*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Cham adalah kelompok etnis di Asia Tenggara. Mereka menghuni daerah antara
Provinsi Kampong Cham di Kamboja Cham membentuk pusat komunitas Muslim di
Kamboja. Suku Cham merupakan keturunan dari Kerajaan Champa (abad ke-7 sampai
15). Mereka berkaitan dengan suku bangsa Austronesia lainnya dan menuturkan
bahasa Cham, suatu bahasa Melayu-Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia
(subkelompok Aceh-Cham).
Bahasa Khmer merupakan sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Austroasiatik yang dituturkan oleh bangsa Khmer. Bahasa ini menjadi bahasa resmi sekaligus bahasa nasional dari Kamboja. Bahasa Khmer digolongkan kedalam rumpun Austroasiatik, yakni sebuah rumpun bahasa yang tersebar dari Semenanjung Malaka hingga India bagian timur, Asia Selatan, Asia tenggara bagian Utara, dan kepulauan Andaman dan Nikobar. Rumpun bahasa Austroasiatik, yang sendirinya juga mencakup Mon, Vietnam, dan Munda, telah dipelajari sejak 1856 dan pertama kali diajukan sebagai rumpun bahasa pada 1907. Meskipun begitu, hubungan antarbahasa dan klasifikasi dalam rumpun ini masih menjadi perdebatan, walaupun telah dilakukan sejumlah penelitian mengenainya. Diffloth menempatkan bahasa Khmer di cabang timur dari rumpun bahasa Mon-Khmer. Akan tetapi menurut hasil penelitian terkini, validitas pengelompokan bahasa Mon-Khmer diperdebatkan. Hal tersebut membuat bahasa Khmer menjadi cabang Austroasiatik tersendiri yang berbeda dengan 12 cabang lainnya pada rumpun Austroasiatik. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Champ di Kamboja? Seperti disebut di atas, pentur bahasa Champ dari orang Champa juga ditemukan di wilaayah Kamboja. Sungai Mekong di wilayah Kamboja sejak Era Portugis dan Era VOC/Belanda. Lalu bagaimana sejarah bahasa Champ di Kamboja? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Bahasa Champ di Kamboja; Sungai Mekong di Wilayah Kamboja Sejak Era Portugis dan Era VOC/Belanda
Tunggu deskripsi lengkapnya
Sungai Mekong di Wilayah Kamboja Sejak Era Portugis dan Era VOC/Belanda: Navigasi Pelayaran Perdagangan Tempo Doeloe
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar