*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bangka Belitung dalam blog ini Klik Disini
Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945 adalah batas berakhirnya semua bentuk penjajahan di Indonesia. Demikian
juga yang berlaku di Bangka dan Belitung. Ketika Kerajaan Jepang takluk kepada
Sekutu/Amerika Serikat, orang-orang Belanda menginginkan kembali berkuasa di
Indonesia. Perang antara orang Indonesia (Republiken) dan orang Belanda (NICA)
tak terhindarkan. Apa yang terjadi di Bangka dan Belitung?
Setelah kemerdekaan RI dikumandangkan 17 Agustus 1945, rupanya Belanda tak puas dengan hasil kemerdekaan yang diikrarkan dimana-mana. Berdasarkan buku sejarah perjuangan kemerdekaan RI di Bangka Belitung, dengan penulis Husnial Husin Abdullah itu menyebutkan bahwa di Kabupaten Belitung misalnya, tentara Belanda sempat mendarat ke pulau Belitung (Belitung dan Beltim), tanggal 21 Oktober 1945. Melalui kapal perang Belanda HMS Admiral Tromp berlabuh dan mendaratkan lebih kurang dua kompi tentara di Kota Tanjungpandan. Para tentara Belanda itu dibawah pimpinan Kolonel Stam dan wakilnya serdadu NICA dibawah pimpinan Mayor Textor dan Letnan Laut Soesman. Ketika mendarat di Tanjungpandan, pasukan Belanda menduduki tempat tempat penting seperti kantor polisi, kantor kawat, kantor pemerintahaan lainnya serta melakukan penjagaan ketat di tempat yang dipandang perlu. Tiba-tiba, Bendera merah putih yamg terpancang di Depan Hoofdwatcht (rumah jaga polisi) di tengah pasar kota Tanjungpandan (juga Gardu Listrik UPT BEL) mereka turunkan. Dan kemudian mereka gantikan dengan bendera Belanda. Kejadian ini cukup menyinggung perasaan rakyat Belitung. Sayangnya, karena persediaan senjata serta alat logistik lainnya tidak ada sama sekali maka rakyat Belitung bersama tokoh-tokoh pejuang-pejuang Belitung ketika mencari waktu yang tepat untuk melakukan gerakan perlawanan. Atas kejadian tersebut, malam tanggal 21 Oktober 1945, melalui para pengurus PNI mengelar rapat kilat di rumah Jupri Sulaiman, Gang Buntu Kampung Ujung untuk membicarakan bagaimana sikap dan tindaka terhadap pendaratan tentara NICA itu. Alhasil, rapat diputuskan dengan kesimpulan, untuk memberi kabar secepatnya kepada presiden RI tentang pendaratan tentara NICA di Belitung. Selanjutnya, sambil menunggu perintah dari pusat, pemerintah dan rakyat disini harus menjaga keamanan jangan sampai terganggu dan rakyat tidak boleh bertindak secara sendiri-sendiri (https://www.trawangnews.com/)
Lantas bagaimana sejarah situasi dan kondisi pada masa perang kemerdekaan Indonesia di Bangka dan Belitung? Seperti disebut di atas, perlawanan dan perang terjadi di seluruh Indonesia. Dalam hal ini apa yang terjadi di Bangka Belitung? Lalu bagaimana sejarah situasi dan kondisi pada masa perang kemerdekaan Indonesia di Bangka dan Belitung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah
seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan
tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Situasi dan Kondisi Perang Kemerdekaan Indonesia di Bangka dan Belitung; Apa yang Terjadi?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Apa yang Terjadi di Bangka Belitung pada Masa Perang Kemerdekaan Indonesia? Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Bangka-Belitung oleh Husnial Husin Abdullah
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar