Rabu, 31 Januari 2024

Sejarah Bahasa (270):Bahasa Sungai Bahasa Gunung di Pulau Papua, Asam di Gunung Garam diLaut;Jejak Awal Persebaran Bahasa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa sungai adalah bahasa yang berkembang di daerah aliran sungai, suatu wilayah bahasa yang berbeda dengan wilayah bahasa di pesisir (laut) dan wilayah bahasa di daratan. Oleh karena itu perngertian pedalaman menjadi bersifat relative. Wilayah geografi pedalaman belum tentu secara bahasa sebagai wilayah bahasa pedalaman. Sebab bahasa yang berkembang di daerah aliran sungai yang secara geografis di pedalaman bisa memiliki bahasa yang sama dengan di wilayah pesisir.


Sungai adalah aliran air di permukaan besar dan berbentuk memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan tempat mengalirnya air secara gravitasi menuju ke tempat yang lebih rendah. Sungai bermula dari gunung atau dataran tinggi menuju ke danau atau lautan. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kebanyakan sungai berawal dari anak sungai berarus deras yang mengalir melintasi tanah lapang atau hutan bertebing terjal. Beberapa sungai kecil bergabung dan membentuk sungai lebih besar. Akhirnya aliran sungai berujung juga. Tepiannya melebar menjadi pantai dan aliran pasang surut air asin mulai mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan Bentangan terakhir dari sungai ini disebut muara. Di sinilah aliran sungai melambat dan partikel lumpur yang masih bercampur aduk mengendap ke dasar dan tepi sungai. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa sungai dan bahasa gunung di pulau Papua, asam di gunung garam di laut? Seperti disebut di atas bahasa sungai adalah wilayah bahasa yang berkembang di daerah aliran sungai (meskipun itu secara geografis jauh di pedalaman). Jejak awal persebaran bahasa. Lalu bagaimana sejarah bahasa sungai dan bahasa gunung di pulau Papua, asam di gunung garam di laut? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Sungai dan Bahasa Gunung di Pulau Papua, Asam di Gunung Garam di Laut; Jejak Awal Persebaran Bahasa 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Jejak Awal Persebaran Bahasa: Bahasa di Pesisir, di Daerah Aliran Sungai dan di Daratan

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar