*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Sejarah zaman kuno, data minim data sejarah yang masih abu-abu. Namun zaman now masa kini adalah kelanjutan zaman kuno. Oleh karena itu zaman kuno eksis di jamannya. Masih banyak pekerjaan penyelidikan zaman kuno yang belum tuntas dan belum jelas terang benderang. Dalam berbagai bidang, metodologi terus dikembangkan untuk menganalisis gambaran keseluruhan sejarah zaman kuno. Minimnya data, salah satu pendekatan analisis yang digunakan dalam sejarah zaman kuno adalah toponimi. Dalam hal ini artikel fokus tentang nama kuno Barus di zaman kuno.
Lantas bagaimana sejarah nama kuno Nusantara di Barus? Seperti disebut di atas, nama Barus adalah salah satu nama zaman kuno yang masih eksis hingga ini hari. Namun sejarahnya di zaman kuno masih memerlukan analisis sejarah yang dalam hal ini dianalisis dengan pendekatan toponimi. Lalu bagaimana sejarah nama Barus di Nusantara zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Nama Kuno Nusantara di Barus: Pantai Barat Sumatra di Tapanuli
Tunggu deskripsi lengkapnya
Nama Barus: Kapur, Kafura, Kamper, Champer, Kampar, Champa, Zaba, Jawa
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar