*Untuk melihat semua artikel Sejarah Yogyakarta dalam blog ini Klik Disini
Keluarga Loebis terdapat dimana-mana. Tokoh-tokohnya tidak hanya terkenal dan pintar juga berani. Tokoh Loebis di Djokjakarta tidak hanya Kolonel Zoelkifli Loebis dan Kapten Karim Loebis ada juga yang bernama Parlindoengan. Ketika Goesti Raden Mas Dorodjatoen diterima di fakultas hukum di Universitei Leiden tahun 1934, Parlindoengan Loebis yang menyambutnya. Goesti Raden Mas Dorodjatoen lebih dikenal sebagai pangeran mahkota dari Djokjakarta sedangkan Parlindoengan Loebis mahasiswa di fakultas kedokteran Universiteit Leiden adalah Ketua Perhimpoenan Indonesia (PI) di Belanda.
Keluarga Loebis terdapat dimana-mana. Tokoh-tokohnya tidak hanya terkenal dan pintar juga berani. Tokoh Loebis di Djokjakarta tidak hanya Kolonel Zoelkifli Loebis dan Kapten Karim Loebis ada juga yang bernama Parlindoengan. Ketika Goesti Raden Mas Dorodjatoen diterima di fakultas hukum di Universitei Leiden tahun 1934, Parlindoengan Loebis yang menyambutnya. Goesti Raden Mas Dorodjatoen lebih dikenal sebagai pangeran mahkota dari Djokjakarta sedangkan Parlindoengan Loebis mahasiswa di fakultas kedokteran Universiteit Leiden adalah Ketua Perhimpoenan Indonesia (PI) di Belanda.
Goesti Raden Mas Dorodjatoen, kelak
pada tahun 1940 lebih dikenal sebagai Soeltan Hamengkoeboewono IX (menggantikan
sang ayah). Parlindoengan Loebis
lulus dan mendapat gelar dokter tahun 1940 (lihat De Standard, 26-10-1940). Dr Parlindoengan
Loebis tidak segera pulang ke tanah air dan membuka dokter praktek di Amsterdam.
Ketika terjadi invasi Jerman ke Belanda, Dr Parlindoengan Loebis ditangkap
militer Jerman dan dimasukkan ke Kamp Konsentrasi NAZI (satu-satunya orang
Indonesia yang pernah di kamp NAZI). Apa pasal, ketika PI dipimpin
Parlindoengan Loebis adalah anti fasis. Sehubungan dengan pembebasan Belanda, Dr
Parlindoengan Loebis juga dibebaskan. Namun sebaliknya Indonesia masih dikuasai
Jepang. Dr Parlindoengan Loebis di Belanda memimpin orang-orang Indonesia
melawan Jepang (fasis). Dr Parlindoengan Loebis didukung habis pemimpin Perhimpoenan
Indonesia FKN Harahap (anak Depok, kelahiran Depok yang pernah mengalahkan
juara catur Belanda). Setelah Indonesia merdeka (17 Agustus 1945) pulang ke
tanah air, tidak ke kampong halamannya di Batangtoroe, Padang Sidempoen) tetapi
langsung ke ibu kota RI yang baru di Djokjakarta (menjadi kepala dinas
kesehatan kota). Dua sahabat lama kembali bersua: Goesti Raden Mas
Dorodjatoen dan Parlindoengan Loebis.
Bagaimana kisah Dr Parlindoengan Loebis? Tentu
saja sudah ditulis. Bagaimana pertemuan kembali Parlindoengan Loebis dengan Goesti
Raden Mas Dorodjatoen di Djokjakarta belum pernah ditulis. Yang jelas keduanya sama-sama
tidak punya hutang ke Jepang dan juga Republiken sejati. Tempat tinggal Dr Parlindoengan
Loebis tidak jauh dari kraton Djokjakarta. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber sejaman
tempo doeloe.