*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Sejarah
zaman kuno, data minim data sejarah yang masih abu-abu. Namun zaman now masa
kini adalah kelanjutan zaman kuno. Oleh karena itu zaman kuno eksis di
jamannya. Masih banyak pekerjaan penyelidikan zaman kuno yang belum tuntas dan
belum jelas terang benderang. Dalam berbagai bidang, metodologi terus
dikembangkan untuk menganalisis gambaran keseluruhan sejarah zaman kuno. Minimnya
data, salah satu pendekatan analisis yang digunakan dalam sejarah zaman kuno
adalah toponimi. Dalam hal ini artikel fokus tentang nama kuno Barus di zaman
kuno.
Kompas.com. Enam Fakta
Barus, Salah Satu Kota Tertua di Indonesia, Titik Nol Penyebaran Islam di
Nusantara. Berikut beberapa fakta menarik tentang Kota Barus yang menjadi awal
mula penyebaran Islam di Indonesia: 1. Bagian dari Tapanuli Tengah Kota Barus
berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Barus merupakan kecamatan
di kabupaten tersebut; 2. Kota Tertua di Indonesia. Kesimpulan tersebut didapat
dari catatan literatur kuno dari Arab, India, Tamil, Yunani, Syria, Armenia,
hingga Tiongkok. Dalam catatan-catatan itu, nama Barus sebagai kota di wilayah
nusantara disebutkan. Bahkan Barus juga tercatat dalam peta kuno yang dibuat
oleh Claudius Ptolomeus, seorang Gubernur Yunani di Alexandria Mesir. Dalam
peta yang dibuat pada abad ke-2 masehi itu disebutkan adanya sebuah bandar
niaga bernama Barousai. Nama Barousai diduga merujuk pada Barus, yang dalam
peta itu disebut berada di pesisir barat Sumatera. Masih dalam peta itu, Barus
dikenal dengan wewangian dari kapur barus yang dilah dari kayu kamfer. 3. Titik
Nol Peradaban Islam di Nusantara. Asumsi tersebut tidak lepas dari posisi Barus
sebagai kota pelabuhan yang ramai dikunjungi pedagang mancanegara pada zaman
dahulu. Diketahui, saluran utama penyebaran Islam di Nusantara adalah melalui
perdagangan. Para pedagang muslim dari Timur Tengah, India, hingga Persia banyak
yang singgah ke Nusantara. Mereka yang singgah itu juga tidak sedikit yang
melakukan misi dakwah dan menjalin pernikahan dengan warga lokal. Posisi Barus
sebagai titik nol persebaran Islam diperkuat dengan komoditas utama kota ini
yaitu kapur barus dan kemenyan. Kedua komoditas itu membuat Barus menjadi salah
satu tujuan perdagangan para pedagang asing. 4. Makam Mahligai Kompleks. Salah
satu nisan berangka tahun 48 Hijriyah atau 661 Masehi. Kompleks Makam Mahligai
ini berada di Desa Aek Dakka, Kecamatan Barus. 5. Kota Multietnis Meski. Di
Kota Barus terdapat banyak etnis, mulai dari Batak Toba, Angkola, Mandailing,
Melayu, hingga Minangkabau. 6. Wisata di Barus.
Lantas
bagaimana sejarah nama kuno Nusantara di Barus? Seperti disebut di atas, nama
Barus adalah salah satu nama zaman kuno yang masih eksis hingga ini hari. Namun
sejarahnya di zaman kuno masih memerlukan analisis sejarah yang dalam hal ini
dianalisis dengan pendekatan toponimi. Lalu bagaimana sejarah nama Barus di
Nusantara zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada
permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..