Kamis, 18 Februari 2021

Sejarah Ternate (4): Sejarah Pulau Tidore, Istana Sultan Tidore di Soasiu Tempo Dulu; Era Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini

Nama Ternate dan Tidore begitu terkenal di masa lampau. Namun sejarahnya baru dikenal dengan baik sejak era Belanda (VOC). Pada fase inilah sejarah (pulau) Tidore tercatat dengan baik. Dalam catatan awal pada masa itu disebutkan kraton Sultan Tidore berada di Siasiu. Yang menjadi pertanyaan, apakah ibu kota (kraton) kesultanan Tidore telah relokasi ke tempat lain di suatu tempat di kota Tidore yang sekarang? Itu satu hal.

Pada masa ini nama Ternate dan Tidore menjadi nama Kota di provinsi Maluku Utara. Di provinsi Maluku sendiri terdiri dari dua kota dan delapan kabupaten. Dua kota adalah Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan. Lina kabupaten berada di pulau Halmahera (Barat, Tengah, Timur, Selatan dan Utara) dan tiga kabupaten di luar pulau Halmaera yakni Kabupaten Sula, Kabupaten Pulau Morotai dan Kabupaten Pulau Taliabu. Nama wilayah kabupaten-kota di Provinsi Maluku Utara ini cukup unik. Sebagian besar wilayah Kota Tidore (yang menggunakan nama pulau Tidore) berada di daratan (pulau Halmahera). Nama Kabupaten Kepulauan Sula hanya terdiri dari dua pulau besar (Pulau Mangoli dan Pulau Sulabes). Nama Kabupaten Pulau Morotai (hany satu pula besar plus pulau-pulau kecil sekitar). Mirip nama Kabupaten Pulau Morotai, nama Kabupaten Pulau Taliabu hanya satu pulau besar dengan pulau-pulau kecil di sekitar. Last but not least: Tidak seperti nama Kota Tidore, nama Kota Ternate, wilayahnya hanya berada di luar pulau Halmahera, tetapi satu pulau yang menjadi bagian wilayah Kota Ternate disela oleh pulau Tidore yakni pulau Moti. Lantas apakah penamaan wilayah kabupaten kota ini menggambarkan sejarahnya sendiri-sendiri? Lalu apakah kehadiran asing (Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris) dapat memperjelas sejarahnya?

Hal lainnya adalah mengapa wilayah Kota Tidore yang sekarang sebagian besar wilayahnya berada di Pulau Halmahera? Boleh jadi hal itu tidak penting-penting amat seperti pernah dikatakan William Shakespeare (1564-1616) ‘Apalah arti sebuah nama’. Namun dalam perspektif sejarah, nama menjadi begitu penting. Lantas bagaimana duduk perkaranya nama Kota Tidore sebagain besar wilayahnya berada di pulau Halmahera? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Tidore: Nama Pulau Nama Kota

Tunggu deskripsi lengkapnya

Mengapa Pulau Moti Tidak Masuk Wilayah Kota Tidore

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar