*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa
Kamoro dituturkan di kampong Atuka, distrik Mimika Tengah, kabupaten Mimika,
provinsi Papua Tengah. Bahasa Kamoro berbeda dengan bahasa Wabo dan bahasa
Sempan. Bahasa Kamora masuk rumpun bahasa Asmat yang dipercaya, rumpun bahasa ini
adalah hasil dari persebaran orang Asmat di sepanjang pantai selatan pulau
Papua, karena mereka memiliki kemiripan satu sama lain, dan mereka hanya
memiliki sedikit perbedaan dalam kata ganti.
Bahasa Kamoro adalah bahasa yang termasuk kedalam rumpun bahasa Papua dari cabang Asmat–Kamoro yang dituturkan di pesisir selatan Kabupaten Mimika oleh sekitar 8,000 orang. Bahasa Kamoro memiliki keragaman dialek, dan Kamoro mungkin tidak dapat dianggap sebagai satu bahasa. Dialek-dialeknya adalah sebagai berikut. Yamur (barat jauh di sekitar Danau Yamur dan Teluk Etna); Barat (Japakopare, Keakwa, dan Sungai Umari, 450 penutur pada tahun 1953); Tarja (Sungai Opa, 500 penutur pada tahun 1953); Tengah (Sungai Wakia ke hulu Sungai Mimika, 4.300 penutur pada tahun 1953); Kamora (Sungai Kamora, 400 penutur pada tahun 1953); Wania (Sungai Wania, 1.300 penutur pada tahun 1953); Mukumuga (Sungai Mukumuga, 800 penutur pada tahun 1953) (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Kamoro di Mimika? Seperti disebut di atas bahasa Kamoro dituturkan di kampong Atuka di Mimika. Kampong Kamoera dan kampong Atoeka di hilir sungai Kamoera. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kamoro di Mimika? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Bahasa Kamoro di Mimika; Kampong Kamoera dan Kampong Atoeka di Hilir Sungai Kamoera
Tunggu deskripsi lengkapnya
Kampong Kamoera dan Kampong Atoeka di Hilir Sungai Kamoera: Sungai Mimika dan Sungai Wania
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar
rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog
hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang
tidur. Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar