*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa
Mpur dituturkan di kampong Kebar, distrik Kebar, kabupatren Tambraw, provinsi
Papua Barat. Bahasa Mpur berbatasan dengan bahasa Meyah di sebelah timur dan
bahasa Abun di sebelah barat serta bahasa Maibrat di sebelah selatan. Bahasa
Mpur berbeda dengan bahasa Meyah, bahasa Abun dan bahasa Maibrat.
Mpur atau Amberbaken (juga dikenal dengan nama Kebar, Ekware, dan Dekwambre), adalah salah satu bahasa di Papua Barat. Bahasa ini tidak berkerabat dekat dengan bahasa apa pun. Meski Ross (2005) mengelompokkannya ke dalam rumpun bahasa Papua Barat berdasarkan kesamaan kata gantinya. Ethnologue dan Glottolog mengelompokkannya sebagai bahasa isolat. Kebar adalah sebuah distrik di kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya jumlah penduduk sebanyak 1.228 jiwa, Kebar terdiri dari kampong Anarum, Apoki, Injai, Jafai, Jambuani, Manaria, Matatun, Wabanek, Wasanggon. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Mpur bahasa Isolat di pedalaman kabupaten Tambrau? Seperti disebut di atas bahasa Mpur adalah bahasa isolate. Pantai utara Semenanjung Kepala Burung. Lalu bagaimana sejarah bahasa Mpur bahasa Isolat di pedalaman kabupaten Tambrau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Bahasa Mpur Bahasa Isolat Pedalaman Kabupaten Tambrau; Pantai Utara Semenanjung Kepala Burung
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pantai Utara Semenanjung Kepala Burung: Bahasa-Bahasa Isolat
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar