Selasa, 10 November 2020

Sejarah Kalimantan (70): Sejarah Asal Usul Kota Palangkaraya Sungai Kahayan Jantung Borneo; Ibu Kota Nama Baru Bebas Banjir

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Tengah di blog ini Klik Disini 

Sejarah Kota Palangkaraya, ibu kota provinsi Kalimantan Tengah belum lama. Bahkan kota Palangkaraya benar-benar dibangun baru, dari nol (tiada). Hal itu bukan karena Kalimantan Tengah sebagai provinsi termuda pada tahun 1957, tetapi karena ibu kota yang dipilih justru berada di suatu tempat kosong. Hal serupa ini tidak terjadi pada pembentukan provinsi Kalimantan Utara yang menetapkan ibu kota di Tanjungselor (kota yang sudah eksis sejak lama). Kota Palangkaraya tidak ada duanya. Lantas, mengapa begitu?

Selain Palangkaraya sebagai ibu kota (provinsi), ada satu lagi suatu kota yang dibentuk baru sebagai ibu kota. Bukan ibu kota kabupaten atau ibu kota provinsi, akan tetapi ibu kota negara Republik Indonesia. Pada saat ini sudah ditetapkan kandidat lokasi dimana ibu kota Republik Indonesia berada di sebagian wilayah kabupaten Kutai Kartanegara dan sebagian wilayah kabupaten Penajam Paser Utara (provinsi Kalimantan Timur). Uniknya, dua ibu kota baru tersebut hanya terjadi di pulau Kalimantan.

Bagaimana sejarah terbentuknya ibu kota provinsi Kalimantan Tengah di Palangkaraya? Yang jelas mirip pada era Pemerintah Hindia Belanda tempo doeloe. Banyak kota-kota yang ada sekarang di Indonesia dibangun baru sebagai ibu kota. Hanya saja bedanya, nama kota mengikuti nama kampong terdekat dari lokasi baru ibu kota. Ibu kota di Palangkaraya tidak hanya lokasi baru, juga nama baru. Mengapa demikian? Seperti kat ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Palangkaraya: Ibu Kota Baru Nama Baru

Tunggu deskripsi lengkapnya

Awal Sejarah di Palangkaraya

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar