Pada awal pembagian administratif Regentschappen (Kabupaten) Buitenzorg memiliki lima district (kecamatan), yakni: Buitenzorg, Paroeng, Tjibinong, Jassinga dan Tjibaroessa. Pada tahun 1861 (lihat Statistiek der Assiten Residentie Buitenzorg, 1861) Regentschappen Buitenzorg terdiri dari 62 tanah (landerien) dan 1.030 kampong. Jumlah penduduk sebanyak 341.083 jiwa, tidak termasuk orang Eropa/Belanda sebanyak 759.
District
Buitenzorg terdiri dari 12 landerien dengan jumlah kampong sebanyak 262 buah.
Jumlah penduduk sebanyak 78.607 jiwa. Jumlah penduduk yang terbilang banyak (di
atas 10.000 jiwa) berada di land Tjiawi, Land Tjidjeroek en Srogol, Land
Bloeboer dan Land Tjiomas.
Pemerintah
Kota Buitenzorg
Land Bloebor adalah wilayah awal yang
menjadi cikal bakal Kota Buitenzorg. Sebagaimana diketahui VOC Hindia Timur
digantikan Pemerintah Hindian Belanda 1799 dimana pemerintah membeli
tanah-tanah VOC untuk tempat pemerintahan seperti di Batavia dan Buitenzorg.
Pada tahun 1800, Land Bloebor dibeli oleh pemerintah dimana land tersebut
dijadikan pusat pemerintahan. Sejak itu Land Bloeboer dianggap wilayah kekuasaan pemerintah dan
nama Bloeboer berganti nama menjadi Buitenzorg.
Dalam
pembelian ini tanah tersebut, Daendles memiliki sepersepuluh secara pribadi
dalam 54 persil tanah yang terletak di sejumlah tempat. Persoalan kemudian
muncul karena kepemilikan pemerintah terhadap ibukota Buitenzorg tidak utuh
alias compang-camping serta batas-batas Negara (pemerintah) tidak menentu.
Gugatan kemudian diajukan terhadap tanah kepemilikan di dalam kota yang dulu
menjadi milik Daendles (lihat Nederlandsche staatscourant, 02-11-1866). Gugatan
dilakukan oleh Kejaksaan Agung mewakili pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun
1864 gugatan diajukan ke pengadilan di Batavia. Tanah-tanah swasta (partikelir)
harus dibebaskan dari dalam kota dan akan dibeli oleh pemerintah.
Pada tahun 1866 sebagaimana dilaporkan
surat kabar Nederlandsche staatscourant, 02-11-1866 pengadilan meloloaskan
gugatan pemerintah dan dapat membebaskan tanah pertikelir dengan memberikan
ganti rugi kepada para pemilik. Dengan demikian deklarasi baru dibuat atas
tanah pemerintah di Buitenzorg alias Bloeboer. Disebutkan tanah pemerintah di
Buitenzorg dengan struktur baru adalah sebagai berikut:
Di
sisi utara berbatasan dengan Land Kedoeng Badak: mulai dari sungai Tjiliwong,
jembatan sepanjang sungai Pekantjilan oleh tujuh tiang, bersama dan melalui
desa Paledang, tepi kiri sungai Pekantjilan di kompleks Tjiwaringin; di tepi
kanan dari Tjikoman, di Paboearan, kampung Tjilandak, untuk tepi kanan sungai
Tjidani yang lima belas tiang semuanya disemen. Di sisi selatan, mulai dari
sungai Tjiliwong di mulut sungai Tjiboedik, ke arah barat 42 derajat selatan ke
sungai Tjiawi, dan bersama mereka ke utara ke mulut sungai Tollok Pinang;
lingkup barat 9 derajat selatan, ke sungai Tjiretek, sampai sungai Tjidani,
pemisahan dari Land Tjoetak Tjawi. Di sisi timur dikelilingi oleh jalannya
sungai Tjiliwong, membuat pemisahan Land Kampong Baru. Di sisi barat ditentukan
sungai Tjidani, membuat pemisahan antara Land Tjoetak, Tjireroek, Tjiomas dan
Sendang-Barang serta Dermaga.
Berdasarkan
struktur baru lahan yang dikuasai Pemerintah Hindia Belanda di distrik Buitenzorg
dilakukan proyeksi penerimaan atas tanah-tanah swasta (landerien). Untuk
landerien Bloeboer dan landerien Soekasari karena sudah menjadi account
pemerintah nilai penerimaan menjadi nol. Nama-nama land di Buitenzorg dan besarnya
nilai setoran pajak yang diproyeksikan diterima pemerintah pada tahun 1870
berdasarka data/informasi pada peta lahan 1870 dapat dilihat dalam tabel.
Nama-nama
Kampong
Pada laporan tahun 1861 di landerien
Bloeboer terdapat sebanyak 23 kampong. Nama-nama kampong tersebut tidak
teridentifikasi secara rinci. Sumber data terdekat adalah peta Buitenzorg tahun
1880. Di dalam peta ini yang teridentifikasi adalah nama-nama desa, yakni
Tjiwaringin, Pabaton, Tjikema, Tanasareal, Mandairena, Bandongan, Djerokoeda
dan Lolongok. Dua landerien adalah Soekasari yang hanya terdiri dari satu desa
yakni desa Soekasari dan landerien Bantarpetee juga hanya satu desa yakni desa
Banterpetee.
Nama-nama
desa yang muncul pada peta 1880 adalah nama-nama kampong yang menjadi nama
desa. Sedangkan desa sendiri terdiri dari beberapa kampong. Boleh jadi
nama-nama kampong banyak yang menghilang karena sudah tergusur oleh perluasan
kota yang mana kota originnya berada di depan istana Butenzorg (pusat pemerintahan).
Desa Soekasari dan desa Banterpetee masing-masing awalnya hanya terdiri dari
satu kampong. Memang awalnya kedua desa ini hanya terdiri dari masing-masing
satu kampong tetapi dalam perkembangannya boleh jadi muncul nama-nama kampong
baru di dalam desa.
Pada tahun 1905 kota Buitenzorg dibentuk
menjadi kotapraja (gemeente). Luas area gemeente hanya terdiri dari area urban
yang selama ini menjadi pusat kota Buitenzorg yang terdiri dari tiga desa plus
desa babakan: Paledang, Bondongan, Babakan Pasar dan Babakan (bagian dari
Kedoeng Halang, yang kemudian dikenal sebagai babakan Goenoeng Gede, lokasi
perumahan baru orang Eropa/Belanda).
Berdasarkan Peta 1900 ibukota
(hoofdplaats) Buitenzorg terdiri dari tiga desa, yaitu: desa Paledang, desa
Babakan Pasar dan desa Bondongan. Desa-desa ini terdiri dari subdivisi (nama
kampong lama dan nama pemukiman baru). Desa
Paledang terdiri dari kampong dan area: Kebon Djahe, Djambatan Merah,
Mantarena. Kampong Kramat, Gardoe, Tjiwaringin, Gedong Sawah, Pondok Asem dan
Istal Gedong Besar. Desa Babakan Pasar:
Tjingtjauw, Tengah, Rawa sedek, Poelau pasar, Jalan Roda dan Bong. Desa Bandongan: Kaoem Hilir, Empang,
Kaoem Oedik, Kebon Gede, Sindang Rasmi, Kampung Apoe dan Lajong Sari.
Sementara dalam sensus penduduk tahun
1930 nama-nama desa di onderdistrik Buitenzorg (Kota Buitenzorg) adalah sebagai
berikut: Bantardjati, Batoetoelis. Bandoengan, Goedang, Pabaton, Panaragan.
Pledang, Tadjoer. Tegallega dan Tjipakoe.
Dalam
hal ini, pembagian administrasi Hindia Belanda berdasarkan Sensus Penduduk 1930
di (pulau) Jawa terdiri dari tiga wilayah (gewest): West, Midden dan Oost. West
Java terdiri dari beberapa afdeeling. Sementara Afdeeling terdiri dari beberapa
regenschap, lalu regenschap terdiri dari beberapa distrik dan distrik terdiri
dari beberapa onderdistrik. Onderdistrik Buitenzorg, Distrik Buitenzorg, Regenschap
Buitenzorg. Afdeeling Buitenzorg adalah Kota Buitenzorg,
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Dikompilasi
oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.
Hallo Pak, selamat malam. Terimakasih untuk posting yang sangat informatif, namun saya mau betanya seputar sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam postingan ini? Kebetulan sumber ini dapat membantu dalam penyusunan skripsi saya Pak, sekali lagi terimakasih Pak🙏🏻
BalasHapusSebenarnya sumber sudah disebut di dalam tulisan seperti surat kabar tanggal...
HapusPak Matua Harahap, boleh minta no WA? Terima kasih
BalasHapus