Kamis, 18 Februari 2021

Sejarah Ternate (5): Nama Pulau Halmahera, Hale-Mahera, Cabo del Moro, Costa del Moro dan Batachini; Malacak Nama Maluku

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini

Nama Maluku sudah diidentifikasi sejak awal kehadiran pelaut-pelaut Portugis di Maluku (Peta 1517). Masih pada peta-peta Portugis nama Gilolo (pulau Halmahera) tidak teridentifikasi tetapi nama yang muncul adalah Cabo del Moro, Costa de Moro dan Batachini. Lalu kemudian diidentifikasi nama Gilolo tetapi kemudian berubah menjadi Halmahera atau Halemahera. Nama yang terakhir inilah yang digunakan hingga ini hari: Pulau Halmahera.

Nama tempat yang pertama diidentifikasi di pulau Halmahera adalah Batachini. Para ahli geografi Belanda mendiskusikan nama Batachini dari peta Portugis sebagai Batachina atau Batoechina. Nama Batucina pada masa ini dikenal di pulau Halmahera. Dalam hal ini nama tempat Batachini berbeda dengan nama pulau. Nama pulau tidak diidentifikasi. Yang diidentifikasi adalah nama tanjung (Cabo del Moro) dan nama pantai pesisir barat pulau (Costa del Moro). Hal ini juga identifikasi pulau Flores yang diidentifikasi sebagai Cabo das Frolles (bergeser menjadi Cabo das Flores). Nama pulau sendiri adalah pulau Mangarai yang kemudian diidentifikasi sebagai Pulau Flores (merujuk nama tanjung Cabo das Flores). Nama Flores digunakan (hingga ini hari.

Lantas bagaimana sejarah proses penamaan Pulau Halmahera? Pertanyaan yang sama juga sama untuk nama (kepulauan) Maluku. Mungkin kedua pertanyaan tersebut tidak penting-penting amat. Namun yang tetap menarik adalah apakah penamaan Pulau Halmahera mirip dengan proses penamaan Pulau Flores? Semua itu diperlukan data. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Pulau Halmahera: Hale-Mahera, Cabo del Moro, Costa del Moro dan Batachini

Nama Halmahera tempo doeloe ditulis dalam berbagai versi: Halemahera, Almahera, Almaheira dan sebagainya. Nama Halemahera yang juga disebut Tanah Gilolo paling tidak dapat dilihat pada laporan pelayaran Jacques L'Hermite 1625 (lihat Jacques L'Hermite. Journael vande Nassausche vloot, ofte Beschryvingh vande voyagie om den gantschen aerdt-kloot, gedaen met elf schepen, 1626). Dalam laporan ini juga disebut Cust van Moro (Portugis: Costa del Moro).

Identifikasi Cust van Moro sudah ada sejak era Portugis dengan nama Costa del Moro. Yang dimaksud Costa del Moro dalam hal ini adalah pantai barat sepanjang pulau Halmahera dari utara ke selatan. Nama pulau Halmahera berdasarkan penduduk asli (Alifoeroe) adalah Gilolo. Nama Halmahera diduga kuat merujuk pada nama India (Hale-mahara) oleh orang-orang Moor yang kemudian oleh orang-orang Portugis menyebut sebagai del Moro (pemukiman orang Moor). Nama Ternate dan nama Tidore juga merujuk pada nama India (era Hidnoe). Ini mengindikasikan bahwa pulau Halmahera sejak zaman kuno telah dikunjungi oleh pedagang-pedagang India yang kemudian disusul oleh pedagang-pedagang Moor yang baru kemudian oleh orang-orang Portugis. Orang-orang Moor adalah pendahulu (predecessor) dari orang-orang Portugis (dalam navigasi pelayaran).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pulau Halmahera dari Masa ke Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar