimana Ada Jejak Kebudayaan Batak di Nusantara? Malaya, Borneo, Filipina, Sulawesi, Maluku

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kebudayaan Batak di Nusantara adalah bagian dari kebudayaan nusantara (baca: Asia Tenggara). Secara khusus kebudayaan (suku) Batak dapat dibedakan dengan kebudayaan (suku) bangsa lainnya. Kebudayaan inti (core culture) suku Batak yang dikenali sekarang yang meliputi elemen budaya adalah bahasa (bahasa Batak); sistem pengetahuan (antara lain aksara Batak); sistem teknologi dan peralatan (antara lain bagas godang); sistem kesenian (antara lain musik gordang dan tari tortor); sistem mata pencarian hidup (antara lain bertani); sistem religi (agama tradisi, penghormatan terhadap leluhur); sistem kekerabatan (marga dan dalihan na tolu); dan organisasi kemasyarakatan (bersifat federasi). Elemen-elemen kebudayaan Batak di Sumatra bagian utara (Tapanuli) ini dapat diperbandingkan di berbagai tempat di nusantara (perbedaan dan persamaan).

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Latin yaitu cultura. Clyde Kluckhohn mengemukakan ada tujuh unsur kebudayaan secara universal, yaitu bahasa; sistem pengetahuan; sistem teknologi dan peralatan; sistem kesenian; sistem mata pencarian hidup; sistem religi; sistem kekerabatan; dan organisasi kemasyarakatan. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak. Sementara itu, menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu: Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu: kebudayaan material;kebudayaan nonmaterial; lembaga sosial; sistem kepercayaan; estetika; bahasa. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah jejak kebudayaan Batak di Nusantara? Seperti disebut di atas, kebudayaan Batak berkembang secara turun temurun di wilayah Sumatra bagian utara, khususnya Tapanuli. Pertanyaan serupa juga berlaku seperti jejak kebudayaan Jawa, Sunda dan Minangkabau di Nusantara. Dalam hal ini, bagaimana kebudayaan Batak terakumulasi (terbentuk) adalah satu hal, dalam hal ini apakah telah terjadi penyebaran kebudayaan Batak sejak masa lampau? Lalu bagaimana sejarah jejak kebudayaan Batak di tempat lain di Nusantara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (655): Metode Naif pada Penyelidikan Sejarah; Metodologi Ilmu Pengetahuan Kini Jauh Berkembang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pengetahuan sejarah kita masih sangat terbatas. Tidak hanya datanya yang terbatas juga metode-metode dalam upaya menyusun narasi sejarah. Untuk memperbaiki narasi sejarah agar lebih baik dan lebih benar, pengumpulan data terus dilakukan dan analisis data terus disempurnakan. Memang sejarah adalah narasi fakta dan data, tetapi tidak hanya dipahami apa adanya. Kita harus buktikan fakta itu benar nyata dan data yang ada benar-benar valid. Oleh karena itu kita jangan naif, tapi faktanya banyak hasil penyelidikan sejarah menggunakan metode naif.

Terminologi ‘ilmu pengetahuan’ dalam terjemahan bahasa Indonesia (science) haruslah dianggap sebagai kombinasi ilmu dan pengetahuan. Arti ilmu berbeda dengan arti pengetahuan, akan tetapi keduanya berkaitan: tidak sinonim ( tidak setara, tidak substitusi dan tidak saling menggantikan) tetapi berurutan dan bersifat komplemen. Pengetahuan adalah semua yang dicerna (otak) berdasarkan panca indra (mata melihat, hidung membaui, telinga mendengar, lidah mencicipi dan kulit merasakan). Kegiatan membaca teks dianggap fungsi melihat dari mata. Semua hasil; produksi oleh panca indra adalah pengetahuan. Sedangkan ilmu adalah metode atau cara untuk menghasilkan pengetahuan. Dalam hal ini pengetahuan tidak perlu dipelajari, cukup diketahui saja. Sementara ilmu harus dipelajari agar kia bisa menknsruksi caranya, memilih yang sesuai dari yang ada dan susuai dengan ruang lingkupnya (fakta dan data). Ilmu dalam dunia akademik bersifat empiris (ada buktinya) yang dalam hal ini paling tidak ada datanya. Oleh karena itu ilmu dalam akademiki adalah metode mengumpulkan informasi (sebagai data) dan metode menganalis data untuk menghasilkan informasi. Untuk pedoman: Tuntutlah ilmu itu, ketahuilah pengetahuan yang ada. Dengan kata lain jangan menuntut (mempelajari) pengetahuan, tetapi juga jangan hanya sekadar mengetahui ilmu. Yang lebih baik adalah kembangkan ilmu untuk lebih mengembangkan pengetahuan.

Lantas bagaimana sejarah metode naif dalam penyelidikan sejarah? Seperti disebut di atas, metodologi ilmu pengetahuan masa kini telah jauh berkembang dibandingkan masa lalu. Pada era Hindia Belanda dalam penyelidikan sejarah terkesan menggunakan metode naif yang oleh karenanya banyak narasi sejarah yang berasal dari masa lalu (era Hindia Belanda) tidak relevan masa kini. Tapi anehnya, pada masa kini masih banyak yang menggunakan metode naif dalam penyelidikan sejarah. Lalu bagaimana sejarah metode naif dalam penyelidikan sejarah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..