Jumat, 29 Januari 2021

Sejarah Kupang (3): Pertempuran Portugis dan Belanda di Kupang 1613; Pertempuran Belanda dan Portugis di Amboina 1605

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Orang-orang Portugis sudah sejak lama berada di pulau Timor, terutama di kota pelabuhan Coepang, Namun apa yang membuat orang Belanda harus mengusir orang Portugis dari Coepang tahun 1613? Pertanyaan ini dapat dicari jawabnya ketika orang-orang Belanda pada tahun 1605 mengusir orang-orang Portugis di Amboina (pulau Seram). Untuk menguasai kawasan naviagasi pelayaran dan memperkuat pusat perdagangan. Orang-orang Eropa di nusantara saling memangsa.

Bagaimana pertempuran Portugis dan Belanda di Kupang 1613 adalah satu hal. Bagaimana situasi dan kondisi setelah pertempuran bagi penduduk adalah hal lain lagi. Mengapa pertanyaan ini begitu penting? Orang-orang Belanda di satu pihak telah berhasil menguasai kawasan dan pusat perdagangan di Coepang, tetapi di sisi lain mengapa orang-orang Portugis masih tetap beratahan dan tidak ingin beranjak dari Timor dan sekitarnya (hanya bergeser ke bagian timur pulau). Namun ada perbedaan dengan di Amboina yang telah mengusir orang-orang Portugis pada tahun 1605 (dan kemudian bergeser ke Ternate). Dalam perkembangannya orang-orang Belanda yang berada di Ambon mengusir lagi orang-orang Portugis di Ternate. Habis sudah orang-orang Portugis di Maluku. Akan tetapi tidak demikian di Timor dan sekitar, orang-orang Portugis tidak disapu habis oleh orang-orang Belanda. Mengapa? Pertanyaan ini tampaknya menjadi jawaban mengapa penyebaran agama Katolik berkembang luas di Timor dan sekitar dan agama Protestan di berkembang luas di pulau Seram dan sekitar.

Pertempuran antara Portugis dan Belanda terjadi di banyak tempat seperti Malaka, Banten dan Ternate. Namun pertepuran di Amboina dan Coepang memiliki sejarah yang sangat khas terutama dikaitkan dengan sejarah lebih lanjut di Amboina (pulau Seram dan sekitar) dan Coepang (pulau Timor dan sekitar). Bagaimana bisa dampaknya berbeda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk ntuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Portugis vs Belanda: Pertempuran di Amboina 1605 dan di Coepang 1613

Tunggu deskripsi lengkapnya

Timor dan Sekitar: Portugis Katolik dan Belanda Protestan

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar