Senin, 19 Agustus 2019

Sejarah Tangerang (25): Jakarta Tangerang dan Jakarta Tenggara; Ibu Kota RI Pindah dan Usul Pembentukan Provinsi Bogor Raya


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tangerang dalam blog ini Klik Disini

Baru-baru ini muncul usulan membentuk Provinsi Bogor Raya yang meliputi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok dan sebagian wilayah Kabupaten Bogor. Itu versi dari Bogor.  Lantas bagaimana Tangerang? Lalu muncul versi Bekasi yang menyatakan bahwa Kota Bekasi sebaiknya menjadi Jakarta Tenggara. Lantas bagaimana Tangerang? Ketika yang lain menghitung-hitung, mengapa Tangerang tidak diperhitungkan? Nah, itu dia!

Jakarta Tangerang (Kt Tangerang) vs Jakarta Tenggara (Kt Bekasi)
Menurut versi Bekasi, Kota Bekasi dapat dijadikan sebagai Jakarta Tenggara karena hubungan emosional karena memiliki keterikatan dari doeloe. Juga karena tipologi kota mirip, budaya Betawi, sejarah dan keterikatan Jakarta dengan TPA Bantargebang (di Kota Bekasi). Jika persepsi ini dibalik, maka Jakarta tidak memiliki keterikatan dengan bandara Soekarno-Hatta (di Kota Tangerang). Sementara itu menurut versi Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi dapat ‘dimasukkan’ ke dalam Provinsi Bogor Raya. Mengapa? Sama-sama berinduk pada Provinsi Jawa Barat. Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan tidak diperhitungkan karena berada di Provinsi Banten. Bagaimana reaksi Provinsi Jawa Barat? Sudah barang tentu menolak usulan tersebut. Bagaimana reaksi Provinsi Banten? Sejauh ini nyaman-nyaman saja, karena Tangerang tidak tersinggung (baca: tidak disinggung).  

Kita tidak mempermasalahkan gagasan-gagasan itu? Pertanyaan kita adalah bagaimana asal-usul pembentukan wilayah Tangerang di Residentie Batavia, suatu residentie yang meliputi Batavia, Meester Cornelis, Bekasi, Tangerang dan Buitenzorg). Dalam perkembangannya wilayah-wilayah yang berada di Residentie Batavia mengalamai proses yang terbentuknya Province West Java, terbentuknya Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Djakarta dan pemekaran Provinsi Jawa Barat yang membentuk Provinsi Banten. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Residentie Batavia: Meester Cornelis, Tangerang, Bekasi dan Buitenzorg

Tunggu deskripsi lengkapnya

Province West Java: Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

1 komentar:

  1. Menunggu deskripsi lengkapnya rampung! Tulisan2 yang bagus dan menarik padahal

    BalasHapus