Minggu, 28 Maret 2021

Sejarah Australia (5): Kota Darwin dan Pulau Merville, di Selatan Pulau Rote; Dari Era Abel Tasman hingga Era Timor Leste

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini 

Kota Darwin pada masa kini dapat dikatakan kota terbesar di pantai utara Australia. Sebagai kota besar, yang memang sudah yang terbesar sejak masa lampau, tentu posisinya menjadi penting dan sejathnya juga penting. Satu pulau besar yang melindungi kota tersebut disebut Pulau Merville. Kota Darwin dan Pulau Merville tempo doeloe awalnya diakses dari Pulau Rote. Lho, koq bisa! Itulah sejarahnya.

Belakangan ini Pemerintah Australia merevitalisasi kebijakannya bahwa Kota Darwin akan diposisikan sebagai bagian dari Asia. Nah, lho! Pemerintah Australia menyadari bahwa selama ini anggapan yang adalah Kota Darwin tidak dekat dengan Asia, padahal berada di Asia. Ini seakan sejarah berulang, sebab tempo doeloe lalu lintas pelayaran begitu dekat antara pendudu atau warga di Darwin dengan di pulau-pulau Timor Groep bahkan kota-kota di Celebes (Sulawesi). Rezim lama Australia memisahkan fakta itu (banyak ruginya)  dan kini Pemerintah Australia seakan ingin mengembalikannya (banyak untungnya). Kota Darwin sendiri di Australia adalah ibu kota negara bagian Teritori Utara dengan penduduk kota hampir 100.000 jiwa.

Lantas bagaimana sejarah asal usul kota Darwin dan nama Pulau Merville? Seperti disebut di atas sejarhnya sudah sejak lama. Pada masa kini dapat dikatakan kota Darwin adalah kota besar di Australia yang begitu dekat secara geografis dengan Indonesia (provinsi NTT). Itulah mengapa sejarah kota Darwin penting untuk diketahui. Lalu bagaimana sejarah kota Darwin sendiri? Sejak era Abel Tasman hingga era Timor Leste. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Darwin: Abel Tasman dan Pulau Rote

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kota Darwin: Australia dan Timor Leste

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar